Heboh Detektor Tsunami BRIN Mandek, BNPB: InaTEWS Masih Beroperasi

Proyek deteksi tsunami BRIN Buoy dikabarkan mandek

Jakarta, IDN Times - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan duduk perkara proyek alat pendeteksi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dikabarkan berhenti. Alat tersebut diketahui bernama Buoy.

Sebelumnya, kabar tersebut berawal dari pemberitaan salah satu media yang menyinggung ketiadaan aktivitas di ruangan pemantau Indonesia Tsunami Observation Center (Ina-TOC) di Gedung Soedjono Poesponegoro, di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Kisah Sabuk Hijau Jadi Penyelamat saat Bencana Tsunami 2004

1. Sistem InaTews masih beroperasi

Heboh Detektor Tsunami BRIN Mandek, BNPB: InaTEWS Masih BeroperasiSistem peringatan dini InaTEWS. (slideplayer.com)

Abdul menjelaskan, meski Buoy kini sudah dinonaktifkan, namun sistem peringatan dini tsunami BMKG yakni Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) masih beroperasi. Mengingat sesuai dengan amanat Undang-Undang 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, BMKG ditugaskan untuk melakukan pelayanan peringatan dini tsunami.

"Bukan berarti program Buoy-nya BRIN disetop, InaTEWS-nya bubar, itu gak ya. Pun yang (Buoy) BRIN masuk secara terintegrasi dengan sistem yang dikelola BMKG. Secara mandat UU, regulasi, lembaga pemerintahan yang berwenang mengeluarkan dini tsunami itu cuma satu cuma BMKG," ucap dia saat dihubungi IDN Times, Kamis (2/1/2023).

Baca Juga: BRIN Sebut Peta Rawan Bencana di Indonesia Tidak Akurat

2. Cara kerja Buoy yang terintegrasi dengan InaTEWS

Heboh Detektor Tsunami BRIN Mandek, BNPB: InaTEWS Masih BeroperasiPlt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Abdul Muhari, Ph.D (tengah) mencoba mengoperasikan Rapid eLTE dalam kegiatan Gelar Kesiapan Peralatan pada Senin (16/8), di Gudang Logistik BNPB, Sentul Jawa Barat (dok.BNPB)

Abdul mengatakan, Buoy sendiri sebelumnya masih dalam tahap riset oleh BRIN. Alat pendeteksi tsunami itu belum sempat digunakan, namun sayangnya proyeknya harus berhenti di tengah jalan.

Padahal, dia berharap proyek Buoy bisa dimanfaatkan sebagai pendeteksi dini tsunami. Dengan begitu, berbagai lembaga terkait bisa mengantisipasi bencana alam yang berasal dari perairan tersebut.

Abdul lantas menjelaskan skema dan kinerja Buoy yang terintegrasi dengan InaTEWS. Jika terjadi gempa di tengah laut maka Buoy akan langsung mengirimkan data.

"Di skemanya begitu ada gempa di tengah laut, misal Mentawai, magnitudo 8, potensi tsunami. kalau kriteria gempanya magnitudo di atas 7, ke dalaman gempanya kurang dari 60 meter, terjadi di tengah laut maka itu memenuhi kriteria pertama dari peringatan dini tsunami. Itu namanya peringatan dini (PD) satu namanya. Begitu PD satu dikeluarkan maksimal empat menit setelah gempa, maka nanti BMKG ngecek bahwa ini tsunami benar terjadi gak. Ngeceknya salah satunya dengan Buoy," tutur dia.

"Kalau misalkan ada Buoy di tengah laut terus kelihatan gelombangnya, benar ada gelombang tsunami, itu peringatan dini diubah jadi PD dua, bahwa benar terjadi tsunami," sambung Abdul.

Baca Juga: Peneliti BRIN: Revisi UU Desa Harus Ada Naskah Akademik

3. InaTEWS punya dua sistem pemantauan

Heboh Detektor Tsunami BRIN Mandek, BNPB: InaTEWS Masih BeroperasiIlustrasi tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)

Abdul mengatakan, InaTEWS terdiri dari berbagai kompenen, di antaranya Buoy yang jadi proyek BRIN. 

Diketahui, berbicara tentang peringatan dini tsunami, InaTEWS memiliki dua sistem pemantauan, yakni, pertama, sistem pemantauan darat yang terdiri dari jaringan seismometer broadband dan global positioning system (GPS).

Kemudian kedua, sistem pemantauan laut (sea monitoring system) yang terdiri dari Buoy, tide gauge, CCTV, kabel bawah laut, dan radar tsunami.

"InaTEWS itu terdiri dari berbagai komponennya ada Buoy, CBT, kabel base tsunami meter, kemudian ada sistem radar, dan sebagainya. Itu bagian dari desain kita terhadap sistem peringatan yang komprehensif," imbuh dia.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya