Konjungsi Bulan-Venus Bisa Dilihat Malam Ini, Simak Waktunya

Konjungsi Bulan dan Venus mulai terjadi pukul 17.44 WIB

Jakarta, IDN Times - Fenomena langit antariksa berupa konjungsi Bulan dan Venus akan terjadi pada malam ini, Selasa (23/5/2023).

Terjadinya fenomena konjungsi tersebut, posisi Bulan berada pada posisi bujur yang sama dengan Venus.

Baca Juga: Pemilu 2024 Bertabur Bintang, Artis Ampuh Dongkrak Elektoral Parpol?

1. Waktu yang tepat melihat fenomena ini setelah langit gelap

Konjungsi Bulan-Venus Bisa Dilihat Malam Ini, Simak Waktunyanews.psu.edu

Adapun konjungsi merupakan fenomena astronomi benda langit yang cukup berdekatan satu sama lain dan mudah diliat dari bumi. Pada saat tertentu objek langit ini saling menutupi, seperti dalam fenomena gerhana, okultasi dan transit.

Melansir Space.com, waktu yang paling tepat untuk mulai mengamati fenomena ini ketika langit sudah cukup gelap. Tepatnya, 45 menit setelah matahari terbenam.

Baca Juga: 9 Inspirasi Langit-langit Rumah Bergaya Maroko, Megah nan Menawan!

2. Puncak fenomena konjungsi Bulan dan Venus pukul 19.09 WIB

Konjungsi Bulan-Venus Bisa Dilihat Malam Ini, Simak WaktunyaIlustrasi planet Venus. (Pixabay.com/GooKingSword)

Sementara di Indonesia, konjungsi Bulan dan Venus mulai terjadi pukul 17.44 WIB. Namun puncaknya baru akan terjadi pukul 19.09 WIB.

Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORPA BRIN) menginformasikan bahwa pada saat konjungsi itu, Bulan dalam fase awal siklus. Fase lengkapnya, bulan hitam pada 19 Mei, perbani awal 27 Mei, bulan purnama 4 Juni, dan perbani akhir 11 Juni.

Baca Juga: 5 Ide Langit-langit Rumah Berkonsep Klasik, Bikin Gak Bosan!

3. Mitos kepercayaan Yunani munculnya Bintang Kembar

Konjungsi Bulan-Venus Bisa Dilihat Malam Ini, Simak Waktunyailustrasi kumpulan bintang (www.star-facts.com)

Fenomena ini memungkinkan, manusia di bumi melihat Venus yang akan terlihat bersinar cemerlang di langit senja berwarna biru kobalt.

Tak jauh dari Venus, akan ada dua bintang terang. Bintang itulah yang disebut sebagai "Bintang Kembar". Keduanya merupakan adalah Pollux dan Castor, yang juga sering dimaknai sebagai kepala Gemini si Kembar.

Pollux memiliki rona oranye dan bersinar sedikit lebih terang daripada Castor yang sedikit kebiruan.

Menurut mitos kepercayaan Yunani, mereka mempercayai, dua bintang paling terang di rasi bintang ini dengan nama si kembar yang menetas dari sel telur Ratu Leda setelah dirayu oleh Zeus. Sehingga kadang-kadang disebut bintang Ledean.

Sementara itu, ahli geometri secara khusus menyoroti pola yang terdiri dari Venus dan Bintang Kembar, karena mereka membentuk segitiga sama kaki yang hampir sempurna, meskipun terbalik.

Sebelumnya, fenomena konjungsi Bulan dan Venus terakhir terjadi pada 13 Desember 2020. Saat itu puncak fenomena konjungsi Bulan-Venus terjadi pada pukul 02.45 WIB, dengan sudut pisah 1,25 derajat.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya