Netanyahu Sebut Oposisi Lakukan Kecurangan Pemilu Terparah di Israel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut, upaya oposisi untuk mendepaknya dari jabatan yang telah diemban salama 12 tahun, sebagai hasil dari penipuan terbesar dalam sejarah Israel.
Karier politik Netanyahu berada di ujung tanduk ketika oposisi yang dipimpin Yair Lapid berhasil membentuk pemerintahan, termasuk mendapat dukungan dari politikus penganut zionisme, Naftali Bannett, dan politikus pro-Arab Mansour Abbas.
Dilansir dari The Middle East Eye, melalui pertemuan anggota Partai Likud pada Minggu (6/6/2021), Netanyahu mengutuk apa yang dilakukan oleh Lapid cs sebagai usaha untuk mengakhiri politik sayap kanan Israel.
Baca Juga: Oposisi Israel Sepakat Depak Benjamin Netanyahu dari Perdana Menteri
1. Menyebut Bennett didukung oleh teroris
Netanyahu menggambarkan pemerintahan baru yang kemungkinan besar akan dipimpin oleh Bennett, sebagai “rezim sayap kiri yang berbahaya”. Sebab Bennett mendapat dukungan dari Abbas selaku pemimpin The United Arab List, partai politik yang mendukung kemerdekaan Palestina.
“Pemerintah yang bergantung pada pendukung terorisme juga tidak akan dapat bertindak secara sistematis dan konsisten terhadap organisasi teroris di Gaza,” kata Netanyahu.
Lebih jauh, Netanyahu mewanti-wanti meningkatnya intensitas pengembangan nuklir Iran, sebagai dampak dari kesepakatan Bennett-Lapid dengan Abbas.
"Ini adalah pemerintah yang tidak akan mampu menolak kembalinya Amerika Serikat ke perjanjian nuklir berbahaya dengan Iran, yang akan memungkinkannya untuk mengembangkan gudang bom nuklir yang akan mengancam keberadaan kita," tutur dia.
2. Hasutan dan wacana kekerasan di dunia maya semakin tinggi
Editor’s picks
Secara umum, peta politik di Israel saat ini terbagi menjadi dua kubu, yaitu Netanyahu melawan koalisi dari berbagai politisi dan anggota parlemen. Di sisi lain, tidak sedikit loyalis Bennett yang kecewa karena dia bersepakat dengan Abbas.
Pada Sabtu (5/6/2021), Badan Keamanan Internal Israel Shin Bet melaporkan eskalasi signifikan terhadap wacana dan hasutan untuk menyulut kekerasan di media sosial, imbas dari perpecahan politik dalam negeri.
“Wacana ini dapat dipahami oleh kelompok atau individu tertentu sebagai kemungkinkan kekerasan ilegal yang bahkan dapat merenggut nyawa,” kata Kepala Shin Bet Nadav Argaman.
“Ini adalah suasana umum yang harus dihentikan. (Para pejabat publik) harus mengeluarkan seruan yang jelas untuk menghentikan wacana ini,” tambah dia, enggan menyebut sosok politikus yang dianggap menyulut kebencian.
3. Pengamanan terhadap oposisi ditingkatkan
Bennett dan sejumlah politisi oposisi lainnya telah diberi perlindungan dari dinas intelijen Israel, setelah meningkatnya rektorika agresif di media sosial.
Netanyahu mengatakan, dia "mengutuk kekerasan dari setiap sisi, bahkan ketika yang lain diam, ketika hasutan mengamuk terhadap kami."
“Anda tidak dapat menganggap kritik dari kanan sebagai hasutan dan kritik dari kiri sebagai tindakan kebebasan berekspresi yang sah. Ini adalah upaya untuk membingkai hak sebagai sesuatu yang keras dan berbahaya bagi demokrasi,” tutup Netanyahu.
Baca Juga: Profil Naftali Bennett, Kandidat Terkuat PM Israel Pengganti Netanyahu