Merayakan Imlek di Antara Penumpang Kereta Api

Barongsai dipercaya sebagai pengusir roh jahat

Bogor, IDN Times - Gemuruh tambur dan gendang menyambut kedatangan penumpang kereta commuter line, baik yang hendak menumpang maupun baru tiba dari Jakarta. Ada pemandangan tak biasa di Stasiun Bogor.

Nuansa Tahun Baru Imlek 2565 terlihat kontras di stasiun terujung di jalur Jabodetabek ini. Seni pertunjukan khas Imlek yakni Barongsai. Pegawai stasiun juga mengenakan pakaian khas Tionghoa.

"Kita menampilkan Barongsai untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Imlek di Stasiun Bogor. Petugas kita juga ada yang menggunakan busana khas Tionghoa," kata Adli Hakim, Manajer Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) saat ditemui IDN Times di Stasiun Bogor, Jumat (16/2). 

Bukan sembarang Barongsai yang diundang PT KCI. Mereka dikenal sebagai Belpas Jatinegara, yang merupakan komunitas Barongsai yang telah membudidayakan karya seni asal Tionghoa itu selama berpuluh-puluh tahun.

1. Promosi penggunaan KMT

Merayakan Imlek di Antara Penumpang Kereta ApiIDN Times/Vanny El Rahman

Kedatangan Imlek kali ini sejatinya menjadi sarana bagi PT KCI untuk mendorong masyarakat Bogor agar menggunakan kartu multi trip (KMT). Menurut Adli, banyak warga Kota Hujan ini yang berpergian saat akhir pekan tidak memakai KMT.

"Untuk hari kerja, sudah 80 persen orang menggunakan KMT. Tapi untuk musim libur kayak sekarang, masih sering menumpuk di vending machine untuk membeli THB. Ya persentasenya untuk hari libur dan kerja, masih 60 persen yang pakai KMT," papar Adli.

Untuk mempromosikan KMT sekaligus merayakan Imlek, PT KCI memberikan angpau pada masyarakat Bogor, khususnya pengguna KRL. Angpau itu berupa fortune cookies yang berisi top up KMT.

"Makanya tadi kita sediakan pegawai berbusana Tionghoa yang bawa fortune cookies. Itu hanya bisa diambil bagi mereka yang pakai KMT. Fortune cookies isinya ada 1.000 macam item, mulai dari top up KMT Rp1 juta hingga suvenir. Jadi ini bagian promosi kita," tutup Adli.

Baca juga: Tapak Tilas Etnis Tionghoa dan Perayaan Imlek di Indonesia

2. Barongsai menghibur penumpang KRL

Merayakan Imlek di Antara Penumpang Kereta ApiIDN Times/Vanny El Rahman

Gendang mulai dipukul menyusul Barongsai yang berlarian kesana-kemari sejak pukul 16.49 WIB itu. Di saat yang sama, Wiwid bersama anaknya Dewi juga baru kembali dari Jakarta, menumpangi kereta. 

Namun, langkah perempuan 42 tahun itu terhenti saat melihat atraksi dua Barongsai. Hingga Wiwid dan buah hatinya yang masih berusia sembilan tahun itu menyaksikan aksi Singa khas Tionghoa itu.

Layaknya anak kecil umumnya, Dewi yang semula takut dengan Singa berwarna merah dan emas itu, seketika menjadi menyukai kebudayaan Tionghoa itu, setelah memberikan angpau kepada si Barongsai. 

"Iya awalnya takut-takut gitu, pegang tangannya kuat. Eh habis kasih angpau ke Barongsai nya jadi suka dia, senyum-senyum gitu," kata Wiwid, tersenyum, sambil memegang tangan sang anak. 

Tidak hanya Wiwid dan sang anak yang menikmati penampilan tersebut. Puluhan penumpang KRL lainnya juga turut menyaksikan aksi Barongsai yang digerakkan dua orang itu. Mereka pun memberi amplop khas China itu.

Di tengah aksinya, sang penari sesekali terlihat menyantap makanan dan minuman yang tersedia. Mereka terlihat kehausan.

Di akhir penampilannya, puluhan penumpang KRL itu bertepuk tangan, memberikan apresiasi pada penampilan dua Barongsai itu. Mereka terlihat sangat terhibur setelah menempuh perjalanan kereta dari Ibu Kota. 

3. Sudah 65 tahun Belpas Jatinegara melestarikan Barongsai

Merayakan Imlek di Antara Penumpang Kereta ApiIDN Times/Vanny El Rahman

Usai penampilan berakhir, pemain Barongsai itu membereskan peralatannya, sambil melepas lelah. Di antaranya, Sebastian, yang berperan sebagai penabuh tambur.

"Belpas Jatinegara ini berasal dari Jakarta Timur sudah berusia cukup tua ya, sudah 65 tahun," kata pria 17 tahun itu saat ditemui IDN Times, sambil sesekali membantu rekan-rekannya membereskan perlatannya.

Belpas Jatinegara merupakan komunitas Barongsai yang secara turun-temurun hingga saat ini telah memiliki 48 anggota. Sebastian mengaku senang menjadi bagian dari mereka yang terus melestarikan Barongsai di Indonesia

Setiap tahun komunitas ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bergabung, apabila tertarik mendalami kebudayaan Tionghoa itu.

4. Barongsai sarana mempelajari budaya Tionghoa

Merayakan Imlek di Antara Penumpang Kereta ApiIDN Times/Vanny El Rahman

Rekan Sebastian, Baihaqi yang merupakan karyawan perusahaan swasta itu mengaku sudah bergabung dengan Belpas Jatinegara selama empat tahun. 

Sebagai pria bukan berdarah Tionghoa ini, bergabungnya dengan Belpas Jatinegara menjadi sarana bagi dia untuk mempelajari kebudayaan Tionghoa.

"Saya sebagai etnis non-Tionghoa bisa bejalar bagaimana Tionghoa itu melalui Barongsai. Awalnya iseng-iseng aja ya, tapi saya senang bergabung dengan Belpas," tutur dia, sambil sesekali mengusap keringat di dahinya.  
 
Baihaqi yang berperan sebagai buntut Barongsai itu merasa beruntung, karena banyak momentum yang telah mereka ciptakan bersama Belpas.

"Kesannya pasti senang dan susah bareng-bareng ya. Susah kadang-kadang kalau diajak latihan. Jadi pun kita ngontrol mereka harus pelan-pelan juga," sambung pria asal Jatinegara itu.

Barongsai sendiri dipercaya sebagai instrumen untuk mengusir roh jahat yang kerap mengganggu anak-anak ketika Imlek tiba dalam kepercayaan Tionghoa.

"Jadi ceritanya setiap mau Imlek zaman dulu ada monster yang mau nakutin anak-anak. Jadi dulu dibuatlah kardus dan kain panjang untuk ngusir monster itu," timpal Sebastian yang telah mengenal Barongsai sejak usia tujuh tahun. 

5. Raup untung menyambut Imlek

Merayakan Imlek di Antara Penumpang Kereta ApiIDN Times/Vanny El Rahman

Menyemarakkan kedatangan Tahun Anjing, rupanya Belpas Jatinegara juga kebagian untung. Sejak awal Februari hingga sekarang, Belpas telah memenuhi 65 panggilan di berbagai tempat. 

"Dari awal Februari sudah 65 job. Kadang tanding juga di kejuaraan," kata Baihaqi, tersenyum.

Setiap penampilan mereka bisa meraup untung hingga Rp500 ribu. "Tergantung jumlah penampilan dan angpau yang diberikan dari penonton. Kadang juga kita diminta untuk tampilin Liong, itu Barongsai yang ada sembilan orang di dalamnya," kata dia. 

Sedangkan, untuk kegiatan Belpas Jatinegara di luar momentum Imlek, mereka sering dipanggil untuk meramaikan pesta pembukaan hingga pernikahan.

Baca juga: Begini Kemeriahan Perayaan Imlek di Sydney

Topik:

Berita Terkini Lainnya