Prabowo Dinilai Incar Suara dari Pendukung Jokowi, Ini Analisanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat melontarkan berbagai pujian kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra, yang digelar pada 12 hingga 13 Agustus 2022 lalu.
Menanggapi hal itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, sikap Prabowo sebagai strategi politik.
Baca Juga: Puji Jokowi di Rapimnas Gerindra, Prabowo: Beliau Sama dengan Saya
1. Prabowo berharap bisa ambil suara dari pendukung Jokowi
Ada pun analisanya, Prabowo dinilai sengaja memuji supaya mendapat dukungan dari para simpatisan Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Strategi yang dilakukan oleh Prabowo, dia banyak apresiasi kinerja pemerintahan Jokowi. Tentu harapannya agar para pendukung Jokowi itu mendukung atau milih Prabowo di 2024," ujar Karyono saat dihubungi IDN Times, Sabtu (20/8/2022).
Baca Juga: Gagal 3 Kali, Kemenangan Prabowo Tergantung Lawan di Pilpres 2024?
2. Simpatisan Jokowi masih ragu pilih Prabowo
Editor’s picks
Kendati demikian, Karyono menilai, strategi politik yang dilakukan Prabowo tersebut belum tentu efektif. Hal itu lantaran pendukung Jokowi dinilai masih ragu dengan kepemimpinan Prabowo.
"Itu alasan juga kenapa dia memuji jokowi memang ada tujuan politiknya untuk gaet pemilih pendukung Jokowi, tetapi itu belum tentu berhasil ya, karena saya melihat pemilih atau pendukung Jokowi masih ragu terhadap Prabowo," kata dia.
Baca Juga: Cak Imin Yakin Menangi Pilpres 2024 Bersama Prabowo
3. Gaet PKB sebagai koalisi belum tentu bisa tarik dukungan dari Nahdliyin
Lebih lanjut, Karyono menilai strategi yang sama juga dilakukan oleh Gerindra, yang merupakan kendaraan politik Prabowo, di mana partai berlogo kepala burung Garuda itu berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai strategi politik menarik suara dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Namun, menurut dia, strategi itu juga belum tentu mujur lantaran suara Nahdliyin sangat cair. Artinya, mereka tidak terpaku hanya pada satu dukungan parpol maupun capres tertentu.
"Kemudian di sisi lain mengapa Gerindra berkoalisi dengan PKB, itu bertujuan untuk menggalang dukungan dari ceruk pemilih Nahdliyin atau NU," tutur dia.
"Begitu juga harapan Prabowo bisa menarik pemilih dari Nahdliyin itu juga belum tentu berhasil, karena pemilih Nahdliyin sangat cair," ucap Karyono.