Survei Algoritma: Masyarakat Ingin Jokowi Netral, Tak Endorse Capres
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lembaga survei Algoritma Research and Consulting merilis hasil survei bertajuk Proyeksi Politik 2023 Menuju Pemilu 2024: Antara Elektabilitas dan Resistensi.
Dari riset tersebut, Algoritma mengungkap mayoritas masyarakat berharap Presiden Joko "Jokowi" Widodo bersikap netral pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca Juga: Ngotot Nyapres dan Hiraukan Survei, Prabowo: Itu Bisa Dibayar
1. Mayoritas masyarakat berharap Jokowi netral terkait capres 2024
Direktur Riset dan Program Algoritma, Fajar Nursahid, mengatakan dari hasil survei yang dilakukan, masyarakat mengharapkan Presiden lebih dapat bersikap netral dalam Pemilu 2024.
Adapun hasilnya, sebanyak 45 persen tidak setuju jika Jokowi menyebutkan pilihan politiknya dalam Pemilu 2024 dengan mendukung salah satu capres. Kemudian, 35,2 persen menyetujui, 16,6 persen tidak tahu, dan 3,3 persen tidak menjawab.
"Masyarakat mengharapkan presiden lebih dapat bersikap netral dalam Pemilu 2024. Meskipun terbelah, masyarakat cenderung tak setuju jika Presiden Jokowi menyebutkan pilihak politiknya terkait capres secara terbuka dalam Pemilu 2024," ucap dia.
Baca Juga: Bareng Jan Ethes, Jokowi Buka dan Ikut Jalan Sehat Menuju 1 Abad NU
2. Mayorita pendukung Jokowi setuju presiden beberkan capres yang didukung
Kendati begitu, mayoritas pemilih Jokowi-Maruf pada 2019 lalu relatif setuju jika Jokowi mendukung capres tertentu secara terbuka.
"Pendukung Jokowi-Maruf relatif setuju jika presiden menyebutkan pilihan politiknya secara terbuka, sedangkan non-pendukung cenderung tidak setuju," ucap dia.
Baca Juga: Survei LSI: 76,2 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi
3. Survei digelar 19 sampai 30 Desember 2022
Lebih lanjut, Fajar menjelaskan metodologi survei Algoritma tersebut. Riset digelar mulai tanggal 19 hingga 30 Desember 2022 lalu melalui tatap muka menggunakan kuesioner.
"Jumlah sampel 1.214 responden, terbagi secara proporsional berdasarkan junlah pemilih. Hasil survei mewakili pendapat penduduk usia dewasa (usia pilih) secara nasional. Margin of error kurang lebih 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," imbuh dia.