Epidemiolog: Vaksin cuma Pelengkap Prokes, Jangan Terlalu Didewakan

Tren kenaikan infeksi diprediksi terjadi hingga Agustus

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Universitas Hasanuddin, Ridwan Amiruddin, mengingatkan pemerintah untuk tidak terlalu mengandalkan vaksin COVID-19 sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri pandemik. Tanpa penerapan protokol kesehatan, maka kampanye vaksinasi bisa sia-sia.

“Tidak bisa mendewakan vaksin, karena vaksin itu komplementer dalam pengendalian COVID-19. Vaksin hanya sebagai pelengkap dari protokol kesehatan,” ujar Ridwan yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Kesehatan dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi), dalam Polemik Trijaya Network yang ditayangkan melalui akun YouTube MNC Trijaya, Sabtu (24/7/2021).

Baca Juga: [UPDATE] COVID Renggut 4,1 Juta Nyawa di Dunia, Penambahan RI Terparah

1. PPKM darurat tanpa protokol kesehatan akan sia-sia

Epidemiolog: Vaksin cuma Pelengkap Prokes, Jangan Terlalu DidewakanInfografis PPKM Darurat Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021. (IDN Times/Aditya Pratama)

Terkait efektivitas PPKM darurat yang akan berlaku hingga 26 Juli 2021, Ridwan mengatakan bila hasil dari pembatasan tersebut akan terlihat 10 hari ke depan. Jika tren infeksi dan kematian menurun, maka bisa dikatakan pemerintah dan masyarakat berhasil menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

“PPKM itu bukan magic bullet yang menyelesaikan persoalan. Hasilnya akan terlihat 10 hari ke depan, tapi PPKM tidak akan berhasil tanpa patuh terhadap protokol kesehatan,” tegas Ridwan.

2. Tren infeksi dan kematian diprediksi terus meningkat hingga pertengahan Agustus

Epidemiolog: Vaksin cuma Pelengkap Prokes, Jangan Terlalu DidewakanIlustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Ridwan juga mewanti-wanti agar pemerintah membatalkan rencana relaksasi atau pelonggaran terhadap PPKM darurat. Sebab, berdasarkan analisis Ridwan, lonjakan infeksi dan kematian akan terus terjadi hingga pertengahan Agustus nanti.

“Kalau dari sisi kurva epidemik, kita ini masuk zona yang sangat ekstrem. Prediksinya akan berlangsung hingga pertengahan Agustus, mungkin 3-4 pekan ke depan kasus akan mengalami pergerakan meningkat, kan otomatis kematiannya meningkat, kapasitas rumah sakit juga jadi tantangan,” tambah dia.

Baca Juga: Said Aqil: Ada Kiai Tak Percaya COVID-19 dan Sebut Vaksin Pembantaian

3. KSP berharap program pemerintah didukung masyarakat

Epidemiolog: Vaksin cuma Pelengkap Prokes, Jangan Terlalu DidewakanTenaga Ahli Kedeputian IV Ali Mochtar Ngabalin. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

Ali Ngabalin selaku Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) yang hadir pada diskusi virtual mewakili pemerintah, meminta masyarakat mendukung program pemerintah, baik bentuknya PPKM darurat ataupun PPKM berdasarkan level. Ketika membicarakan penanganan pandemik COVID-19, kata Ngabalin, semua pihak harus terlibat.

“Pandemik ini urusan negara. Kalau urusan negara, ini jadi urusan masyarakat dan semua komponen bangsa, bukan saja pemerintah. Semua program tidak maksimal kalau tidak didukung masyarakat,” papar Ngabalin.

Baca Juga: Cegah Kerumunan, Polri Siap Amankan Massa 'Jokowi End Game' Tolak PPKM

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya