Dubes RI Memperingatkan FPI Jangan Politisasi Makkah, Singgung Saudi

Salah diksi bisa berpotensi memicu kemarahan Arab Saudi

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, memperingatkan Front Pembela Islam (FPI) supaya tidak mempolitisir kota suci Makkah demi kepentingan pihak-pihak tertentu.
 
Tanggapan itu disampaikan setelah FPI mengklaim bahwa otoritas Saudi telah mencabut pencekalan pemimpin FPI Rizieq Shihab pada Selasa, 13 Oktober 2020, bertepatan dengan aksi FPI tolak RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law.
 
FPI juga merilis dokumen tiga lembar dalam bahasa Inggris, Arab, dan Indonesia, sebagai penegasan bahwa pencabutan pencekalan Rizieq bukan isapan jempol belaka. Berikut tanggapan Agus setelah melakukan bedah digital terhadap dokumen tersebut.  

Baca Juga: FPI Klaim Cekal Rizieq Shihab Sudah Dicabut Saudi, Akan Pulang ke RI

1. Dokumen yang disebarkan bukan informasi baru, FPI membuatnya buru-buru sehingga tanda baca dalam versi Arab hampir semuanya salah tempat

Dubes RI Memperingatkan FPI Jangan Politisasi Makkah, Singgung SaudiTangkapan layar dokumen pengumuman pembebasan Rizieq Shihab dari pencekalan (Twitter/@HrsCenter)

Hasil pemeriksaan Agus, dokumen tiga bahasa itu sudah dibuat sejak 13 Oktober 2020 pukul 01.55 WIB. Kemudian, isi dokumen itu dibacakan 13 jam kemudian, di hadapan peserta demo di kawasan patung kuda, dengan penekanan kalimat “baru saja”.
 
“Padahal sudah 13 jam lebih dokumen tersebut dibuat,” kata Agus melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (14/10/2020).
 
Dia menambahkan, “dokumen tersebut dibuat secara terburu-buru sehingga tanda baca (titik) dalam versi Arabnya hampir semuanya salah tempat.”

2. Agus ingatkan FPI tidak mempolitisir kota suci Makkah karena bisa menyinggung kerajaan Saudi

Dubes RI Memperingatkan FPI Jangan Politisasi Makkah, Singgung SaudiIlustrasi Makkah (ANTARA FOTO/REUTERS/Yasser Bakhsh)

Kemudian, Agus turut menyayangkan pemakain diksi “i’lan min Makkah al-Mukarramah” (pengumuman dari kota suci Makkah), yang menurutnya bisa menyinggung Kerajaan Arab Saudi karena berpotensi menodai kesucian kota Makkah.
 
“Dokumen tiga halaman dengan ekstensi PDF tersebut adalah merupakan “politisasi Kota Makkah” Tasyis Makkah Al-Mukarramah. Makkah bukan tempat untuk meneriakkan “Revolusi” untuk menentang pemerintahan yang resmi dan konstitusional, atau dalam Bahasa Saudi “Al-Hukumah al-Syar’iyyah” Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelas Agus.

3. Pernyataan yang serampangan bisa mempersulit posisi Rizieq di Saudi

Dubes RI Memperingatkan FPI Jangan Politisasi Makkah, Singgung SaudiBendera Bergambar Rizieq Shihab saat Aksi Bela Muslim Uighur (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Pada kesempatan yang sama, Agus juga memperingatkan supaya FPI lebih berhati-hati dalam memilih diksi kata. Sebab, kesalahan seperti itu justru bisa mempersulit hidup Rizieq yang telah bermukim di Arab Saudi sejak 2017.
 
“Kata “i’lan” itu biasa diterjemahkan dengan “deklarasi”. Jadi dokumen tersebut bisa dibaca deklarasi revolusi dari Makkah. Coba lihat dalam kamus-kamus istilah diplomatik,” tutup dia. 

Baca Juga: Dubes RI: Nama Rizieq Shihab Masih Red Blink, Belum Bisa Keluar Saudi

Topik:

  • Sunariyah
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya