Dilantik Jadi Menteri Pertahanan, Prabowo Bakal Fokus pada 4 Hal Ini

Prabowo ingin menjadikan Indonesia sebagai negara kuat

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Gerindra sekaligus mantan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, resmi didapuk sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan nama-nama menterinya di Istana Kepresidenan hari ini, Rabu (23/10).

Sebelumnya, Prabowo mengaku sudah membahas tentang fokus kerjanya ke depan dengan Jokowi.

“Saya diminta beliau (Jokowi) di bidang pertahanan. Tadi beliau memberi beberapa pengarahan. Saya akan bekerja serius untuk mencapai sasaran-sasaran yang dibutuhkan,” kata Prabowo Kompleks Istana Negara, Senin (21/10) kemarin.

Memegang kepemimpinan di Kementerian Pertahanan, Prabowo akan mengelola anggaran belanja dengan nilai besar. Dari total anggaran belanja pemerintah, Kementerian Pertahanan menjadi kementerian yang mendapat anggaran belanja paling besar, yaitu sebesar Rp127,4 triliun pada 2020.

Angka tersebut meningkat signifikan dibandingkan dengan outlook 2019 yang sebesar Rp109,6 triliun dan realisasi 2018 yang sebesar Rp106,7 triliun. Salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan signifikan anggaran tersebut adalah penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 240 daerah tahun depan.

Lantas apa saja fokus kerja kementerian yang akan dipimpin oleh Prabowo tersebut? 

1. Memperkuat alutsista TNI

Dilantik Jadi Menteri Pertahanan, Prabowo Bakal Fokus pada 4 Hal IniANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Dalam debat capres keempat antara Jokowi dengan Prabowo bertemakan pertahanan, keamanan, dan hubungan internasional, mantan Danjen Kopassus itu menekankan betapa pentingnya alutsista sebagai instrumen pertahanan dan keamanan negara.

Namun, ia mengkritisi kebocoran uang negara sehingga anggaran belanja untuk pengadaan alutsista kian terkikis. Akibatnya, kekuatan pertahanan negara turut melemah.

“Pertahanan dan keamanan sangat penting bagi suatu negara. Saya menilai pertahanan Indonesia terlalu lemah, jauh dari yang diharapkan. Kenapa? Karena kita gak punya uang. Kekayaan dan harta kita tidak tinggal di Indonesia,” kata Prabowo saat debat yang berlangsung pada 30 Maret 2019.

Baca Juga: Prabowo Jadi Menhan, Luhut: Saya Kira Itu Sudah Tepat

2. Meningkatkan anggaran pertahanan negara

Dilantik Jadi Menteri Pertahanan, Prabowo Bakal Fokus pada 4 Hal IniIDN Times/Axel Jo Harianja

Sebagai purnawirawan TNI, Prabowo mengerti betul sejauh mana kualitas dan kuantitas alutsista milik negara. Salah satu yang ia kritik adalah minimnya anggaran negara di bidang pertahanan. Padahal, pada 2019, kementerian pertahanan merupakan kementerian yang mengelola APBN paling besar.

“Kita negara seluas Eropa, berapa kapal selam kita? berapa peluru? Kalau ada armada asing masuk ke laut kita, apa yang bisa kita perbuat? Kita berada dalam pertahanan yang sangat lemah. Anggaran pertahanan kita Rp107 triliun, itu 5 persen dari APBN kita, 0,8 persen dari total GDP kita. Padahal, Singapura anggarannya 30 persen dari ABPN, 3 persen dari GDP,” beber dia.

3. Menghilangkan budaya ABS di kalangan TNI

Dilantik Jadi Menteri Pertahanan, Prabowo Bakal Fokus pada 4 Hal IniIlustrasi TNI (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Prabowo menyindir Jokowi karena mendapat bisikan yang tidak benar dari penasihat pertahanan dan keamanannya. Mantan Wali Kota Solo itu dianggap tidak meninjau langsung pekerjaan yang dilakukan oleh aparat pertahanannya.

Alhasil, Jokowi hanya mendapat laporan yang baik-baik saja padahal pekerjaan di lapangan sangat mungkin terbengkalai. “Budaya ABS (asal bapak senang) banyak, Pak. Kalau ketemu Panglima, siap! Aman! Terkendali Pak! Radar cukup pak! Tidak benar pak (kepada Jokowi). Itu budaya Indonesia, ABS,” tegasnya.

4. Membantu diplomasi Indonesia di kancah internasional

Dilantik Jadi Menteri Pertahanan, Prabowo Bakal Fokus pada 4 Hal IniEdhy Prabowo (kanan) ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Terakhir, Prabowo memiliki keyakinan bahwa negara yang kuat adalah negara yang ditopang oleh pertahanan yang berkualitas. Di kancah internasional, diplomat Indonesia tidak akan bisa mengupayakan kepentingan nasionalnya bila negara ini tidak memiliki daya tawar, salah satunya di bidang pertahanan.

“Diplomasi adalah untuk memajukan kepentingan nasional sebuah negara. Diplomasi hanya bisa dibantu dan di-back-up oleh kekuatan. Kalau negara kita gak kuat, dia (negara lain) senyum sama kita,” sambungnya.

Di tengah perdebatan, Prabowo mengutip kalimat Thucydides mengenai pentingnya pertahanan suatu negara. Jika Indonesia menjadi negara lemah, maka Indonesia tidak memiliki pilihan selain tunduk kepada negara yang lebih kuat.

“The strong will do what they can and the week suffer what they must,” demikian kata Prabowo mengutip sang filsuf asal Yunani itu.

Baca Juga: Prabowo Subianto Didampingi Putranya Saat Dilantik Jadi Menteri Jokowi

Topik:

  • Rochmanudin
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya