Survei: Hampir 50 Persen Warga Kawasan Kumuh di Jakarta Kena COVID-19

Hampir separuh populasi di DKI Jakarta terinfeksi corona

Jakarta, IDN Times - Survei serologi COVID-19 di DKI Jakarta mengungkap, sepanjang Maret 2021, virus corona paling banyak menginfeksi penduduk yang tinggal permukiman kumuh. Data juga menunjukkan semakin berat indeks massa tubuh (IMT), maka semakin banyak juga yang terinfeksi.

“Penduduk di wilayah padat dan kumuh yang terinfeksi COVID-19 mencapai 48,4 persen, sedangkan yang tinggal di permukiman tidak kumuh (angka terinfeksinya) 37,5 persen,” epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, yang merupakan salah satu tim peneliti dalam konferensi pers virtual, Sabtu (10/7/2021).

“Semakin tinggi IMT Orang, dalam hal ini orang dengan kelebihan berat badan (52,9 persen) dan obesitas (51,6 persen), semakin banyak juga orang yang terinfeksi. Orang dengan kadar gula tinggi juga berisiko,” tambah dia.

1. Kelompok janda atau duda lebih banyak yang terinfeksi

Survei: Hampir 50 Persen Warga Kawasan Kumuh di Jakarta Kena COVID-19Ilustrasi ambulans (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Berdasarkan status perkawinannya, maka kelompok masyarakat yang paling banyak terinfeksi adalah mereka yang berstatus janda atau duda dengan angka 52,2 persen. Kemudian, untuk kelompok yang sudah menikah angkanya mencapai 47,2 persen dan 39,8 persen bagi mereka yang belum menikah.

Sayangnya, survei ini tidak mengulas detail kenapa lebih banyak kelompok duda atau janda yang terinfeksi COVID-19.

Baca Juga: Wow! Ada 4,3 Juta Kasus COVID-19 di DKI Jakarta yang Tidak Terdeteksi 

2. Hampir separuh populasi di Jakarta terinfeksi COVID-19

Survei: Hampir 50 Persen Warga Kawasan Kumuh di Jakarta Kena COVID-19Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Hasil jajak pendapat juga mengungkap, hampir separuh populasi DKI Jakarta ternyata pernah terinfeksi COVID-19. Angkanya mencapai 44,5 persen, dengan pembagian 41 persen yang terpapar adalah laki-laki dan 47,9 persen yang terpapar adalah perempuan.

“Artinya, ini cukup besar karena Jakarta adalah episenter pandemik dan jadi kontributor terbesar dari kasus yang pernah di Indonesia,” tambah Pandu.

Namun, dari angka di atas, hanya sekitar 8,1 persen pasien COVID-19 yang terdata atau sekitar 382 ribu orang. Dengan kata lain, pada Maret 2021, ada sekitar 4.334.945 kasus positif tidak terlacak oleh sistem.

3. Sekilas tentang latar belakang dan metodologi survei

Survei: Hampir 50 Persen Warga Kawasan Kumuh di Jakarta Kena COVID-19Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Dok.Humas Pemprov DKI Jakarta)

Survei serologi ini melibatkan 4.919 sampel berusia satu tahun lebih di 100 kelurahan yang tersebar di enam wilayah DKI Jakarta. Adapun, pengumpulan data dan spesiman dilakukan sepanjang periode 15-31 Maret 2021.

Survei ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak populasi Ibu Kota yang memiliki antibodi terhadap COVID-19, apakah itu karena terinfeksi corona atau karena vaksinasi. Jajak pendapat ini terselenggara berkat kolaborasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Tim Pandemi FKM-UI, Lembaga Eikjman, dan CDC Indonesia.

“Kami di DKI Jakarta sejak awal pandemik mempercayakan arah kebijakan kepada pendekatan saintis. Kita menggunakan rujukan data-data dan pendekatan ilmiah. Hasil survei ini dijadikan feedback untuk pengambilan keputusan dan strategi ke depan,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi hasil survei.

Baca Juga: Kapolda Metro: COVID-19 Jakarta Jangan Jadi Kisah Sedih Tak Berujung 

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya