Pencari Suaka Padati Kebon Sirih, Begini Cara Mereka Masuk Indonesia

Mereka butuh uang sebesar US$9.800 untuk tiba di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Sejak 11 hari silam, pengungsi asal wilayah konflik memadati kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Mereka berpindah dari Kalideres ke pusat ibu kota untuk mencari perhatian United Nations High Commissioner of Refugees (UNHCR) Indonesia yang berkantor di Menara Ravindo, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka berharap diberikan tempat tinggal yang layak serta makan dan minum setelah bertahun-tahun hidup tanpa kepastian di trotoar jalan.

Pengungsi asal Afganistan, Muhammad Akram menjelaskan, dia bertolak dari negaranya untuk mencari tempat yang aman. Menurutnya, Afganistan di bawah rezim Taliban bak neraka. Mereka yang tidak sependapat dengan negara bisa kapan saja ditembak, dipenggal, atau dibunuh. 

Lantas, bagaimana mereka bisa meninggalkan negaranya kemudian tarkatung-katung di Indonesia? Ke manakah tujuan mereka sesungguhnya?

Baca Juga: Kisah Pencari Suaka Asal Ethiopia, Menghindari Maut tapi Sulit Hidup

1. Tujuan aslinya adalah Australia

Pencari Suaka Padati Kebon Sirih, Begini Cara Mereka Masuk IndonesiaIDN Times/Isidorus Rio Turangga

Kepada IDN Times, Akram bercerita bahwa negara tujuannya adalah Australia. Sebagian anggota keluarganya sudah berhasil mendapatkan suaka di Negeri Kanguru. Namun, ketika ia memasuki perairan Indonesia, otoritas setempat mengamankannya dan tidak mengizinkannya melewati perbatasan Indonesia.

“Aku naik kapal dari Afganistan. Terus tiba di Thailand, sampai di Malaysia, begitu di Indonesia aku gak boleh lewat. Katanya berbahaya naik perahu ke Australia. Sekarang aku sudah bertahun-tahun gak boleh berangkat ke sana,” kata dia dengan bahasa Indonesia yang begitu fasih.

2. Membayar US$9.800 untuk menggunakan jasa penyelundupan orang

Pencari Suaka Padati Kebon Sirih, Begini Cara Mereka Masuk IndonesiaIDN Times/Vanny El Rahman

Tentunya bukan jalur legal yang digunakan Akram. Pemuda berusia 23 tahun ini sadar bila kedutaan yang berada di Kabul tidak akan mengeluarkan visa. Supaya bisa pergi dari Afganistan, Akram akhirnya menyewa agensi penyelundupan orang sebesar US$9.800.

“Aku gak bayar langsung di sana. Jadi aku bayarnya ketika aku sampai negara tujuan. Jadi antara aku dengan agensi itu punya orang yang sama-sama kami kenal. Uangnya aku kasih ke orang itu, nanti diambil sama agensinya. Aku gak tahu gimana cara mereka bisa masukin kami,” beber dia.

Baca Juga: FOTO: Para Pencari Suaka dari Negara Konflik Terlantar di Kebon Sirih

3. Begitu tiba di negara tujuan, paspornya harus disobek

Pencari Suaka Padati Kebon Sirih, Begini Cara Mereka Masuk IndonesiaANTARA FOTO/Moch Asim

Uniknya, begitu tiba di negara tujuan atau di negara yang dirasa aman, Akram diperintahkan untuk langsung merobek paspornya. “Aku begitu sampai di Indonesia langsung aku robek paspor aku. Sekarang aku gak ada paspor,” tambahnya.

4. Dipindah ke mana saja rela, asal tidak kembali ke Afganistan

Pencari Suaka Padati Kebon Sirih, Begini Cara Mereka Masuk IndonesiaIDN Times/Vanny El Rahman

Sudah lebih dari delapan tahun Akram tinggal di Indonesia. Ia pesimistis untuk bisa menyusul keluarganya di Australia. Sekarang, ia hanya berharap UNHCR atau pemerintah Indonesia tidak mengembalikannya ke Afganistan.

“Aku mau bilang gini, kamu pasti tidak akan meninggalkan Indonesia karena negara kamu aman. Tapi aku takut tinggal di Afganistan. Aku pagi keluar, bisa saja malamnya sudah gak ada. Oke satu hari, dua hari aku hidup. Tapi gak ada yang tahu pasti gimana selanjutnya,” kata dia.

Baca Juga: Ini Sikap Pemprov DKI Terhadap Pencari Suaka di Kebon Sirih

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwifantya Aquina
  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya