Kisah Jawiah, Nenek Pencabut Angin Terakhir dari Samarinda

Ampuh mengusir angin dengan daun sirsak dan sirih

Samarinda, IDN Times - Jemari kiri Jawiah perlahan membalik daun sirih yang ada di tangan kanannya. Dengan perlahan ia mengusapkan kapur sirih yang sudah dicampur air itu ke badan pasien yang masuk angin.

Metode pengobatan alternatif perempuan bercucu tiga itu disebut-sebut ampuh. Jawiah cukup dikenal di Kota Tepian Samarinda sebagai nenek pencabut angin.

IDN Times berkunjung ke kediamannya Jalan Mohammad Ardans, ring road. Dengan ramah nenek 68 tahun itu menyambut media ini.

1. Menarik angin dengan daun sirih

Kisah Jawiah, Nenek Pencabut Angin Terakhir dari SamarindaIDN Times/Asti Pujiningtyas

Bahan yang dibawa untuk mengobati pasien terdiri dari tiga jenis, yakni daun nangka Belanda alias sirsak, beberapa lembar daun sirih dan mangkuk yang berisikan kapur sirih. Tak seperti tukang urut kebanyakan, Jawiah tak banyak menggunakan tenaga. Setelah merapal doa, ia lalu mengambil daun sirih dengan jemari kirinya setelah itu tangan kanannya mengambil kapur yang sebelumnya dicampur air lantas meletakkannya di atas daun tersebut.

"Badan kamu berlemak, harus rajin olahraga," kata Jawiah yang juga biasa disapa Mamak Awang kepada pasiennya. Sebab, imbuh dia, yang berlemak itu identik dengan penyakit.

Baca Juga: Inilah 8 Hal yang Bisa Sebabkan Kamu Masuk Angin, Yuk Cegah supaya Fit

2. Dari daun sirih hingga sirsak bisa menarik angin

Kisah Jawiah, Nenek Pencabut Angin Terakhir dari SamarindaDok.IDN Times/Istimewa

Kapur sirih itu tak hanya dioleskan ke daun tapi juga badan. Bentuknya menyerupai daun sirih tadi. Setelah 15 menit menggunakan patera (daun) sirih, dia kemudian bersalin memakai patera sirsak. Kedua daun itu sama-sama berkhasiat, namun punya ketahanan yang berbeda-beda. "Ini (daun sirsak) bisa lama pakainya, kalau daun sirih cepat robek," terangnya.

Mamak Awang tak pernah lupa mengucap bismillah tatkala mengusap kapur sirih ke daun maupun badan pasiennya. Setelah 45 menit berlalu, kunyit menjadi penutup terakhir. Diusapkan ke dua telapak kaki dan tangan. Keempatnya membentuk berbentuk huruf "X".

3. Generasi terakhir pencabut angin di keluarganya

Kisah Jawiah, Nenek Pencabut Angin Terakhir dari SamarindaDok.IDN Times/Istimewa

Meski seolah tak menggunakan tenaga ketika mengurut pasien dan hanya menggunakan sirih, ternyata ampuh menarik angin yang ada di dalam badan.

Jawiah mengaku belajar menarik angin ini dari ibunya. Namun, ia mengaku tak ada keturunannya yang mau melanjutkan keahliannya itu. Bahkan anaknya pun lebih memilih profesi lain. "Enggak ada yang mau karena malu," aku Jawiah yang asli Banjarmasin ini.

Bukan tanpa alasan, Jawiah ingin penerus sebab saat ini usianya tak muda lagi. Teknik menarik angin dengan daun sirih dan sirsat ini dikenal sebagai pengobatan tradisional khas Kalimantan.  Sejak 49 lalu ia telah menjadi ahli urut penarik angin, hingga sekarang belum ada yang bisa meneruskan keahlian ini di keluarganya. "Ya, mudah-mudahan adik saya bisa melanjutkan," pungkasnya.

Baca Juga: Dianggap Masuk Angin, 5 Gejala Serangan Jantung yang Mengancam Nyawa

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya