Sultan Sepuh XIV Cirebon: Keraton Agung Sejagat Tak Jelas Asal Usulnya

Menyebarkan kebohongan dan meresahkan masyarakat

Cirebon, IDN Times - Ulah Totok Santoso Hadiningrat (41) dan Fanni Aminadia (41) yang mendeklarasikan diri sebagai raja dan ratu Kerajaan Agung Sejagat terpaksa harus berurusan dengan polisi.

Keduanya ditahan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah pada, Selasa (14/1) malam karena dinilai telah menyiarkan berita bohong dan menerbitkan keonaran di masyarakat. Karena itu, Polda Jabar menjerat keduanya dengan Pasal 14 UU RI No 1 Tahun 1946 tentang menyiarkan berita bohong dan menerbitkan keonaran serta Pasal 378 KUHP tentang Penipuan.

1. Keraton Agung Sejagat tidak jelas asal usulnya

Sultan Sepuh XIV Cirebon: Keraton Agung Sejagat Tak Jelas Asal UsulnyaTotok dan permaisuri Keraton Agung Sejagat tertunduk lesu saat diamankan polisi. IDN Times/Fariz Fardianto

Keonaran mereka membuat resah kalangan masyarakat. Termasuk dari Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN). Ketua umum FSKN Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat pun angkat suara perihal kemunculan Keraton Agung Sejagat.

Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon itu menyebutkan, garis keturunan raja dan ratu Keraton Agung Sejagat sama sekali tidak jelas. Klaim bahwa Kerajaan Agung Sejagat sebagai penerus Majapahit dari Dinasti Sanjaya dan Syailendra tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebab, era Dinasti Sanjaya dan Syailendra berlangsung sekitar abad ke-7 sampai ke-8 masehi.

Dengan begitu, Arief menyangsikan jika ada pihak yang mengaku keturunan langsung dinasti yang berkembang pada waktu yang sudah sangat lama sekali. Terlebih, tak ada bukti otentik yang menunjukkan silsilah yang terpelihara hingga ke dinasti Sanjaya dan Syailendra.

"Itu tidak jelas. Karena, tidak ada (bukti) silsilahnya dalam kurun waktu lama seperti itu," ujar Arief Natadiningrat saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (15/1).

2. Keraton Surakarta dan Yogyakarta penerus sah Majapahit

Sultan Sepuh XIV Cirebon: Keraton Agung Sejagat Tak Jelas Asal UsulnyaTotok dan permaisuri Keraton Agung Sejagat tertunduk lesu saat diamankan polisi. IDN Times/Fariz Fardianto

Arief menjelaskan, setelah Kerajaan Majapahit runtuh, kemudian Kerajaan Demak menjadi penerusnya. Setelah Demak juga runtuh, dilanjutkan oleh Kerajaan Pajang. Ketika Pajang runtuh, baru kemudian digantikan oleh Kerajaan Mataram, yang pada akhirnya pun mengalami kejatuhan.

Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Mataram pun terbagi menjadi dua, Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta. Dalam perkembangannya, Surakarta terdapat Kesunanan dan Mangkunegaran. Sementara di Yogyakarta terdapat Kesultanan dan Pakualaman.

Karena itu, Arief menegaskan bahwa Keraton Surakarta dan Yogyakarta adalah penerus yang sah dari Kerajaan Majapahit. Sehingga, dia meyakini bahwa Keraton Agung Sejagat ini mengada-ada.

"Jadi, Keraton Agung Sejagat ini tidak bisa tiba-tiba muncul dan mengklaim sebagai penerus Majapahit," kata Arief Natadiningrat.

3. Keraton Agung Sejagat sudah menyebarkan kebohongan

Sultan Sepuh XIV Cirebon: Keraton Agung Sejagat Tak Jelas Asal UsulnyaWilujengan Keraton Agung Sejagat di Purworejo. (YouTube.com/Kudaku On Top)

Arief pun menilai bahwa Keraton Agung Sejagat sudah menyebarkan paham kebohongan yang menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Sehingga, langkah kepolisian dan pemerintah mengamankan keduanya sudah sangat tepat.

"Pertama, dia mengaku-ngaku memiliki sejarah. Tapi, kenyataannya tidak nyambung sejarahnya. Kedua, mengiming-imingi ada uang di bank yang ada di Swiss. Ini jelas bohong," kata Arief.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya