Ini 5 Cara Dunia Mengenal Indonesia

Memperkenalkan Indonesia lewat jalan diplomasi

Jakarta, IDN Times - Diplomasi Publik (Diplik) mulai berkembang pesat sejak 1960. Berkembangnya Diplik berangkat dari pemikiran bahwa diplomasi bukan hanya urusan pemerintah semata. Terkhusus memasuki era teknologi digital, seluruh elemen bisa terlibat dalam proses diplomasi, seperti media, lembaga swadaya masyarakat (LSM), individu, bahkan mahasiswa.

Tidak hanya menyasar publik dalam negeri. Direktorat ini turut merangkul publik luar negeri untuk memperkenalkan Indonesia. “Tujuannya adalah untuk to win the heart and mind,” kata Azis Nurwahyudi selaku Direktur Diplomasi Publik kepada IDN Times, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta Pusat, Kamis (7/6).

Pola kerjanya harus bertahap. Untuk memenangkan hati dan pikiran seseorang, tahapan perkenalan menjadi kunci penting. Lebih jauh lagi, intensitas dan kualitas berkomunikasi memegang andil besar dalam tahapan kerja Diplomasi Publik. “Awalnya publik harus terkomunikasikan dulu dengan mengenal Indonesia sehingga mereka mulai terasa terangkul. Hingga akhirnya terasosiasi dengan Indonesia. Asosiasi itu kalau nama Indonesia disebut, maka di merasa bagian dari Indonesia,” lanjutnya.

Karenanya, segala kegiatan Direktorat Diplomasi Publik sangat menentukan citra Indonesia di mata publik, baik dalam ataupun luar negeri. Sebab, citra yang baik akan berujung kepada hubungan luar negeri Indonesia yang baik dengan negara lain. Lantas apa saja sih kegitan andalan Direktorat Diplomasi Publik ini? Nah, baca tulisan ini sampai habis ya biar tahu.

1. Bali Democracy Forum (BDF)

Ini 5 Cara Dunia Mengenal IndonesiaMFA

Perjalanan Indones menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan India, bukan perkara mudah. Sepanjang 32 tahun sejarah Orde Baru telah membentuk kesan bahwa Indonesia adalah negara yang otoriter. Meski pemerintah menggalakkan jargon Demokrasi Pancasila, realita yang terjadi adalah demokrasi hanya sebatas formalitas dari pemilihan umum, itupun sudah direkayasa hasilnya.

Memasuki era reformasi, situasi perpolitikan Indonesia mulai membaik. Rezim turut berganti melalui pemilihan umum yang demokratis. Lebih dari itu, tidak ada insiden pertumpahan darah dan kudeta saat momen pergantian pemimpin.

“Nah, kita ini kan memperkenalkan kepada publik bahwa Indonesia ini negara demokrasi lho. Kita sudah tidak lagi otoriter lho. Tapi untuk mengasosiasikannya tidak bisa kita hanya sekedar berbicara. Karenanya perlu kendaraan atau kegiatan untuk mengasosiakannya, itu namanya Bali Demokrasi Forum (BDF),” tuturnya.

Melalui BDF, Indonesia mengajak negara yang sudah mapan secara demokrasi, negara yang belum menerapkan demokrasi, dan negara yang baru beralih ke demokrasi. Melalui kegiatan tahunan itu Indonesia mengajak banyak negara untuk berbagi pengalamannya soal demokrasi. Prinsip yang diusung adalah homegrown democracy, yaitu corak demokrasi dengan kearifan lokal.

“BDF tahun ini adalah yang kesebelas. Terakhir jumlah pesertanya lebih dari 100 negara. Kita menerapkan prinsip demokrasi yang terbuka, inklusif. Ketika sudah terasosiasi bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, Indonesia bisa membantu peran serta penegakan demokrasi di negara lain. Seperti kita memberikan pelatihan kepada negara Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam (CLMV). Betapa BDF menunjukkan bahwa Indonesia adalah lead demokrasi di kawasan,” beber alumni Universitas Gadjah Mada itu.

2. Interfaith Dialogue

Ini 5 Cara Dunia Mengenal Indonesiahttp://truepapua.com

Indonesia dikenal sebagai negara dengan penganut Islam terbesar di dunia. Menariknya, Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain bahwa konsep demokrasi dan Islam bisa berjalan beriringan. Hadir sebagai mayoritas, Islam tidak mendiskreditkan kehadiran agama lain. “Kita mengasosiasikan Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim dengan paham moderat,” imbuh Azis.

Kendaraan yang digunakan untuk memperkenalkan kehidupan beragama di Indonesia adalah Interfaith Dialogue (Dialog Lintas Agama). Melalui kegiatan tersebut, Indonesia menghadirkan pemuka agama dari berbagai kepercayaan untuk duduk bersama dan menyebarkan pesan-pesan perdamaian. Selain itu, dalam rangkaian Interfaith Dialogue, pemerintah turut mengajak warga negara lain untuk melihat wujud nyata dari Bhineka Tunggal Ika.

“Coba kita perhatikan Masji Istiqlal, itu posisinya sangat dekat dengan gereja. Bahkan ada masjid yang memiliki satu tembok dengan gereja. Kemudian ada akulturasi budaya dengan ajaran Islam, seperti masjid di Kudus yang menaranya mirip-mirip tempat Hindu-Buddha. Itukan sayang kalau tidak ditunjukkan kepada publik,” terang pria yang pernah bertugas di Praha, Republik Ceko.

Catatan positif Indonesia dalam menyebarkan perdamaian beragama berhasil mencuri perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tahun 2014, Indonesia diminta oleh PBB untuk menjadi tuan pada kegiatan United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC). Turut hadir 1480 peserta dari berbagai negara dengan 100 di antaranya adalah pemuda.

“Tahun ini, Indonesia juga menjadi tuan rumah untuk dialog antar agama untuk negara anggota MIKTA, yaitu Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, dan Australia,” paparnya.

3. Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI)

Ini 5 Cara Dunia Mengenal Indonesiakemlu.go.id

Direktorat Diplomasi Publik juga memiliki kegiatan khusus untuk anak muda. Melalui Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), Indonesia mendatangkan puluhan remaja dari berbagai dunia untuk tinggal di Indonesia dan mempelajari budayanya. “Mereka belajar menari, kearifan lokal, bahasa, dan bernanyi,” imbuh pria yang kala itu mengenakan batik biru.

Untuk BSBI tahun 2018, kegiatan ini masih berlangsung dari 28 Maret hingga 4 Juli. Ada sekitar 72 peserta dari 44 negara, dimana 5 di antaranya adalah remaja Indonesia. Tahun ini, terdapat lima negara yang baru mengirimkan delegasi pemudanya pada BSBI, yaitu Ghana, Benin, Bosnia-Herzegovina, Yordania, dan Bangladesh.

“Tujuannya adalah supaya kita memiliki duta Indonesia di luar negeri. Hingga BSBI ke-16, sudah ada 848 alumni BSBI dari 74 negara. Nah, mereka yang ikut BSBI tahun ini tersebar di Yogya, Banyuwangi, Padang, Kutai, Makassar, dan Bali. Nanti tanggal 4 Juli mereka akan pentas bersama di Taman Ismail Marzuki,” terang penggemar klub Liverpool itu.

4. Outstanding Youth for The World (OYTW)

Ini 5 Cara Dunia Mengenal Indonesiasbs.com.au

Kegiatan lain yang melibatkan pemuda adalah Outstanding Youth for The World (OYTW). Melalui acara ini, Kemelu mengajak banyak pemuda yang terpilih untuk mengarungi negara lain. Harapannya, para pemuda bisa memetik pelajaran berharga sekembalinya ke Indonesia sekaligus menjadi duta yang menjaga nama baik Indonesia kelak. “Pemuda itukan the future leaders, jadi kita persiapkan sedini mungkin,” imbuhnya.

“Untuk tahun ini, kemarin diselenggarakan pada Februari 2018. Kita mengajak para santri, pemuda Hindu, Buddha, Katolik dan berbagai agama ke Australia. Mereka di sana berdiskusi dan berkegiatan bersama. Tema tahun ini adalah Duta Perdamaian. Nah, mereka saat ini sedang merencanakan untuk membuat interfaith camp gitu,” ungkap dia.

5. Update From The Region

Ini 5 Cara Dunia Mengenal Indonesiawikipedia

Update From The Region adalah kegiatan yang menjadikan Direktorat Diplomasi Publik sebagai penengah antara pemerintah daerah dengan para pejabat negara asing. Pada acara tersebut, Diplik menggelar serangkaian workshop, talkshow, dan pameran kedaerahaan untuk disajikan kepada pejabat asing. Harapannya adalah segala potensi yang dimiliki daerah bisa dilirik oleh negara lain.

“Jadi pejabat asing dan Dubes-Dubes tidak harus ke daerah, mereka bisa berkunjung ke stand yang telah disajikan. Pemerintah daerah dipersilahkan untuk memperkenalkan potensi alam, pariwisata, dan industrinya. Kalau Dubesnya tertarik mereka bisa memberikan investasi tanpa perlu jauh-jauh ke daerahnya,” tutupnya.

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya