Trump Kembali Berkampanye, 6 Staf Terinfeksi Virus Corona

Trump hendak mengurangi jumlah tes harian COVID-19

Tulsa, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menginjak panggung kampanye di Tulsa setelah jeda imbas pandemik COVID-19. Kegiatan Trump di negara bagian Oklahama itu menuai kontroversi karena menyebabkan kerumunan tanpa memperhatikan protokol kesehatan secara seksama.

Berdasarkan data John Hopkins University per Minggu (21/6), AS masih menempati peringkat pertama sebagai negara dengan angka terjangkit COVID-19 terbanyak, yaitu 2.255.119, dengan angka kematian mencapai 114 ribu orang. Adapun kasus positif di Tulsa mencapai 2.100 orang dengan 65 di antaranya berakhir meninggal dunia.

Dilansir dari AFP, Gedung Putih semula memperkirakan kampanye tersebut diikuti 100 ribu orang. Namun, pendukung Trump yang hadir bahkan tidak memenuhi 19 ribu kursi yang tersedia di BOK Center.

1. Enam staf kampanye positif corona

Trump Kembali Berkampanye, 6 Staf Terinfeksi Virus CoronaPresiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada wartawan di Gedung Putih sebelum ia berangkat menuju Michigan saat pandemik COVID-19 di Washington, Amerika Serikat, pada 21 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Di tengah kepadatan penonton dan banyaknya orang yang tidak mengenakan masker, direktur komunikasi tim kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengatakan bahwa kegiatan tersebut sudah menerapkan protokol kesehatan. Mereka yang masuk BOK Center harus melewati cek suhu tubuh dan diberi masker.

Namun, banyak pengunjung yang membuang masker kemudian memasrahkan hidupnya di tangan Tuhan.

“Itu adalah kehendak Tuhan jika saya terkena corona, itu kehendak Yang Maha Kuasa. Saya tidak akan hidup dalam ketakutan,” kata Robert Montanelli, salah satu loyalis Trump, sebagaimana dikutip dari The New York Times, Minggu (21/6).

Setelah menjalankan protokol kesehatan, hasil pemeriksaan enam anggota tim kampanye menunjukkan reaktif positif corona. Hasil tersebut diketahui sebelum kampanye berlangsung.

“Dari ratusan orang yang dites, enam orang menunjukkan hasil positif. Mereka segera diisolasi dan menjalani karantina sesuai prosedur. Tidak ada staf yang positif COVID-19 dan tidak ada yang kontak langsung dengan mereka,” kata Murtaugh.

2. Trump hendak mengurangi jumlah tes harian COVID-19

Trump Kembali Berkampanye, 6 Staf Terinfeksi Virus CoronaIustrasi rapid test corona (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dalam kampanye berdurasi 1 jam 45 menit itu, Trump menunjukkan kekesalannya karena pandemik COVID-19 meruntuhkan ekspektasinya akan BOK Center yang dipadati massa. Dia juga geram dengan lawan politiknya yang kerap mempolitisasi isu corona.

Sebaliknya, politikus Partai Republik itu justru mengklaim bahwa dirinya telah berjasa dalam menyelamatkan jutaan nyawa warga AS dari virus corona.

“Saya telah melakukan pekerjaan yang sangat luar biasa!” klaim dia disambut sorak-sorai para loyalisnya.

Trump menuturkan rencananya untuk mengurangi jumlah tes harian. Sebab, hasil dari tes ibarat “pedang bermata dua” yang justru menyebabkan citra Negeri Paman Sam runtuh karena menjadi negara dengan kasus positif COVID-19 terbanyak di dunia.

“Ini adalah bagian buruknya, ketika kamu memperbanyak tes, kamu akan menemukan banyak orang dan kamu akan menemukan banyak kasus. Maka dari itu saya berkata, kurangi jumlah tesnya,” kata dia.

Kepada AFP, Gedung Putih menyampaikan bahwa itu adalah kelakar yang dibuat oleh Trump.

3. Terjadi kerumunan massa yang menolak kampanye Trump

Trump Kembali Berkampanye, 6 Staf Terinfeksi Virus CoronaPresiden Amerika Serikat Donald Trump saat ia meninggalkan Rose Garden di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, pada 7 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner

Di luar ruang kampanye, berkumpul massa yang menolak kehadiran Trump. Presiden AS ke-45 itu mengklaim bahwa demonstran inilah yang menyebabkan ruangan BOK Center sepi dari pengunjung. Mereka khawatir akan menjadi korban kekerasan dari para demonstran.

“Lihat apa yang terjadi malam ini. Penegak hukum mengatakan ‘Pak, mereka tidak boleh berada di luar, terlalu berbahaya’. Kita menghadapi segerombolan maniak yang datang dan menyerang kota kita. Wali kota dan gubernur telah melakukan pekerjaan hebat. Tapi mereka sangat kasar,” kata Trump.

Satu jam sebelum Trump berdiri di panggung utamanya, sekumpulan aktivis kemanusiaan, pemimpin kulit hitam, dan tokoh agama menggelar konferensi pers berharap wali kota membatalkan acara tersebut.  

Satu hari sebelum kampanye, warga AS merayakan Juneteenth, biasa disebut Hari Kebebasan atau Hari Emansipasi. Para aktivis tidak ingin momentum Juneteenth yang digunakan untuk menghormati korban Tragedi “Hitam” Tulsa 1921 dicemari oleh kampanye dari seorang yang rasis.

Sementara, Gubernur Oklahama, Kevin Sitt, yang juga seorang politikus Partai Republik, meyakini bahwa kampanye Trump tidak akan memunculkan klaster COVID-19 yang baru. Dia juga meyakini, kampanye di Tulsa merupakan simbol bahwa AS siap membuka kembali segala aktivitasnya.

“Alasan kenapa dia (Trump) memilih kampanye di sini karena data-data baik yang kami punya, karena kami adalah salah satu negara bagian yang sudah membuka kembali. Dia ingin menunjukkan itu,” kata Kevin.

Baca Juga: CEO Twitter Buka Suara soal Twit Donald Trump yang Dilabeli Sesat

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya