Anis Matta: AS Dalang Polarisasi dan Sentimen Anti China di Indonesia

2024 jadi momen tepat umat Islam lahirkan pemimpin baru

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta menilai, sentimen polarisasi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh Amerika Serikat (AS).

Anis Matta mengatakan, Indonesia pernah menjadi medan tempur dari negara lain akibat dampak dari Perang Dunia I dan II serta terjadinya peristiwa G30 S PKI.

Baca Juga: Polarisasi Ekstrem Bakal Terjadi di 2024, Diduga karena PA 212 dan UAS

1. AS disebut jadi dalang polarisasi di Indonesia

Anis Matta: AS Dalang Polarisasi dan  Sentimen Anti China di IndonesiaIlustrasi bendera Amerika Serikat (www.instagram.com/@erictrump)

Menurut dia, aktor di balik terjadinya perpecahan di Indonesia, termasuk sentimen anti China merupakan agenda politik dari AS.

"Jadi kepandaian Amerika itu, menjadikan negara lain sebagai medan tempur, perangnya bukan di negara mereka. Sentimen anti China dan polarisasi di Indonesia juga kerjaannya Amerika. Umat Islam harus paham itu," kata Anis Matta saat menyampaikan Pidato Lima Visi Perjuangan Keumatan di Tengah Krisis, di Pomelotel Jakarta, Minggu (26/6/2022).

Bahkan, kata Anis, kasus protes para aktivis demokrasi di Hong Kong terhadap pemerintah China juga bagian dari operasi atau kerja Amerika. 

2. Jadi momentum tepat bagi Umat Islam lahirkan pemimpin baru

Anis Matta: AS Dalang Polarisasi dan  Sentimen Anti China di IndonesiaKetua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora Indonesia), Muhammad Anis Matta di Gelora Media Center, Rabu (22/6/2022). (IDN Times/Siti Nurhaliza).

Anis menjelaskan, situasi Indonesia sekarang, merupakan momentum yang tepat bagi Umat Islam untuk melahirkan pemimpin baru di Pemilu 2024. 

Namun dia menegaskan, pemimpin tersebut harus bisa memenuhi kriteria dan syarat dari "Lima Visi Perjuangan Keumatan di tengah krisis".  

Pertama, jaga kedaulatan jangan sampai bangsa Indonesia menjadi medan tempur bangsa lain.

Kedua, Pancasila dan NKRI sebagai platform kesepakatan bersama. Ketiga, mengisi Indonesia dengan mempertemukan agama, demokrasi, dan kesejahteraan.

3. Jadikan Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam

Anis Matta: AS Dalang Polarisasi dan  Sentimen Anti China di IndonesiaUmat muslim menunaikan ibadah shalat Idul Adha 1441 H di Masjid Al Azhar, Jakarta, Jumat (31/7/2020). Umat muslim di seluruh Indonesia mulai melaksanakan shalat Idul Adha secara berjamaah di tengah pandemik COVID-19. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.

Keempat, mengubah kerumunan umat menjadi kekuatan riil (nyata). Kemudian kelima, menjadikan indonesia sebagai pemimpin dunia Islam dan kekuatan 5 besar dunia.

"Jadi dengan makna umat ini, Al-Qur'an telah mengatakan peristiwa kehidupan yang kita ciptakan itu, yang akan menjadi catatan sejarah, begitulah kita dipandang oleh orang-orang di kemudian hari. Nah visi perjuangan keumatan ini, kita semua mau dikenang sebagai apa nanti," ujar dia.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya