Kisah Sukarno Berperan sebagai Perempuan Menawan dalam Pementasan

Sukarno membeli dua roti untuk membentuk dadanya

Jakarta, IDN Times- Selama ini Sukarno dikenal sebagai Bapak Proklamator yang garang, berapi-api saat pidato, dan tak gentar kala ditodong senjata oleh Belanda. Nyatanya, dia memiliki sisi lain yang bisa membuat orang senyum-senyum sendiri kalau mendengar ceritanya ketika masih remaja.

Dalam buku karangan Cindy Adams berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat, lelaki kelahiran 6 Juni 1901 itu bercerita saat dia bersama teman-temannya memainkan pementasan seni di Surabaya. Lucunya, Sukarno malah mendapatkan peran sebagai perempuan.

“Aku tidak tahu, bagaimana pendapat orang asing tentang seorang Presiden yang mau menceritakan hal yang demikian itu. Tetapi sungguh pun demikian aku akan menceritakannya juga,” demikian ungkapan Sukarno, sebagaimana ditulis Cindy.

1. Sukarno bersama Jong Java memainkan pentas seni

Kisah Sukarno Berperan sebagai Perempuan Menawan dalam PementasanIDN Times/Vanny El Rahman

Saat berusia 16 tahun, kesadaran nasionalisme Sukarno sudah mulai tumbuh. Dia mendirikan Tri Koro Darmo yang berarti “Tiga Tujuan Suci” untuk membela masyarakat yang ditindas penjajah. Kemudian, dia mendirikan Jong Java sebagai organisasi berbasis budaya untuk menyebarkan nasionalisme.

Jong Java banyak melakukan kegiatan sosial. Mereka keluar-masuk berbagai kampung untuk mengumpulkan dana bakal membantu korban bencana alam hingga memberikan dana bagi sekolah. “Kami mengadakan pertunjukkan seni di tempat-tempat yang memerlukan pertolongan,” kata Sukarno.

Darah seni Sukarno merupakan warisan dari ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, yang merupakan penari Rejang di Buleleng, Bali.

Baca Juga: Kesaksian Magis Ketika Sukarno Tiba di Bali

2. Sukarno berperan sebagai perempuan

Kisah Sukarno Berperan sebagai Perempuan Menawan dalam PementasanIDN Times/Vanny El Rahman

Sedikit perempuan terpelajar kala itu yang bergabung dengan Jong Java. Sehingga, harus ada satu laki-laki yang berperan sebagai perempuan jika ada pementasan. Anak aki-laki yang memainkan peran itu adalah Sukarno.

"Harus kuakui sekarang, bahwa tampangku di masa muda sangat tampan sehingga kelihatan seperti anak gadis. Tidak banyak anak gadis yang menjadi anggota kami. Dan potonganku lebih banyak menyerupai seorang perawan cantik,” ungkap Sukarno.

3. Membedaki pipi untuk membuat tampilan yang lebih menawan

Kisah Sukarno Berperan sebagai Perempuan Menawan dalam PementasanRepro foto buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Tanpa keraguan, Sukarno muda membedaki pipinya supaya tampil lebih menawan di panggung seni.

“Kalau diserahi memainkan peran perempuan yang naif itu. Aku betul‐betul membedaki pipi dan memerahkan bibirku,” tambah dia.

4. Membeli roti untuk membuat dadanya menyerupai perempuan

Kisah Sukarno Berperan sebagai Perempuan Menawan dalam PementasanDok. Buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat

Sukarno dikenal sebagai figur yang totalitas. Saking totalnya, ia bahkan membeli dua roti untuk dipasangkan di dadanya agar ia tampil seperti perempuan sungguhan.

“Roti bulat. Seperti roti gulung, dan kuisikan ke dalam bajuku. Ditambah dengan bentuk badanku yang langsing setiap orang menyatakan, bahwa aku kelihatan sangat cantik. Untunglah dalam peranku itu tidak termasuk adegan mencium laki‐laki,” ucap Sukarno, tertawa.

Sebagai anak yang tidak punya uang, ia tentu menyayangkan bila rotinya dibuang begitu saja. “Selesai pertunjukan kupikir, kukeluarkan roti itu dari dalam baju dan kumakan,” kata Bung Karno.

 

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalaman unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.

Baca Juga: Romantisme Sukarno: Malam Pertama dengan Fatmawati di Istana Presiden

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya