Tifatul Sembiring Sebar Foto Hoax Konflik Rohingya, Netizen Berang!

Tindakan mantan menkominfo ini dianggap provokatif.

Memanasnya kondisi Myanmar, diperparah dengan tersebarnya foto hoax yang tersebar luas di media sosial. Memang kita tahu sendiri kondisi panas Myanmar yang saat ini kita dengar bahwa begitu tertutupnya negara Myanmar terhadap kunjungan jurnalis dan lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk melakukan peliputan di wilayah tersebut. Itu dilakukan untuk menimimalkan konflik itu menyebar di dunia Internasional sekaligus mengurangi untuk memperkeruh suasana yang terjadi di Rohingya.

Namun sayang, meski minimnya informasi yang datang karena pihak Myanmar mengurangi ruang batas jurnalis Internasional, masih saja segelintir orang dengan usahanya mengakurasi data kejadian tersebut dengan sembarang. Saat ini di media sosial, banyak orang menunjukkan sikapnya terhadap isu Rohingya dengan menyertakan foto dan video, namun infonya belum tentu benar.

Dengan adanya foto-foto hoax untuk memperkeruh keadaan sekaligus dengan menjadikannya sebagai provokator membuat dunia Internasional mengecam kejadian tersebut. Namun sayangnya informasi hoax yang beredar menjadi bumbu-bumbu pelengkap yang membuat konflik komunal ini semakin keruh. Dengan kejadian itu pun ada oknum-oknum yang memperkeruh keadaan yang seperti diunggah oleh Mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring di laman twitter pribadinya, Minggu (3/9/2017) 

Dengan unggahan hoax itu, mendapat kritik tajam dari netizen. Pasalnya, keaslian foto tersebut mulai dipertanyakan.

Tifatul Sembiring Sebar Foto Hoax Konflik Rohingya, Netizen Berang!Instagram/@tifsembiring

Terlihat jelas foto yang diunggah oleh Anggota DPR RI 2014-2019 tersebut pada tanggal 2 September 2017. Menariknya Tifatul sendiri menganggap foto tersebut adalah foto korban muslim di Rohingya. Bahkan ia pun memperlihatkan kepada salah satu akun yang bernama @sahal_AS. Dengan kejadian itu sontak membuat netizen heboh dan berang akan unggahan tersebut.

Menurut Penelusuran secara mendalam, foto tersebut kejadian di Thailand pada tanggal 25 oktober 2004

Tifatul Sembiring Sebar Foto Hoax Konflik Rohingya, Netizen Berang!twitter/@nickleuw

Gambar yang dishare oleh elit politik fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikaitkan dengan tragedi Rohingya diatas, ternyata diketahui tidak ada hubunganya dengan tragedi Rohingya. Kami kutip dari situs smh.com.au, foto tersebut diambil ketika Tak Bai Incident, pada 25 Oktober 2004 di Provinsi Narathiwat, Thailand.

Kala itu, demonstan yang berjumlah sekitar 1.500 orang, diminta merayap oleh polisi untuk digiring masuk ke truk militer, namun saat itu militer dan polisi dianggap keterlaluan karena membubarkan demonstrasi dengan cara paksa dan kekerasan, sehingga menimbulkan puluhan korban jiwa.

Bahkan dengan unggahan tersebut, Tifatul sendiri sempat beradu argumen di twitter.

Tifatul Sembiring Sebar Foto Hoax Konflik Rohingya, Netizen Berang!Twitter/@nickleuw

Seperti diketahui, foto hoax yang diunggah itupun sudah dihapus perihal banyaknya desakan netizen yang menentangnya bahkan di dalam komentar tersebut ia sempat berdalih sudah menemui langsung penghungsi Rohingnya bahkan sempat buka puasa bersama. 

Dengan desakan beruntun oleh warganet, Kini ia mengakui kesalahan tersebut dengan menggunggah ciutan seperti ini.

Tifatul Sembiring Sebar Foto Hoax Konflik Rohingya, Netizen Berang!twitter.com/nickleuw

Menariknya dalam cuitan terbaru itu, Ia hanya memberikan kalimat seperti itu tanpa ada permintaan maaf yang dilontarkan darinya. Bukan itu saja, dengan perihal tersebut banyak warganet menyayangkan sikapnya tanpa memberikan pernyataan minta maaf kepada warganet. 

Bukan itu saja, salah satu warganet pun menyinggung cuitannya dengan fatwa MUI yakni hukum haram.

Tifatul Sembiring Sebar Foto Hoax Konflik Rohingya, Netizen Berang!Twitter/@juherman1

Hal ini juga dibenarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan fatwa bahwa haram hukumnya bagi setiap Muslim melakukan ujaran kebencian, menyebar informasi bohong (hoax), fitnah, ghibah, permusuhan atas dasar suku, agama, ras, antargolongan (SARA) di medsos.

Seperti dikutip Kompas.com, Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah melalui Media Sosial itu lahir atas keprihatinan dari maraknya kebencian dan permusuhan antarsesama anak bangsa di medsos. Bahkan di dalam fatwa MUI tersebut tercantum beberapa hal yang diharamkan bagi umat Islam dalam bermedia sosial. Pertama, melakukan gibah (membicarakan keburukan orang), fitnah, namimah (adu domba), dan penyebaran permusuhan.

Kedua, melakukan bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan atas dasar suku, agama, ras, atau antargolongan. Ketiga, menyebarkan hoaks serta informasi bohong meskipun dengan tujuan baik, seperti info tentang kematian orang yang masih hidup. Keempat, menyebarkan materi pornografi, kemaksiatan, dan segala hal yang terlarang secara syar’i. Kelima, menyebarkan konten yang benar tetapi tidak sesuai tempat dan/atau waktunya.

Selain fatwa, KH Ma'ruf berharap ada tindakan penegakan hukum (law enforcement) dan ada sanksi untuk masyarakat yang melakukan permusuhan dan ujaran kebencian hingga menyebabkan konflik yang bermula dari medsos. Nah, Jadi mari berhati-hati ya gaes dalam menyebarkan gambar dan berita, karena sekelas mantan Menkominfo saja masih bisa kurang teliti dan berhati-hati. 

Zother Veregrent Photo Verified Writer Zother Veregrent

Pria musim semi yang Ambivert

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya