Kakak Hamili Adiknya Sendiri, Ini 4 Faktor yang Bisa Memicunya

Seorang kakak di Jambi menghamili adiknya

Jakarta, IDN Times- Vonis yang diberikan oleh Pengadilan Negeri (PN) Muarabulian kepada kakak-beradik yang menjadi korban sekaligus pelaku tindak pemerkosaan tengah menjadi sorotan publik. 

Dalam hal ini, sang kakak yang berinisial AA (18) harus dihukum dua tahun penjara karena terbukti memerkosa adiknya sendiri. Sedangkan sang adik, WA (15), juga harus dibui selama enam bulan karena terbukti melakukan praktik aborsi yang dilarang oleh negara. 

Tindak pemerkosaan yang dilakukan oleh mereka yang memiliki hubungan sedarah (orang tua-anak atau kakak-adik) dikenal dengan istilah inses. Menanggapi hal itu, Komisioner Komnas Perempuan Magdalena Sitorus menjelaskan faktor apa saja yang menyebabkan inses terjadi. 

"Kalau kasusnya terjadi kepada anak-anak, harus dilihat bahwa dia adalah pelaku sekaligus korban. Jadi sesuai dengan undang-undang perlindungan anak, hukuman penjara adalah upaya terakhir. Kita harus melihat lebih mendalam untuk menyikapi kenapa kasus ini bisa terjadi," katanya kepada IDN Times, Sabtu (21/7).

Lebih lanjut Magdalena menerangkan 4 hal yang menyebabkan inses terjadi. Apa saja sih? Yuk simak di bawah ini.

1. Tidur di satu tempat setelah anak menginjak usia baligh

Kakak Hamili Adiknya Sendiri, Ini 4 Faktor yang Bisa MemicunyaPixabay/Free-Photos

Setelah anak menginjak usia dewasa, sangat tidak disarankan agar mereka tidur satu tempat dengan kedua orang tuanya, begitupun dengan saudaranya yang berbeda jenis kelamin. 

 "Inses bisa terjadi karena mereka (bapak-anak atau kakak-adik) tidur di satu ruangan yang sama. Tapi tidak semua kasus ini pemicunya," terangnya. 

Kendati begitu, Magdalena tidak bisa memungkiri bila keterbatasan ekonomi menjadi penyebab satu keluarga tidur di satu ruangan yang sama. "Makanya harus dilihat secara menyeluruh, artinya kondisi sosial-ekonominya. Kalau memang keluarganya memiliki keterbatasan, ya kita gak bisa memaksa tidur di ruang terpisah," papar alumni STISIP Widuri Jakarta ini. 

Baca juga: 10 Tipe Guru yang Paling Dibutuhkan Anak Indonesia

2. Kurangnya pendidikan seks di usia dini

Kakak Hamili Adiknya Sendiri, Ini 4 Faktor yang Bisa MemicunyaSumber gambar: freecybers.com

Magdalena turut menyayangkan segala pembahasan tentang seks di Indonesia masih dianggap tabu. Padahal, ini penting supaya sang anak memiliki pengetahuan agar tidak menghindari perilaku tidak senonoh dengan penuh kesadaran. 

"Harus ada edukasi seks sejak dini. Dijelaskan kalau hubungan seks sedarah itu gak bagus, kalau hubungan seks itu bisa menyebabkan kehamilan. Jangan selamanya dianggap tabu, jadi kalau bicara seks konotasinya adalah pornografi. Edukasi ini penting karena pendidikan seks itu berawal dari rumah," terang dia. 

"Sehingga dianggap pendidikan seks itu tidak perlu. Padahal cara penyampaian kepada sang anak juga memiliki pendekatan yang berbeda," lanjutnya. 

3. Mendapatkan informasi yang tidak benar dari internet

Kakak Hamili Adiknya Sendiri, Ini 4 Faktor yang Bisa Memicunyapixabay.com/ ludi

Perkembangan internet menjadi hal yang tidak bisa dibendung. Konsekuensi dari pendidikan seks yang tidak disampaikan kepada sang anak adalah dia akan menerima informasi seputar seks dari internet. 

"Karena di zaman now, anak-anak itu masif menerima informasi dari eksternal. Mereka bisa dapat dengan mudah, dari sosmed misalnya, itu gak terbendung. Padahal, kalau sejak awal dibekali seks sebagai pengetahuan hal semacam ini (inses) bisa dibendung," terang perempuan yang pernah menjadi dosen di Universitas Kristen Indonesia pada tahun 2011-2013.

 

4. Terlanjur 'ketagihan' konten pornografi

Kakak Hamili Adiknya Sendiri, Ini 4 Faktor yang Bisa MemicunyaIDN Times/Sukma Shakti

Selaras dengan perkembangan internet, konten pornografi juga bisa menjadi konsumsi sang anak. Bahayanya, pornografi bisa mempengaruhi kerja otak sehingga membuyarkan konsentrasi dan selalu ingin menyentuh segala hal yang berbau pornografi.

"Saya bukan dokter ya jadi agak sulit menjelaskannya, tapi addict dengan pornografi ini bisa jadi pemicu inses. Dia mempengaruhi cara kerja otak, belajar jadi terabaikan dengan pornografi, Di sisi lain, organ reproduksinya sudah aktif tapi dia tidak mengerti untuk mengaturnya. Nah ini yang bisa sampai dipaksa untuk diperkosa," beber Magdalena. 

Kembali kepada kasus di Jambi, Magdalena kurang sepakat bila WA dijatuhi vonis penjara. Faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas harus diperhartikan supaya kedua pelaku yang terlibat diganjar hukuman seadil-adilnya. 

"Karena anak ini sangat bergantung dengan orang-orang di sekitarnya, bisa keluarga atau guru. Kalau orang tua, sang ibu misalnya, kalau tanda kutip dia menganggap hal ini memalukan, sang ibu syok, ini kan menjadi gambaran bagaiamana kejadiannya bisa seperti ini dengan latar belakang seperti ini. Hakim harus melihat pertimbangan di atas," tutupnya.

So guys, kalau menurut kalian siapa yang patut disalahkan dalam kasus ini?

Baca Juga: Hari Anak Nasional, "Dear Pak Jokowi Kami Ingin Bapak Hadir"

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya