Kementan Dorong Masyarakat Konsumsi Protein Hewani dengan Cara Unik

Yuk makan daging dan telur ayam!

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) yang diwakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita menyematkan Offie Dwi Natalia dan Andi Muhammad Ricki Rosali sebagai Duta Ayam dan Telur Periode 2018–2021. 

1. Protein hewani sangat penting untuk kesehatan masyarakat

Kementan Dorong Masyarakat Konsumsi Protein Hewani dengan Cara UnikShutterstock/Africa Studio

Keduanya terpilih melalui seleksi yang cukup ketat dan selama tiga tahun ke depan akan menjadi ikon bidang perunggasan. Duta Ayam dan Telur ini diharapkan dapat mengajak masyarakat Indonesia untuk gemar mengonsumsi daging dan telur ayam.

"Ajang ini merupakan langkah yang sangat tepat untuk mencari ikon yang berpengaruh dalam mengkampanyekan pentingnya protein hewani asal unggas bagi masyarakat. Terutama dalam meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam," kata I Ketut pada sambutannya di Hotel Ambhara, Jakarta pada Selasa (06/11/2018).

Menurut I Ketut, kebutuhan nutrisi terutama protein hewani sangat penting untuk diperhatikan. Protein hewani mengandung asam amino tidak tergantikan yang berfungsi sebagai zat pembangun dan mempengaruhi metabolisme. Selain itu, asam amino merupakan unsur yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.

2. Produksi unggas nasional sudah surplus

Kementan Dorong Masyarakat Konsumsi Protein Hewani dengan Cara UnikShutterstock/David Tadevosian

Protein hewani merupakan makanan terjangkau untuk masyarakat Indonesia terutama telur dan daging ayam. Kedua komoditas tersebut bahkan telah dinyatakan surplus, bahkan sudah ekspor ke berbagai negara. Data statistik peternakan menunjukkan peningkatan tajam pada produksi unggas nasional. Pada awal tahun 1970-an kontribusi daging unggas hanya sebesar 15%, sedangkan pada tahun 2017 produksinya telah mencapai 2.147,21 ribu ton atau 66,34% dari produksi daging secara keseluruhan. 

Produksi telur juga memiliki kontribusi yang cukup besar. Dari total produksi telur secara keseluruhan sebanyak 1.970.853 ton, telur ayam buras mencapai 196.138 ton (9,95%), sedangkan ayam ras petelur sebanyak 1.428.195 ton (72,47%), dan telur itik sebanyak 290.110 ton (14,72%). Untuk ekspor telur ayam tetas, mulai dilakukan sejak tahun 2015 ke Myanmar. 

Hingga Oktober 2018, jumlah kumulatif yang sudah diekspor sebanyak 11.003.358 butir dengan nilai Rp117,04 miliar. Sedangkan, ekspor produk olahan daging ayam mulai dilakukan dari tahun 2016 hingga September 2018 sebanyak 118,81 ton dengan nilai Rp9,5 miliar. Adapun negara tujuan ekspor yaitu Jepang, Australia, Hongkong, Timor Leste, Qatar, India, PNG, Saudi Arabia, Singapura dan Korea Selatan.

3. Duta Ayam dan Telur diharapkan mampu atasi mitos-mitos lama

Kementan Dorong Masyarakat Konsumsi Protein Hewani dengan Cara UnikShutterstock/Ekaterina Kondratova

Saat ini masyarakat Indonesia dinilai masih cukup rendah dalam mengonsumsi daging dan telur ayam. Berdasarkan perhitungan data konsumsi antara BPS, Kementan dan Kemenko Perekonomian ditetapkan bahwa tingkat konsumsi penduduk Indonesia terhadap daging ayam hanya sekitar 11,5 kg/kapita/tahun. Sementara untuk telur hanya sekitar 6,63/kapita/tahun. Masih jauh lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Pada kesempatan yang sama, Fini Murfiani selaku Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan menyampaikan bahwa dengan edukasi yang baik tentang manfaat daging ayam dan telur, diharapkan dapat meningkatkan gizi dan prestasi anak bangsa. 

Fini juga berharap Duta ayam dan telur harus dapat menyampaikan informasi secara komprehensif tentang manfaat daging ayam dan telur, serta menghilangkan mitos yang beredar selama ini. Padahal, telur dan daging ayam merupakan sumber protein hewani yang terjangkau harganya, mudah diperoleh dan diolah, serta disukai oleh hampir semua golongan masyakat. 

"Pemenang Duta Ayam dan telur diharapkan harus bisa menyampaikan kepada masyarakat luas terkait mitos-mitos yang beredar di masyarakat yakni telur ayam penyebab bisul, jerawat, dan kolesterol. Sedangkan daging ayam mengandung hormon yang bisa merusak kesehatan," jelas Fini.

4. Duta ayam dan telur akan terlibat dalam kegiatan promosi selanjutnya

Kementan Dorong Masyarakat Konsumsi Protein Hewani dengan Cara UnikIDN Times/Kementan

Ke depan, Duta Ayam dan Telur nantinya akan banyak terlibat dalam kegiatan promosi ayam dan telur yang berkesinambungan dan termasuk dalam rangkaian Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) yang sudah dicanangkan oleh Menteri Pertanian pada tahun 2011.

"Kami imbau agar semua stakeholders yang terkait juga ikut terlibat dalam kampanye peningkatan konsumsi ayam dan telur, terutama baik dari unsur swasta, pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi dan unsur lainnya, sehingga dapat bersinergi dengan Duta Ayam dan Telur terpilih maupun para finalis Duta Ayam dan Telur ini," pungkasnya.

Kementan juga memberikan apresiasi kepada panitia dari Pinsar Indonesia dan Forum Media Peternakan yang telah menyelenggarakan Ajang Pemilihan Duta Ayam dan Telur Periode 2018-2021 tersebut. Begitu juga dengan beberapa juri yang ikut menyeleksi, yaitu Vera Damayanti (Pakar SDM, VE Education Centre), Ahmad Dawami (Ketum GPPU), dan Fini Murfiani (Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH). 

Topik:

  • Karsa Adiguna

Berita Terkini Lainnya