Kolaborasi Pemerintah-Warga Kembalikan Budi Daya Rumput Laut Kepulauan Seribu

Potensi ekonomi rumput laut sangat besar

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berkolaborasi dengan masyarakat untuk mengembalikan kejayaan rumput laut di Kepulauan Seribu. Jika menengok sejarah budi daya rumput laut di kepulauan tersebut, pada 22 tahun lalu, komoditas unggulan sektor perikanan budi daya nasional itu menjadi primadona.

Lurah Pulau Panggang Kepulauan Seribu, Pepeng Kuswandi mengatakan bahwa lebih dari 50 orang sudah menanam rumput laut di sekitar perairan Karang Lebar. Beberapa dari mereka pun tengah membentuk kelompok tani di pulau yang memiliki kondisi baik untuk membudi dayakan rumput laut itu.

“Tahun ini petani budi daya rumput laut di Pulau Panggang mulai kembali bergairah. Kami harap bisa mengulang kembali kejayaan rumput laut tahun 90-an lalu,” kata Pepen kepada IDN Times beberapa waktu lalu. 

Selain mendorong penanaman dan pembentukan kelompok budi daya rumput laut, Pemkab Kepulauan Seribu terus menyosialisasikan usaha budi daya komoditas tersebut di sejumlah pulau, terutama di empat pulau percontohan itu. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman manfaat dan keuntungan yang akan didapatkan masyarakat dari budi daya rumput laut. 

Kepala Seksi Kelautan dan Perikanan Suku Dinas Ketahan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Risnadi mengungkapkan kondisi tersebut beberapa waktu lalu. Ia menambahkan, hingga saat ini baik Pulau Panggang maupun Pulau Pari menjadi rujukan pengembangan rumput laut di Kepulauan Seribu.

“Produksi rumput laut itu sebenarnya sederhana dan mudah dilaksanakan oleh siapa pun. Namun, produksinya sangat bergantung pada kualitas air lautnya. Jika tercemar, sudah pasti itu tidak akan tumbuh dengan baik,” tutur Risnadi.

Berangkat dari sejarah gemilang, potensi, dan kemudahan budi daya rumput laut tersebut, Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta sudah membagikan 4.000 kilogram benih rumput laut. Hal tersebut dorongan pengembangan oleh Kepulauan Seribu yang telah memulai aktivitas budi daya komoditas itu di Pulau Panggang, Pulau Tidung, Pulau Pari, dan Pulau Lancang sebagai pulau percontohan budi daya rumput laut.

“Budi daya rumput laut harus diaktifkan kembali karena potensi ekonominya sangat besar, terutama karena Indonesia mengandalkan komoditas rumput laut menjadi komoditas andalan untuk ekspor,” kata Bupati Kepulauan Seribu Husein Murad.

Selain penanaman dan pembentukan kelompok budi daya rumput laut yang didorong, Pemkab Kepulauan Seribu terus menyosialisasikan usaha budi daya komoditas tersebut di sejumlah pulau, terutama di empat pulau percontohan itu. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman manfaat dan keuntungan yang akan didapatkan masyarakat dari budi daya rumput laut. 

Bupati Husein pun menyarankan untuk segera membentuk koperasi agar produksi rumput laut dapat diserap pasar secara maksimal. Koperasi itu bertujuan menjamin harga tetap stabil dan membantu pembudi daya rumput laut agar tetap bertahan.

Husein juga mengatakan bahwa saat ini ada 200 orang dalam 16 kelompok yang mengelola rumput laut untuk mengatur apakah rumput laut yang dihasilkan lebih pantas untuk dijual atau memenuhi kebutuhan warga di Kepulauan Seribu. Dengan mekanisme itu, produksi akan bisa terserap secara baik.

“Harapan kami, kegiatan yang kita lakukan sekarang bisa lebih baik dari masa kejayaan rumput laut 22 tahun lalu,” kata Husein.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya