Pandemik, Permintaan Jahe Instan di Jombang Meningkat 50 Persen
Bahan baku dari jahe emprit
Pembuatan jahe instan di Jombang. IDN Times/Zainul Arifin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jombang, IDN Times - Pandemik COVID-19 memberikan efek kepanikan bagi masyarakat luas. Banyak yang kemudian berusaha tidak panik supaya imun tubuh tidak menurun. Salah satunya dengan meminum jahe instan.
Mengonsumsi jahe secara rutin dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh. Bisa sebagai sumber antioksidan, antiperadangan, serta dapat meningkatkan imunitas tubuh. Tak heran jika permintaan jahe instan di Kabupaten Jombang meningkat selama pandemik COVID-19.
1. Permintaan jahe instan meningkat hingga 50 persen
Qoiriyah, pemilik industri rumahan jahe instan dan temulawak di Jombang menuturkan, selama masa pandemik COVID-19 ada peningkatan permintaan dari konsumen. Sebelum pandemik, ia hanya bisa memproduksi jahe instan maupun temulawak instan sebanyak 5 kilogram per hari.
"Sekarang permintaan naik sampai 50 persen. Kata konsumen untuk menambah imunitas tubuh," tutur Qoiriyah di tempat usahanya Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Senin (26/10/2020).
2. Membuka usaha sejak 2018 dari bahan jahe emprit
Wanita berusia 47 tahun tersebut mulai menekuni usaha rempah-rempah bubuk jahe instan dan temulawak sejak 2018 lalu. Bahan baku yang dipakai yakni jahe lokal atau yang biasa dikenal dengan jahe emprit.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Jahe emprit tersebut mempunyai struktur rimpang kecil dan berlapis-lapis. Daging rimpangnya berwarna putih kekuningan. Ruas jahe itu kecil dan agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe itu dipanen setelah berumur tua.
"Saat itu ada saudara yang bisa membuat, kemudian bapak (suami Qoiriyah) coba-coba jual dan laku sampai sekarang ini," katanya.
3. Jahe instan dipasarkan hingga luar Pulau Jawa
Dia menyebut, naiknya omzet penjualan jahe instan dan temulawak lantaran faktor kepercayaan konsumen. Banyak yang percaya jahe instan dan temulawak bisa untuk meningkatkan kesehatan tubuh serta menangkal virus corona. Dia menjualnya dengan harga Rp30 ribu-Rp35 ribu kemasan 500 gram.
"Para konsumen ada dari tetangga sekitar, sampai ke daerah-daerah lain di Jawa Timur hingga luar Pulau Jawa," katanya.
Tanpa menyebut nominal omzetnya, Qoiriyah mengaku masih memiliki kendala kekurangan modal. Harapannya bisa mendapa bantuan modal dari pemerintah untuk mengembangkan usaha yang digelutinya sejak 2 tahun silam.
"Untuk pengembangan masih hurang modal mas, modalnya terbatas," tukasnya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Editorial Team
Show All