GNPF: Cawapres Ulama Hadir Agar Jokowi Tak Lawan Kotak Kosong

Salim Segaf-Somad dinilai tawadhu dan amanah, menurut kamu?

Surabaya, IDN Times- Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Zaitun Rasmin, membeberkan sejumlah alasan mengapa nama Abdul Somad dan Salim Segaf Al Jufri direkomendasikan menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. 

Ternyata ini alasan GNPF pilih kedua sosok ulama tersebut.

1. Mencegah Pilpres 2019 melawan kotak kosong

GNPF: Cawapres Ulama Hadir Agar Jokowi Tak Lawan Kotak KosongANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Alasan pertama, sebagaimana disampaikan oleh Zaitun, ia tidak ingin Pilpres 2019 petahana Joko 'Jokowi' Widodo melawan kotak kosong. 

"Ada kekhawatiran dari peserta Ijtima kalau koalisi tidak bisa menemukan calonnya, nanti bakal menyatu jadi satu calon sehingga incumbent melawan kotak kosong. Itu gak bagus, kasihan bangsa ini," tuturnya pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One, Selasa (7/8). 

2. Ikhtiar ulama membangun bangsa

GNPF: Cawapres Ulama Hadir Agar Jokowi Tak Lawan Kotak KosongANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Kemudian, rekomendasi yang dikeluarkan oleh GNPF Ulama diharapkan mampu menjadi cara segenap ulama untuk membangun Tanah Air. 

"Setelah sekian lama menunda (pengumuman cawapres), para ulama berijtihad berharap bisa membantu dengan menawarkan calon yang bisa sejalan antara aspirasi umat dengan partai politik. Tentu ini adalah ikhtiar," tambahnya. 

Baca Juga: Korban Meninggal Akibat Gempa Lombok Jadi 109 Orang

3. Abdul Somad dan Salim Segaf dianggap sebagai figur yang tawadhu

GNPF: Cawapres Ulama Hadir Agar Jokowi Tak Lawan Kotak KosongInstagram/@ustadzabdulsomad

Berdasarkan elektabilitasnya, publik tentu sudah mengenal sepak terjang Abdul Somad sebagai pendakwah yang telah melanglang buana. Dia juga dikenal sebagai figur yang kritis terhadap kinerja pemerintah. 

Selain itu, Salim Segaf adalah ulama sekaligus politikus senior. Alumni Madinah itu sempat menjabat sebagai menteri hingga duta besar. 

"Kalau di hadis dikatakan ulama tidak boleh mengajukan diri sebagai pemimpin dan itu melanggar ajaran Islam, tentu itu ada pengecualian. Kalau memang tidak ada lagi yang lebih baik, mereka harus maju. Sama ketika Nabi Yusuf mengajukan diri sebagai menteri keuangan. Nah, apa yang direkomendasikan (Abdul Somad dan Salim Segaf) Insyaallah tawadhu," ucap Zaitun. 

Bagaimana pendapat kamu?

Baca Juga: Koalisi Jokowi Siapkan 225 Jubir, Ini Alasannya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya