Harga Cabai Mahal, Petani Mojokerto Jaga Sawah Antisipasi Pencurian

Tanaman cabai juga diserang hama

Mojokerto, IDN Times - Harga cabai merah kecil sejak beberapa sepekan terakhir terus melonjak naik. Harga beli dari petani kisaran Rp65 ribu-Rp70 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya kisaran Rp10 ribu hingga Rp20 ribu.

Melonjaknya harga cabai yang seharusnya menjadi berkah petani, justru membuat mereka was-was. Mereka takut cabai tersebut dicuri orang. Di daerah utara brantas, Kabupaten Mojokerto, sejak harga cabai terus meroket, para petani cabai rawit sehari-hari terpaksa menjaga tanamannya di sawah.

1. Rutin patroli di sawah untuk menjaga cabai

Harga Cabai Mahal, Petani Mojokerto Jaga Sawah Antisipasi PencurianPetani memanen cabai rawit di sawah. IDN Times/Istimewa

Di Desa Cinandang, Kecamatan Dawarblandong, ada beberapa hektar sawah petani yang ditanami cabai rawit. Setiap hari, para petani patroli keliling sawah untuk mencegah aksi pencurian. Aksi pencurian mulai marak dalam sepekan terakhir sejak harga cabai naik. Patroli dilakukan secara bergiliran di sawah-sawah mulai siang hingga dini hari.

"Harga cabai dari petani Rp65ribu lebih per kilogramnya. Petani di sini giliran keliling (patroli) di sawah siang selepas duhur sampai malam, karena cabai mahal dan rawan yang hilang," kata Deni Susanto seorang petani Cinandang.

Pada siang hari, dilakukan mulai pukul 12.00 WIB atau selepas duhur saat petani yang di sawah pulang ke rumah. Kemudian pada malam, dilakukan selepas Maghrib hingga dini hari. Selain berkeliling, petani juga bermalam di gubuk sawah mereka.

Baca Juga: Harga Cabai di Malang Tembus Rp90 Ribu per Kg

2. Tanaman cabai di sawah dicabut orang

Harga Cabai Mahal, Petani Mojokerto Jaga Sawah Antisipasi PencurianMenunjukkan hasil panen cabai rawit. Dokumentasi Istimewa

Menurut Deni, para pelaku melancarkan aksinya dengan cara langsung mengambil buah cabai atau mencabut batang cabai hingga ke akar-akarnya. Cabai yang dicuri itu sudah siap dipanen oleh pemiliknya 

"Musim kayak gini (pandemik), harga cabai agak tinggi mahal. Banyak yang mengambil (mencuri) di sawah. Mencurinya itu dicabut dan juga dipetik buahnya. Ada yang sempat ketahuan juga, tapi tidak sampai kita pukul, hanya teguran. Terkecuali (dibabat) pakai alat sabit, ya lain lagi," ujarnya.

"Ada beberapa kelompok jaga di sini, malam ya tidur di sawah biar tidak dicuri orang," tambah Sutarman, petani lainnya.

Selama ini, kawasan Kecamatan Dawarblandong memang dikenal sebagai sentra pertanian cabai di Kabupaten Mojokerto bagian utara brantas. Meski harga cabai mahal, para petani mengeluhkan mahal dan sulitnya mencari pupuk. Sehingga, meski saat ini harga cabai naik, tapi para petani hanya bisa mendapat keuntungan yang tidak banyak.

3. Tanaman cabai diserang hama

Harga Cabai Mahal, Petani Mojokerto Jaga Sawah Antisipasi PencurianPetani mengecek tanaman cabai di sawah. IDN Times/Istimewa

Tak hanya itu, para petani juga mengeluh tanaman cabai rawit yang siap panen juga diserang hama hewan kecil yang meninggalkan telur dan merusak hasil panen. Tanaman cabai yang mulai berbuah hingga siap panen tiba-tiba rontok, sebagian juga mengalami pembusukan.

 Seorang petani, Arik, mengatakan, serangan penyakit itu membuat hasil panennya menurun drastis. Di lahan seluas kira-kira 200 meter persegi miliknya, biasanya dia bisa memanen 1,5 kuintal cabai rawit. Tapi, pada panen kali ini hasilnya tidak sampai 1 kuintal. 

”Selain penyakit petek, hama hewan kecil-kecil itu meninggalkan telur dan membut cabai busuk,” ucapnya.

Penyakit petek itu membuat kulit cabai hitam mengering. Sementara itu, bagian dalam buah mengalami pembusukan sehingga cabai tidak laku dipasaran. Dikatakan dia, cabai kering dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogram. Harga itu berbeda jauh dengan cabai masak yang saat ini berada diangka Rp70 ribu per kilogram.

”Yang busuk-busuk itu dikeringkan terus disimpan. Nanti kalau sudah lewat musim panen, bisa dijual mahal,” ujarnya.

Baca Juga: Distan Jatim Angkat Bicara soal 'Pedasnya' Harga Cabai

Zain Arifin Photo Verified Writer Zain Arifin

Jombang, Nganjuk, Mojokerto

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya