Khofifah Pamer Sukses Jadikan Jatim Lumbung Pangan
Intinya Sih...
- Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan peningkatan produksi padi tertinggi di Indonesia selama 4 tahun berturut-turut.
- Jatim juga sukses sebagai produsen daging, ayam, dan telur dengan menyumbang hampir 80% suplai logistik di Indonesia timur.
- Khofifah fokus pada sektor pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM Jatim dengan menjalin kerja sama dengan universitas internasional.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa produksi pangan di Jatim meningkat selama 4 tahun berturut-turut terutama padi, saat ia memimpin provinsi tersebut.
"Produksi pangan kita 4 tahun berturut-turut, produksi padi kita tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia. Tahun ini baru bisa dilihat di akhir Desember nanti. Jadi betapa bahwa dunia ini harus waspada terhadap kemungkinan krisis pangan, tapi Jawa Timur adalah lumbung pangan," tutur Khofifah dalam wawancara khusus program Gen Z Memilih by IDN Times, di Studio IDN Times, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Ia juga menambahkan, untuk mempertahankan Jawa Timur sebagai lumbung pangan, diperlukan perhatian dan upaya yang sangat serius.
"Sehingga mempertahankan Jawa Timur sebagai lumbung pangan ini harus sangat serius. Kita sudah 4 tahun berturut-turut mulai periode saya, itu sudah menjadi produsen beras. Jadi setelah padi, beras terbanyak di Indonesia itu Jawa Timur," kata Khofifah.
Baca Juga: Khofifah Bocorkan Password Khusus untuk Menangkan Pilkada Jatim 2024
1. Suplai logistik Indonesia timur 80 persen dari Jatim
Sektor pangan lain yang sukses menjadikan Jawa Timur sebagai lumbung pangan, kata Khofifah, adalah sektor daging.
Khofifah menyatakan kalau sapi potong di Jawa Timur hari ini sekitar 5,1 juta ekor, maka di provinsi kedua hanya sekitar 1,8 juta ekor.
"Kemudian sektor pangan yang lain itu daging. Jadi kalau sapi potong di Jawa Timur hari ini kira-kira 5,1 juta ekor, provinsi kedua itu kira-kira 1,8 juta," ujar Khofifah.
Ia juga menambahkan bahwa di Jawa Timur produksi tertinggi lainnya adalah ayam dan telur. Hampir 80% suplai logistik di Indonesia timur, kata Khofifah, berasal dari Jawa Timur.
"Ayam juga tertinggi, telur juga tertinggi. Oleh karena itu, Indonesia timur biasa hampir 80 persen suplai logistik ya dari Jawa Timur," pungkas Khofifah.
Editor’s picks
2. Peningkatan kualitas pendidikan di Jawa Timur
Selain berfokus pada sektor pangan, Khofifah juga menyebut memberikan perhatian besar pada sektor pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM di Jawa Timur.
Khofifah menyebut menjalin kerja sama dengan King’s College University London (KCL) dan Western Sydney University untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Timur.
"Jadi September ini sudah dimulai proses untuk Magister Degree dari King's College London. Itu untuk program Digital Economy dan Digital Future," imbuhnya.
Ia juga menambahkan bahwa mereka harus menjangkau sektor pendidikan agar masyarakat Jawa Timur jangan sampai menjadi penonton.
"Kemudian masih ada lagi Western Sydney University, ini S1 untuk Digital Innovation. Kenapa kami harus menjangkau ini? Karena masyarakat Jawa Timur jangan sampai menjadi penonton," pungkasnya.
3. Program PKH di Jawa Timur
Tidak hanya sukses di sektor pangan dan pendidikan, Khofifah juga pamer sukses menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur.
Terdapat berbagai program seperti PKH, Kukesra dan yang lainnya.
"Kita punya PKH Plus. PKH Plus ini untuk lansia kurang mampu. Jadi kalau ada keluarga penerima manfaat dan di situ ada lansia, maka lansia ini jangan menjadi beban keluarga yang kurang mampu," kata Khofifah.
"Untuk pelaku usaha kecil dan mikro, itu kita menyiapkan Kukesra (Kredit Usaha Keluarga Sejahtera), itu ada maksimum mereka boleh pinjam 50 juta lewat Bank UMKM Provinsi Jawa Timur. Dari posisi ini, mereka membayar bunga 3% per tahun, jadi cukup rendah dibanding dengan program-program kredit yang lain. Ini harapan kita bahwa mereka bisa memutus mata rantai rente, jadi mata rantai rentenir harus kita putus dengan apa yang menyebabkan mereka kemudian terjerat ke rente," pungkas Khofifah.