Pemerintah Dinilai Gagal Merespons Gairah Politik Anak Muda

Pemilih di Pemilu 2024 didominasi anak muda

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Blok Politik Pelajar, Delpedro Marhaen, menilai pemerintah gagal merespons gairah politik generasi muda. Sebagai contoh, ketika mahasiswa kritis justru diberikan sanksi saat menggelar forum diskusi atau pun turun ke jalan dalam aksi menyampaikan aspirasinya. 

Padahal, kata Delpedro, generasi muda sekarang ini sedang dalam kondisi aktif dalam menyuarakan pendapat dan mengkritisi pemerintah.

“Saat ini generasi muda sedang dalam posisi berpartisipasi penuh dalam demokrasi. Dan itu dibuktikan dengan beragam aksi mengkritisi kebijakan pemerintah maupun parlemen dari tahun ke tahun,” ujar dia dalam diskusi OTW 2024 bertajuk "Gairah Pemuda dan Demokrasi" yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKopi di Jakarta Pusat, Rabu (29/3/2023).

Baca Juga: 6 Alasan Gak Perlu Menggurui meski Sukses di Usia Muda

1. Peran anak muda sangat signifikan

Pemerintah Dinilai Gagal Merespons Gairah Politik Anak Mudailustrasi gen Z (IDN Times/Indonesia Gen Z Report 2022)

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan peran anak muda di partai politik sangat signifikan. 

Wibi menilai antar generasi harus saling mengisi peran masing-masing dan melakukannya dengan baik. Meski generasi muda punya banyak ide dan gagasan, namun tentu perlu dibimbing generasi sebelumnya.

“Ini karena ide dan gagasan banyak lahir dari para generasi muda, meski ada bimbingan dari para senior," tutur dia.

Baca Juga: Ribuan Mahasiswa BEM Seluruh Indonesia Demo di DPR Besok!

2. Anak muda harus aktif di Pemilu 2024

Pemerintah Dinilai Gagal Merespons Gairah Politik Anak MudaIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Pembicara lainnya, Ketua Bidang Politik PP Pemuda Muhammadiyah Andreyan Noor, mengatakan pemuda harus bisa merebut proses kepemimpinan, terutama di parlemen. Hal itu agar aspirasi yang selama ini muncul di kalangan anak muda, bisa disuarakan untuk kemudian diakomodir dalam bentuk undang-undang.

“Pemuda harus bisa scale up dari proses politik di jalanan menjadi proses politik di parlemen, agar aspirasi bisa tembus ke tembok Istana,” kata dia.

Hal senada diungkapkan Wasekjen PB HMI Muh. Jusrianto yang berpendapat dari tahun ke tahun secara kualitas generasi muda selalu tumbuh melebihi generasi sebelumnya. 

Terlebih pada Pemilu 2024 nanti peran anak muda sangat dominan, di mana mayoritas pemilih didominasi generasi muda. Sehingga dia berharap anak muda bisa berpartisipasi dalam parpol. Dengan begitu aspirasinya bisa disalurkan dan efektif didengar pemerintah.

“Anak muda diharapkan dapat berpartisipasi dalam organisasi partai politik, agar ide-ide segar yang dimiliki dapat dibawa dan disalurkan ke ranah politik praktis,” jelasnya.

Baca Juga: Muncul Kartu Pemilih Pemilu 2024, Ketua KPU: Bukan Kita yang Terbitkan

3. Anak muda harus kedepankan politik kebangsaan

Pemerintah Dinilai Gagal Merespons Gairah Politik Anak MudaDiskusi OTW 2024 bertajuk 'Gairah Pemuda dan Demokrasi' yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKOPI di Hotel Erian, Jakarta Pusat, Rabu (29/3/2023) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Di sisi lain, Ketua PP GP Ansor Saiful Rahmat Dasuki, menjelaskan hubungan antara generasi sebelumnya dengan generasi muda tidak dapat diputus begitu saja. Menurutnya, pemuda harus berpartai agar ide-ide cemerlang dan kebersamaan dapat diaplikasikan di partai politik.

“Hari ini transnasionalisme sudah masuk ke Indonesia, dan itu secara tidak langsung menggerogoti politik kebangsaan kita. Dan disitulah peran kesadaran politik anak muda yang harus dikedepankan," imbuh dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya