Sore-Sore Berkah: Cara Islam Memandang Perbedaan

Perbedaan bukan menjadikan kita bermusuhan

Yogyakarta, IDN Times - Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda, mulai dari suku, ras, warna kulit, hingga rupa. Namun, perbedaan itu tidak penting bagi Islam. Sebab, Allah SWT tidak melihat perbedaan itu, melainkan melihat ketakwaan hamba-Nya.

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, "Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat kepada rupa kalian, fisik kalian, harta kalian. Tetapi yang Allah SWT lihat adalah hati dan amal kalian," (HR. Abu Hurairah).

Baca Juga: Sore-Sore Berkah: Tips Mendapat Pahala Salat Ganda di Bulan Ramadan

1. Hal yang terpenting adalah kualitas hati dan amal saleh seorang muslim

Sore-Sore Berkah: Cara Islam Memandang PerbedaanIlustrasi berdoa (IDN Times/Sukma Shakti)

Perbedaan setiap manusia adalah hal yang fitrah atau alami, pemberian dari Allah SWT. Sedangkan yang paling penting adalah bagaimana kualitas hati, amal saleh, dan ketakwaan seorang muslim.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan. Kemudian kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah SWT ialah yang paling bertakwa dan sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."

Sikap umat Islam adalah harus memunculkan rasa toleransi. Dalam surah Al-Baqarah ayat 256, yang artinya "Tidak ada paksaan dalam memasuki agama Islam."

2. Toleransi tertinggi adalah membiarkan umat agama lain beribadah sesuai keyakinannya

Sore-Sore Berkah: Cara Islam Memandang PerbedaanIlustrasi Toleransi Agama (IDN Times/Mardya Shakti)

Puncak dari toleransi terdapat dalam surah Al-Kafiruun ayat 6, yang artinya, "Bagi kalian agama kalian, dan bagiku agamaku."

Maka, puncak toleransi adalah dengan membiarkan umat agama lain beribadah sesuai keyakinan mereka dan tidak saling mengganggu. Masing-masing agama dengan ritual, ibadah dan keyakinannya. 

Tak ada masalah apabila bisa berjalan berdampingan, hidup di satu daerah dan bangsa yang sama. Selama tidak saling memerangi, karena puncak dari toleransi adalah "membiarkan".

Sebab, salah satu asbabun nuzul -- latar belakang turunnya ayat dalam Al-Qur'an -- surah Al-Kafiruun adalah karena dahulu orang-orang kafir ingin sehari beribadah seperti ajaran Nabi Muhammad SAW, dan sehari lagi beribadah seperti ritual nenek moyang mereka.  

3. Rasulullah SAW ingin berbeda dengan ajaran orang-orang Yahudi

Sore-Sore Berkah: Cara Islam Memandang PerbedaanIDN Times/Uni Lubis

Di dalam sejarahnya, Nabi Muhammad SAW ingin berbeda dengan ahlul kitab orang-orang Yahudi. Misalnya, ketika umat Islam di masa Rasulullah menjalankan syariat puasa asyura, yakni 10 Muharram.

Begitu Rasul mengetahui orang-orang Yahudi juga melakukannya, maka Rasul memerintahkan para sahabatnya berpuasa sehari sebelumnya, yakni pada hari tasu'a atau 9 Muharram. Tujuannya adalah untuk membedakan dengan orang-orang Yahudi.

Selain itu, ketika turun perintah dari Allah SWT dalam surahi Al-Baqarah untuk memindahkan kiblat, yang tadinya menghadap Baitul Maqdis di Palestina menuju arah Makkah atau Ka'bah.

Asbabun nuzul ayat tersebut adalah Rasulullah sering melihat ke arah langit, karena ingin kiblatnya dipindahkan untuk menyelisihi orang-orang Yahudi. Sebab mereka juga beribadah menghadap ke Baitul Maqdis.

Maka, orang Yahudi bisa berkata bahwa ajaran mereka tidak beda dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, karena beribadah menghadap ke arah yang sama.

4. Perbedaan harus dipertegas, namun bukan untuk menjadikan kita bermusuhan

Sore-Sore Berkah: Cara Islam Memandang Perbedaan(Ilustrasi toleransi beragama) IDN Times/Sukma Shakti

Terkadang, perbedaan harus dipertegas. Namun, perbedaan bukan untuk menjadikan umat manusia saling bermusuhan. Umat Islam sebagai orang beriman dan teguh dengan keyakinannya, justru bukan menjadi masalah adanya perbedaan. 

Tidak masalah ketika umat Islam harus hidup bermasyarakat dengan orang-orang yang berbeda keyakinan. Asalkan tidak saling memusuhi, berperang, menzalimi, dan memakan hak-hak orang lain.

Baca Juga: Toleransi, 9 Artis Nonmuslim Ini Ikut Jalani Puasa Ramadan

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya