Guru Besar UIN Padang yang Meninggal di Persidangan Dikenal Jujur

Almarhum sepertinya merasa bersalah meski tak bersalah

Surabaya, IDN Times - Kabar meninggalnya Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Profesor Sirajuddin Zar, tengah menjadi sorotan publik. 

Pakar Kosmologi Islam itu tutup usia saat menjalani persidangan sebagai saksi, terkait kasus pengadaan tanah Kampus III Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padang, Sumetera Barat, Kamis (30/8). Ia dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 15.21 WIB.  

Sebagai seorang dosen, almarhum tentu memiliki banyak murid. Salah satunya adalah Abdul Mujib, yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut Mujib, almarhum adalah orang yang sangat baik dan jujur.  

"Saya dulu sangat dekat dengan Beliau, karena dari satu angkatan saya, nilainya yang paling tinggi. Beliau orangnya enak, santai. Almarhum orangnya baik dan jujur," kata Mujib saat dihubungi IDN Times, Jumat (31/8).

1. Almarhum Sirajuddin adalah orang yang sangat sensitif

Guru Besar UIN Padang yang Meninggal di Persidangan Dikenal JujurDokumen/Pribadi

Mujib, yang merupakan pakar psikologi Islam, meyakini bahwa almarhum menanggung rasa bersalah selama menjalani proses persidangan. Pria kelahiran Gresik itu mengungkapkan, rasa bersalah itu datang dari karakter almarhum yang lugu dan jujur.  

"Secara psikologis, sekalipun dia gak terlibat korupsi, tapi dia sebagai kuasa pengguna anggaran (KPA) atau rektor, dia merasa bertanggung jawab. Beliau itu tingkat sensitivitasnya tinggi. Sehingga, kalau pun itu kesalahan anak buahnya, karena Prof Salmadanis sebagai wakil rektor sudah ditetapkan sebagai tersangka, dia akan merasa berdosa (guilty feeling)," papar Mujib.  

 

Baca Juga: 10 Kenangan Faldy Albar, Putra ke-3 Ahmad Albar yang Meninggal Dunia

2. Depresi bisa memicu melemahnya ketahanan tubuh

Guru Besar UIN Padang yang Meninggal di Persidangan Dikenal JujurDokumen/Pribadi

Berdasarkan penuturan Mujib, ia sempat bertemu Sirajuddin sekitar tiga bulan lalu. Tidak terlihat, secara fisik almarhum memiliki penyakit kronis. 

Kendati, rasa bersalah dan tingkat sensitivitas yang tinggi 'menghantui' almarhum selama dua tahun terakhir. Bisa jadi rasa bersalah itu yang menyebabkan almarhum mengalami serangan jantung kronis.   

"Beliau itu ahli filsafat Islam dan etika, itu semakin menambah rasa bersalahnya. Nah, ada yang dinamaka psikosomatrik, yaitu gangguan fisik yang diakibatkan gangguan psikologis, ya itu rasa bersalah. Kondisi itulah yang bisa memicu penyakit jantung kronisnya itu," kata dia.  

"Justru karena Beliau orangnya jujur, lugu, dan sensitif, makanya jadi kepikiran. Orang kayak Beliau kalau diwawancarai pasti grogi," lanjut Mujib.

3. Sirajuddin figur dosen yang sangat dekat dengan mahasiswanya

Guru Besar UIN Padang yang Meninggal di Persidangan Dikenal JujurIstimewa

Mujib seakan mengingat masa dimana dirinya masih diampu almarhum. Menurutnya, almarhum adalah satu-satunya dosen yang sangat dekat dengan mahasiswa.  

"Wah dia itu dari semua dosen yang saya kenal, yang paling akrab dengan mahasiswa ya Beliau itu. Dialog sama dia seperti biasa saja, orangnya enak," tutur dia.  

Diketahui, Sirajuddin dipanggil Pengadilan Tipikor Padang dalam kapasitasnya sebagai saksi. Ia bersama enam saksi lainnya yang dihadirkan JPU, diharapkan mampu membongkar kasus korupsi pengadaan tanah.   

"Saksi yang merupakan mantan Rektor IAIN sebelum berhanti menjadi UIN tersebut, ikut diperiksa karena saat kasus terjadi posisinya sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)," kata Febru selaku Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat. 

Baca Juga: Detik-Detik Guru Besar UIN Padang Meninggal di Persidangan 

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya