Kisah Haru Gunadi, Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Peraih IPK 3,74

Siapa sih yang naro bawang di sini, mimin terharu~

Surabaya, IDN Times - Instrumen musik mengiringi perjalanan seorang mahasiswa bertoga menuju podium wisuda. Raut bahagia tersirat dari senyum yang tak kunjung ia hentikan. Ribuan pasang mata seolah terhipnotis dengan derap langkah sarjana Sastra Inggris, Universitas Dr Soetomo (Unitomo), Surabaya itu.

Dialah Gunadi Putra, seorang penyandang autisme yang berhasil menuntaskan studi sarjananya. Di tengah keterbatasan fisik dan kesulitan berkomunikasi, pemilik Indeks Prastasi Kumulatif (IPK) 3,74 ini menjadi “bintang” pada pengukuhan 553 wisudawan di Dyandra Convention Center, Minggu (7/4).

Tak habis-habis tepuk tangan dialamatkan kepadanya hingga Rektor Unitomo, Bachrul Amiq, kembali memanggilnya di penghujung acara. “Tadi ada yang jalannya seperti langkah tegak maju, namanya Gungun (sapaan hangat Gunadi). Silahkan berdiri Gungun biar semua orang tahu,” ujar Bachrul seraya memberi penghormatan kepadanya.

Baca Juga: Rendra Anugraha, Doktor Berusia 24 Tahun dengan IPK 3,95

1. Menyapa tamu undangan dan berjalan tegak tanpa keraguan

Kisah Haru Gunadi, Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Peraih IPK 3,74IDN Times/Vanny El Rahman

Rabu, 13 Februari 2019 menjadi momen bersejarah bagi putra bungsu dari pasangan Tjindra Halim dan Suadi Winata ini. Betapa tidak, Gungun dinyatakan lulus dari Fakultas Sastra setelah mempertahankan skripnya yang berjudul "The Mastery of English Vocabulary on Food and Drink by the 4th Grade Students of Bunga Elementary School Sidoarjo”.

Hari ini, Gungun berhasil membuktikan kualitasnya kepada publik bahwa penyandang disabilitas juga layak merasakan pendidikan perguruan tinggi. “Empat-lima tahun yang lalu, dia ditolak dari kampus ke kampus dengan alasan karena memiliki kebutuhan khusus. Dan, hari ini, Gungun berhasil membuat seluruh kampus yang menolaknya menyesal,” ungkap sang rektor dengan penuh sangat. Lagi-lagi keheningan pecah dengan tabuh tangan yang ramai.

Seolah penuh percaya diri, walau tampak sedikit kikuk, Gungun menjawab panggilan rektor dengan berjalan menuju podium. Sesekali dia menengok ke belakang untuk menyapa teman-temannya yang memberikan semangat. Beberapa tamu undangan tampak berkaca-kaca menyaksikan momen sakral itu.

2. Keterbatasan fisik bukan hambatan untuk terus belajar

Kisah Haru Gunadi, Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Peraih IPK 3,74IDN Times/Vanny El Rahman

Harus diakui, butuh sedikit usaha ekstra untuk berkomunikasi dengan Gungun. Sering kali ia mengeluarkan gerak tubuh yang tidak dimengerti secara umum. Belum lagi kebiasan berlari kesana-kemarinya yang tak bisa dihentikan kecuali saat ia kelelahan.

Namun, Tjindra Halim, ibunda dari Gungun, tidak menyerah untuk terus memberikan harapan dan masa depan bagi buah hatinya. Ia memutuskan untuk memberikan terapi khusus kepada anaknya dengan harapan bisa mengetahui bakat terpendam serta minat yang dia inginkan.

Ternyata, keputusan Tjindra untuk memasukkan Gungun pada 2015 ke Unitomo adalah pertimbangan yang tepat. Bukan hanya sekadar memberikan ruang interaksi sosial kepada anaknya, Tjindra juga bangga karena anaknya menjadi bukti bahwa keterbatasan adalah sesuatu yang harus “dilawan”.

“Secara fisik, memang dia memiliki kebutuhan khusus. Tapi, secara intelejensia, dia bisa lebih baik daripada kita,” sambung Bachrul. Untuk yang kesekian kalinya, tepuk tangan para tamu undangan kembali memecah keheningan.

 

3. Memiliki cita-cita yang sangat mulia

Kisah Haru Gunadi, Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Peraih IPK 3,74IDN Times/Vanny El Rahman

Selama empat tahun lebih menjalani kuliah, kini Gungun memiliki orientasi masa depan yang sangat mulia. Di hadapan ribuan tamu undangan, Gungun menceritakan mimpi besarnya yang sangat mulia untuk menjadi guru bahasa Inggris bagi penyandang kebutuhan khusus. 

“For the next, after this graduation, I will be a teacher of Bunga Elementary School,” kata Gungun menjawab pertanyaan rektor dengan bahasa Inggris. SD Bunga merupakan tempat anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar. Sekolah itu juga yang menjadi saksi bisu keberhasilan Gungun hari ini.

4. Diberi beasiswa S2 oleh rektor

Kisah Haru Gunadi, Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Peraih IPK 3,74IDN Times/Vanny El Rahman

Di tengah keterbatasannya, Gungun sepertinya sangat mencintai bangku kuliah. Selain menjadi guru bahasa Inggris di SD Bunga, dia juga ingin meneruskan studinya untuk program master. “Or maybe I will continue my study for Department of Communication,” ungkap dia dengan sedikit terbatah-batah.

Melihat tepuk tangan dan tatapan hari tamu undangan, Gungun kini terlihat tidak lagi memiliki hambatan untuk berkomunikasi. Saking kagumnya Bachrul dengan perjalanan putra daerah Sidoarjo itu, ia berjanji memberikan beasiswa untuk program studi S2 kepada Gungun.

“Saya akan memberikan beasiswa S2 kepada Gungun,” pungkas rektor. Atmosfer wisuda pagi itu semakin hangat dengan masa depan cerah yang dimiliki Gungun. “Pelajarannya adalah don’t judge a book from the cover. Sekali lagi semuanya beri tepuk tangan untuk Gungun," tutup Bachrul.

Baca Juga: Melihat Lebih Dekat Anak Berkebutuhan Khusus di Surabaya

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya