Yuk! Mengenal Sejarah Masuk Hadhrami ke Indonesia

Hampir 95 persen bangsa Arab di Indonesia berasal dari Yaman

Jakarta, IDN Times - Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia menggelar Festival Hadhrami pada 25-26 April 2018. Selain untuk mendekatkan budaya Arab kepada mahasiswa dan masyarakat, kegiatan ini merupakan sarana untuk mengedukasi bagaimana sejarah penduduk Arab masuk ke Indonesia.

Istilah Hadhrami sendiri disematkan kepada masyarakat Indonesia yang memiliki darah keturunan Arab. Peminat dan penulis sejarah Hadhrami Nabiel A. Karim menjelaskan, secara literatur terma tersebut mengacu kepada etnis di Yaman Selatan.

Hadhrami melekat kepada mereka yang berdarah Arab karena hampir seluruh warga negara Indonesia yang memiliki darah Arab berasal dari Yaman.

"Sejarah migrasi keturunan Arab Indonesia bisa dikatakan hampir 95 persen berasal dari Hadhramaut. Artinya, hanya sedikit komunitas Arab yang bukan berasal dari Yaman," kata Nabiel saat mengawali seminar dengan tema 'Dari Yaman ke Indonesia'.

1. Berasal dari Yaman di daerah laut

Yuk! Mengenal Sejarah Masuk Hadhrami ke Indonesia IDN Times/Vanny El Rahman

Secara garis besar, Nabiel membagi pola migrasi penduduk Yaman menjadi dua wilayah, yaitu mereka yang tinggal di seputar lembah dan di sekitar laut. Penduduk Yaman yang mendiami lembah, kebanyakan berpindah ke daerah Hijaz atau Afrika.

"Sedangkan yang tinggal di pantai, mereka inilah yang hijrah ke Indonesia atau India atau Selandia Baru, karena yang mereka lihat hanyalah laut," tutur pria kelahiran Solo itu.

Baca juga: Kampung Arab Ampel, Wali Songo hingga Kisah Kakek Anies Baswedan

2. Para imigran pasti transit di India terlebih dahulu

Yuk! Mengenal Sejarah Masuk Hadhrami ke Indonesia IDN Times/Vanny El Rahman

Dalam perjalanan mengarungi lautan, para imigran menggunakan kapal layar dengan memanfaatkan angin laut. Karenanya butuh waktu bertahun-tahun bagi para musafir tersebut untuk tiba di Indonesia.

"Jadi mereka harus transit di India. Jangan bayangkan transit zaman dulu sama seperti sekarang. Mereka transit di India bisa berbulan-bulan, menunggu angin laut atau memenuhi kebutuhan lainnya," ungkapnya.

Nabiel menyambung, "Mungkin karena orang Arab tidak kuat hidup jika tidak berkeluarga, akhirnya mereka menikahi orang-orang India.".

Dengan kata lain, ujar alumni FISIP-UNDIP itu, ungkapan di atas mematahkan argumentasi yang mengatakan kalau Islam di Indonesia berasal dari India.

3. Mereka tiba di Pantai Sumatera

Yuk! Mengenal Sejarah Masuk Hadhrami ke Indonesia IDN Times/Vanny El Rahman

Bumi Nusantara yang pertama kali diinjak oleh mereka adalah pantai di ruas Sumatera. Dalam hal ini, Aceh, Padang, dan Palembang menjadi kota pertama yang dimasuki bangsa Arab.

"Mereka sudah lama ada di Aceh, Padang, dan Palembang. Wilayah itu sekaligus menjadi daerah yang mendapat sentuhan asimilasi budaya pertama," imbuhnya.

4. Alasan bermigrasi masing-masing orang berbeda

Yuk! Mengenal Sejarah Masuk Hadhrami ke Indonesia

Terkait alasan untuk bermigrasi, Nabiel menegaskan bahwa motif para pendatang dari tanah Arab itu tidak bisa dipukul rata.

"Sekurangnya ada empat faktor yang melandasi migrasi mereka, bisa kondisi ekonomi, politik, geografis, atau memang jiwa berpetualang. Tapi tidak bisa disamakan juga, karena kalau alasan ekonomi, butuh biaya yang mahal untuk bermigrasi," tutupnya.

Untuk diketahui, festival yang berlangsung selama dua hari itu menggelar berbagai seminar terkait Hadhrami sekaligus menyajikan berbagai hiburan bernuansakan Arab.

Momen yang langka ini sekaligus menjadi waktu yang tepat untuk meluncurkan kembali karya sastra karangan Hoesin Bafagih, seorang Hadhrami di Surabaya, yang berjudul 'Fatimah'. 

Baca juga: Menelisik Nenek Moyang Anies Baswedan dan Rizieq Shihab

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya