Sambangi Israel, Duterte Pesan Senjata

Kunjungannya diprotes warga Israel karena dianggap pembunuh

Yerusalem, IDN Times- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dikabarkan telah mendarat di Bandara Ben Gurion dekat dari Tel Aviv pada Minggu (2/9) sekitar pukul 20.30 waktu setempat. Lawatan yang berlansung selama 4 hari ke depan akan menjadi kunjungan perdana pemimpin Filipina sepanjang 60 tahun hubungan Manila-Yerusalem. 


"Kami sangat menanti kunjungan penting ini, yang melambangkan hubungan antara kedua bangsa sangatlah dekat," terang Menteri Luar Negeri Israel sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Senin (3/9). 

1. Duterte berencana membeli senjata dari Israel

Sambangi Israel, Duterte Pesan SenjataWikimedia/King Rodriguez

Peran Duterte di kancah internasional kerap menuai pro-kontra. Keputusannya untuk mejauh dari mantan penjajahnya, Amerika Serikat, dan lebih dekat ke Rusia serta Cina dianggap kontroversial. Oleh sebab itu, lawatan ke Israel menjadi bagian dari Filipina untuk mencari pasar alternatif.


"(Kunjungan) Duterte adalah untuk mencari pasar alternatif untuk angkatan bersenjata Filipina serta untuk polisi juga," terang Henelito Sevilla, pakar hubungan internasional di Universitas Filipina. Rencananya, kedua pemimpin akan bertemu pada Senin (3/9). 


Untuk diketahui, 60 persen Israel mengeskpor senjatanya ke wilayah Asia Pasifik. Mereka dikenal sebagai salah satu penyedia senjata terbaik di dunia. Sebelumnya, Manila juga pernah membeli radar dan peralatan anti-tank senilai US$21 juta pada 2017. 

Baca Juga: Dirayu AS Beli F-16, Presiden Duterte Sebut Pesawat Itu Tak Berguna

2. Duterte akan menyapa warga negaranya yang berada di Israel

Sambangi Israel, Duterte Pesan Senjataliveuamap.com

Pada hari berikutnya, Selasa dan Rabu, Duterte berencana untuk bertemu dengan warga negara Filipina yang tinggal di Israel. Kemudian, dia akan mengunjungi monumen Holokaus, insiden dimana jutaan Yahudi menjadi korban genosida pada Perang Dunia II. 


Dilansir dari The Guardian, awalnya kunjungan pria berusia 73 tahun itu dikhawatirkan akan menuai penolakan dari Israel. Sebab, kepada awak media, ia sering menyebut dirinya sebagai Hitler. Sebutan itu tidak lepas dari kebijakan tegasnya dalam memberangus bandar narkoba. "Hitler membantai 3 juta orang Yahudi, ada 3 juta pecandu narkoba yang dengan senang hati saya akan membantainya," ujarnya beberapa waktu silam. 


Kendati begitu, kunjungan Duterte justru menjadi salah satu momentum yang dinanti. Selain bertemu Netanyahu, rencananya ia akan bertemu dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin dan beberapa warga Yahudi.

3. Kunjungan Duterte dikritisi oleh warga Israel

Sambangi Israel, Duterte Pesan Senjataphilstar.com

Pada 1947 lalu, Filipina merupakan salah satu negara yang mendukung berdirinya Israel sebagai entitas berdaulat. Namun, sejarah tidak mengubah citra Duterte yang dikenal sebagai "pembunuh". Beberapa warga Israel menolak kehadirannya di Yerusalem. 


Salah satunya adalah pegiat hak asasi manusia di Israel. Dia mengatakan melalui surat terbukanya, "Tidak pantas seorang pembunuh yang mendukung pemerkosaan, penembakan terhadap wanta dan pengebom sekolaan bertemu dengan Presiden Israel. Ini akan menyebabkan kemunduran (bagi Israel)."


Kritik juga datang dari David Horovitz. Pendiri surat kabar Times of Israel itu menolak kehadiran Duterte sebagai penjilat di Israel. "Mengaku persahabatan, mencari senjata. Orang ini tidak diterima di sini," tuturnya.  

Baca Juga: Cium Perempuan, Jubir Duterte Sebut Tak Ada Masalah

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya