Pakai Agroforestri, 8.500 Ha Lahan Kritis di Jabar akan Direhabilitasi

Wagub Uu Ruzhanul Ulum apresiasi langkah tersebut

Majalengka, IDN Times – Seluas 8.500 hektar lahan kritis yang tersebar di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Garut, Sumedang, Tasikmalaya, dan Majalengka akan direhabilitasi.  Rehabilitasi dilakukan setelah BPDASHL Cimanuk-Citanduy dan Perum Perhutani Divre Jawa Barat-Banten membuat kontrak kerja sama di Kantor Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Selasa (28/5/2018).

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat melalui Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengapresiasi kerja sama tersebut. Menurutnya, program rehabilitasi ialah salah satu bentuk kolaborasi untuk mewujudkan Jabar Juara Lahir dan Batin.  

"Hari ini menjadi bukti adanya kolaborasi untuk menangani lahan kritis antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, kementerian, pemerintah daerah, masyarakat, termasuk yang membanggakan ialah adanya keterlibatan dari pondok pesantren," ucap Uu.

1. Pola rehabilitasi lahan kritis tersebut akan menggunakan teknik agroforestri

Pakai Agroforestri, 8.500 Ha Lahan Kritis di Jabar akan DirehabilitasiIDN Times/Pemprov Jabar

Pola rehabilitasi sendiri rencananya akan menggunakan teknik agroforestri. Nantinya, setiap hektar akan ditanam 400 pohon berjenis kayu-kayuan, seperti pohon pinus, mahoni, buah-buahan, dan pohon sejenis.  Menurut Uu Ruzhanul, rehabilitasi lahan kritis perlu ditangani dengan serius dan dilakukan oleh ahlinya. Oleh karena itu, dia mendukung penuh kehadiran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) vokasi di bidang pertanian, kehutanan, lingkungan hidup, dan sumber daya air (SDA).

Apalagi, Uu Ruzhanul mengatakan, lahan kritis di Jawa Barat terus meluas setiap tahun. Padahal, program dan anggaran untuk menanggulangi lahan kritis telah dicanangkan. Dia pun menilai, lahan kritis hadir akibat ulah manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan.  

"Artinya, sekalipun populasi manusia bertambah, pembangunan terus bergerak karena memang dibutuhkan, tetapi kalau tangan manusia tidak merusak. Jika menjaganya dengan program, insyaallah bencana lahan kritis dan banjir tidak akan terjadi," ucap Uu.

Uu melanjutkan, "Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mendorong suksesnya program penanaman kembali lahan kritis. Kita ingat sebuah pepatah orang tua, yaitu lebih baik mewariskan mata air kepada anak cucu kita daripada mewariskan air mata.”

2. Lahan kritis di Jabar terdapat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Citanduy

Pakai Agroforestri, 8.500 Ha Lahan Kritis di Jabar akan DirehabilitasiIDN Times/Pemprov Jabar

Direktur Jenderal PDASHL Kementerian LHK RI, Ida Bagus Putera Parthama, mengungkapkan bahwa lahan kritis di Indonesia mencapai 14,3 juta hektar. Menurutnya, porsi cukup besar berada di Jawa Barat, khususnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Citanduy.

"Dan dampak lahan kritis ini menimbulkan berbagai bencana dengan kerugian materiel dan nonmateriel," kata Putera.

Putera menjelaskan, apabila lahan kritis berada di DAS, maka daerah tersebut bisa dikatakan tidak sehat. Putera melanjutkan, DAS tidak sehat akan menyebabkan debit air sungai utama sangat tinggi manakala hujan turun, tetapi debit air akan sangat rendah ketika musim kemarau tiba.

"Jadi, ketika musim hujan dia kelebihan air tidak bisa menampung, sehingga terjadi banjir. Di musim kering--karena waktu musim hujan tidak bisa menampung mata air juga tidak keluar air, sehingga kekeringan," kata Putera.  

Selain itu, DAS yang tidak sehat akan menggerus kualitas tanah dan menyebabkan hadirnya bencana alam seperti tanah longsor. "DAS yang tidak sehat menjauhkan rakyat dari kesejahteraan," ucapnya.

Dalam penilaian Putera, inti problem lahan kritis berada pada tata ruang.  Putera mengatakan, seharusnya pembangunan disesuaikan dengan kondisi DAS yang ada sehingga tidak mengubah lanskap atau bentang alam.

Oleh karena itu, Kementerian LHK pun menjalin kerja sama dengan Kementerian ATR/BPN RI guna membangun kesepahaman. Jadi, daerah yang ingin melakukan revisi tentang tata ruang mesti mempertimbangkan atau memperhatikan area DAS.  

3. Rehabilitasi akan menambah kawasan hutan lindung di Majalengka sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar

Pakai Agroforestri, 8.500 Ha Lahan Kritis di Jabar akan DirehabilitasiIDN Times/Pemprov Jabar

Sekretaris Daerah Kabupaten Majalengka, Ahmad Sodikin, menyambut positif rehabilitasi lahan kritis di wilayahnya. Sebab, hal tersebut akan menambah kawasan hutan lindung di Majalengka sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.

"Kami menyambut baik acara launching penanganan lahan kritis dan persemaian permanen. Hal ini sangat bermanfaat baik untuk pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dalam melaksanakan kebun bibit rakyat maupun dalam upaya peningkatan kawasan hutan lindung di Kabupaten Majalengka yang saat ini baru mencapai 36,18 persen," ucap Ahmad.

Dengan begitu, kata Ahmad, target kawasan hutan lindung di Kabupaten Majalengka dapat mencapai 39,19 persen atau sesuai dengan Perda Nomor 11 Tahun 2011 tentang RTRW.

Pada kesempatan yang sama, peresmian Persemaian Permanen (PP) dilakukan. Persemaian tersebut nantinya akan memproduksi bibit via kegiatan vegetatif dan generatif dengan memanfaatkan teknologi. Bibit yang diproduksi di persemaian dapat diambil secara gratis.

4. Peresmian Kebun Bibit Rakyat juga dilakukan

Pakai Agroforestri, 8.500 Ha Lahan Kritis di Jabar akan DirehabilitasiIDN Times/Pemprov Jabar

Selain peluncuran rehabilitasi lahan kritis dan PP, peresmian Kebun Bibit Rakyat juga dilakukan. Program tersebut merupakan lokasi untuk pembuatan bibit tanaman hutan penghasil kayu dan hasil hutan bukan kayu yang dikelola oleh lembaga desa, kelompok masyarakat, serta kelompok adat di sekitar lokasi kebun.

Program Kebun Bibit Rakyat ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan. Ada 86 unit kebun yang akan digarap di Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Pangandaran.

Ada pula rencana serah terima hutan serbaguna yang dilaksanakan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati seluas 8,46 hektar dengan perlakuan penanaman sekitar 600 batang pohon per hektar. Jenis pohon yang akan ditanam mulai dari pohon asem, rembesi, sampai mahoni.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya