Uniknya Masjid Lautze Jakarta, Serupa Kelenteng China

Masjid Lautze buka dari Jam 8 hingga jam 5

Jakarta, IDN Times- Berlokasi di Jalan Lautze, Pasar Baru, Jakarta Pusat, berdiri kokoh satu bangunan serupa kelenteng, rumah ibadah bagi penganut kepercayaan tradisional Tionghoa. Nuansa kelenteng semakin kuat dengan hadirnya lampion serta cat tembok berwarna merah kuning. Belum lagi kaligrafi khas China yang terpampang di sana.

Namun setelah didekati, ternyata bangunan ini memiliki plat kecil bertuliskan ‘Masjid Lautze’. Rupanya, bangunan serupa kelenteng itu merupakan masjid yang didirikan oleh umat muslim keturunan Tionghoa. Masjid Lautze ini tidak memiliki kubah dan pengeras suara.

Dilansir dari Rappler Indonesia, masjid yang dibangun oleh Haji Karim Oei ini diresmikan oleh Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) B.J. Habibie pada 1991.

Masjid ini didirikan untuk menyiaran ajaran Islam kepada etnis China di Ibu Kota. Bahkan, informasi yang beredar, masjid ini telah mengislamkan ribuan orang Tionghoa. Ingin tahu lebih lanjut mengenai Masjid Lautze? Yuk, simak di bawah ini.

1. Masjid Lautze buka dari Jam 8 hingga jam 5

Uniknya Masjid Lautze Jakarta, Serupa Kelenteng Chinarappler.com

Lokasi masjid ini tidak jauh dari Stasiun Sawah Besar. Aksesnya cukup mudah, bisa dijangkau dengan angkutan umum, bajaj, atau bahkan ojek daring. Layaknya jam kerja pegawai negeri sipil (PNS), masjid ini buka dari jam delapan pagi hingga jam lima sore.

Begitu pula dengan pengurus masjid, dia berada di lokasi hanya ketika jam ‘kantor’. Selepas

jam lima sore, masjid ini tidak dijaga oleh petugas dan hanya digembok. Karenanya, tidak heran apabila sore hari suasana di sekitar masjid terasa sepi.

Suasana masjid dirasa begitu hidup ketika memasuki bulan Ramadan. Pengurus masjid aktif untuk memberikan takjil dan sumbangan.  

2. Hiasan bergaya China

Uniknya Masjid Lautze Jakarta, Serupa Kelenteng Chinabackpackerjakarta.com

Memasuki masjid, nuansa China dirasa begitu kental. Karpet berwarna hijau dengan tembok kuning dan merah semakin mempercantik penampilannya. Tempat imam berkhotbah pun tampak seperti altar pemujaan di kelenteng. Belum lagi kaligrafinya, apabila tidak

diperhatikan dengan seksama, pengunjung akan mengiranya sebagai Hanzi, huruf China.  

Masjid Lautze menggambarkan kalau menyebarkan agama tidak lagi memperhatikan ras atau suku. Setiap manusia berhak menganut kepercayaan apapun sesuai keyakinannya.

3. Mampu menampung sekitar 200 jemaah

Uniknya Masjid Lautze Jakarta, Serupa Kelenteng ChinaRappler/Ursula Florene

Lantaran letaknya di ruko, terkesan sempit. Namun masjid ini dilengkapi pendingin ruangan, sehingga suasana tidak terasa sumpek. Diperkirakan, masjid ini bisa menampung hingga 200 jemaah lebih.  

Sisi menarik dari Masjid Lautze adalah mereka memiliki data muallaf yang terus diperbarui setiap tahunnya. Minat berkunjung ke sana?

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya