Survei Algoritma: Puan Capres Paling Tak Bakal Dipilih di 2024

Jakarta, IDN Times - Lembaga survei Algoritma Research and Consulting merilis hasil survei terkait peta elektabilitas partai politik (parpol) jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 mendatang.
Dalam riset elektabilitas parpol tersebut, Algoritma mengajukan pertanyaan terkait elektabilitas dan resistensi bakal calon presiden.
Adapun pertanyaan yang diajukan kepada responden, "Jika pemilu dilakukan hari ini, siapakah tokoh yang akan saudara pilih? Kemudian, siapakah yang paling tidak akan saudara pilih sebagai presiden?"
Baca Juga: Manuver Puan Taklukkan Jawa Barat Jelang 2024, Puan Presiden Bergema
1. Puan Maharani jadi tokoh yang paling tidak dipilih
Hasilnya, Algoritma Research and Consulting menemukan resistensi publik terhadap putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani pada Pilpres 2024.
“Tokoh publik yang lain yang sangat tinggi resistensinya, yaitu gak akan dipilih kalau mereka dicalonkan, yaitu Ibu Puan Maharani, sampai 18,6 persen,” kata Direktur Riset dan Program Algoritma Research and Consuting, Fajar Nursahid, dalam konferensi pers rilis survei di Jakarta Pusat, pada Senin (23/1/2023).
Kemudian angka resistensi selanjutnya disusul Prabowo Subianto 4,8 persen, Anies Baswedan 3,7 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono 3,2 persen.
Editor’s picks
Baca Juga: Politikus PDIP Ungkap Alasan Megawati Belum Umumkan Capres PDIP
2. Ganjar Pranowo elektabilitas tertinggi
Sementara untuk elektabilitas capres tertinggi, Ganjar Pranowo dengan torehan 25,1 persen, Anies Baswedan 18,7 persen, Prabowo Subianto 16,6 persen, Ridwan Kamil 7,2 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono 2,3 persen.
"Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto memuncaki elektabilitas," ucap Fajar.
Baca Juga: Survei: Mayoritas Masyarakat Tak Setuju Jabatan Presiden Diperpanjang
3. Survei digelar 19 sampai 30 Desember 2022
Lebih lanjut, Fajar menjelaskan, metodologi survei Algoritma tersebut. Riset digelar mulai tanggal 19 hingga 30 Desember 2022 lalu melalui tatap muka menggunakan kuesioner.
"Jumlah sampel 1.214 responden, terbagi secara proporsional berdasarkan junlah pemilih. Hasil survei mewakili pendapat penduduk usia dewasa (usia pilih) secara nasional. Margin of error kurang lebih 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," imbuh dia.