Sore-Sore Berkah: Cara Menghadapi Wabah di Zaman Umar bin Khattab

Wabah penyakit sudah ada sejak zaman Umar bin Khattab

Yogyakarta, IDN Times - Wabah penyakit seperti yang melanda dunia saat ini bukan yang pertama kali. Dalam sejarah Islam, wabah penyakit pernah terjadi pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab. Wabah tersebut terjadi pada tahun 17 Hijriah di daerah Amwas, Syam.

Ustaz Muzammil Hasballah berbagi kisah bagaimana Islam memandang wabah penyakit, khususnya yang terjadi saat ini yaitu pandemik COVID-19. Ia banyak bercerita pada acara Sore-Sore Berkah Season 2 episode 3 yang ditayangkan melalui kanal Youtube IDN Times.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Perlu Tilawah Al-Qur'an, Bukan Sebatas Membacanya

1. Belajar sejarah dari Al-Qur'an

Sore-Sore Berkah: Cara Menghadapi Wabah di Zaman Umar bin KhattabIlustrasi Al Quran (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sepertiga isi Al-Qur'an adalah kisah dan sejarah yang bisa digunakan sebagai pelajaran. Seperti disebutkan di akhir surat Yusuf:

"Audzubillahiminasyaitonirojim Laqad kāna fī qaṣaṣihim 'ibratul li`ulil-albāb.

Artinya: bahwa pada kisah-kisah para nabi dan orang-orang saleh terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.

Al-Qur'an tidak membahas secara detail sebuah sejarah, sebab Al-Qur'an bukan kitab sejarah. Melainkan sejarah yang diabadikan dalam Al-Qur'an dapat menjadi ibrah atau pelajaran bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya hari ini.

Menurut Muzammil, sejarah selalu mengulangi dirinya sendiri dan tidak ada yang baru di bawah terik matahari.

2. Wabah pernah terjadi pada masa Khalifah Umar Bin Khattab

Sore-Sore Berkah: Cara Menghadapi Wabah di Zaman Umar bin KhattabIDN Times/Uni Lubis

Pada tahun 17 Hijriah atau masa kekhalifahan Umar Bin Khattab, wabah penyakit pernah melanda daerah Amwas. Saat itu, Umar Bin Khattab berencana melakukan perjalanan dari Madiah menuju negeri Syam. Namun, di tengah jalan Umar mendapat berita bahwa di wilayah Amwas, Syam, tengah terjadi wabah penyakit.

Umar memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan memasuki negeri Syam karena tengah dijangkiti wabah penyakit itu. Sementara gubernur negeri Syam saat itu, Abu Ubaidah Bin Jarrah menegur Umar Bin Khattab melalui surat. Isinya adalah pertanyaan Abu Ubaidah kepada Umar, "apakah engkau menghindari takdir Allah SWT dengan tidak jadi memasuki negeri Syam?"

Surat itu dibalas Umar dengan mengatakan, "aku lari dari takdir Allah SWT yang satu menuju ke takdir Allah SWT yang lainnya. Jika ada satu padang rumput yang subur dan yang lain tandus, kemanakah kita akan membawa kambing-kambing kita wahai Abu Ubaidah?"

Keputusan Umar juga diperkuat oleh sahabat nabi, Abdurahman Biin Auf bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melarang umatnya memasuki tempat yang sedang terkena wabah.

3. Beberapa pemimpin negeri Syam gagal menangani wabah

Sore-Sore Berkah: Cara Menghadapi Wabah di Zaman Umar bin KhattabPeziarah mengunjungi bukit Jabal Rahmah di kawasan Padang Arafah, Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi, Sabtu (4/5/2019). ANTARA FOTO/Aji Styawan

Abu Ubaidah sebagai pemimpin negeri Syam berprinsip bahwa wabah ini adalah rahmat dan do'a untuk para penduduk kota, serta penyebab kematian orang-orang saleh sebelumnya.

Alhasil, Abu Ubaidah wafat karena wabah tersebut. Sama pula dengan dua pemimpin setelahnya yang juga wafat karena wabah itu.

Akhirnya, di masa kepemimpinan Amr bin Ash dilakukan satu gebrakan. Amr bin Ash mengatakan, penyakit ini seperti api yang memakan kayu bakar, maka penduduk harus berpencar. Ada yang ke gunung, bukit dan gua, sehingga api ini tidak menemukan kayu bakar dan padam.

Singkat cerita, kebijakan yang diterapkannya berhasil dan wabah tersebut selesai.

4. Kesamaan kebijakan menangani wabah di zaman nabi dan saat ini

Sore-Sore Berkah: Cara Menghadapi Wabah di Zaman Umar bin KhattabMasjidi Haram, Makkah, mulai dibuka untuk salat bagi warga Arab Saudi sejak ditutup karena pandemik COVID-19, tujuh bulan lalu, Minggu (18/10/2020). (ANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS/pras.)

Oleh karena kebijakan yang diterapkan Amr bin Ash untuk berpencar itu, kita dapat mengambil pelajaran bahwa jangan memasuki suatu wilayah yang sedang terkena wabah penyakit. Hal itu sama dengan kebijakan lockdown yang juga diterapkan pada masa pandemik COVID-19 saat ini.

Kesamaannya adalah orang-orang yang ada di suatu wilayah tidak boleh keluar dan orang yang dari luar wilayah tersebut tidak boleh masuk. Lalu, saat ini masyarakat juga harus mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Misalnya menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker di tempat umum.

Baca Juga: Doa Supaya Dijauhkan dari Penyakit Berbahaya dan Wabah Virus Corona

Topik:

  • Sunariyah
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya