Ini Strategi Pemprov DKI Jakarta Tuntaskan Masalah Sampah 

Anies merumuskan tiga Kegiatan Strategis Daerah (KSD)

Jakarta, IDN Times – Permasalahan pengelolaan sampah di Jakarta sempat mengemuka beberapa waktu lalu. Gubernur DKI Jakarta Anies pun mengidentifikasi masalah itu dan merumuskan tiga Kegiatan Strategis Daerah (KSD) demi menyelesaikannya.

Tidak tanggung-tanggung, perumusan tiga KSD dilakukan secara komprehensif dan dari akar permasalahannya. Gubernur Anies pun mengingatkan bahwa sampah merupakan tanggung jawab kita semua.

“Di kota-kota maju dunia, kita akan menemukan bagaimana seluruh masyarakat mengurus sampahnya. Sampah bukan saja diurus pemerintah karena yang menghasilkan sampah kita semua,” kata Gubernur Anies.

Berikut ketiga KSD yang dirancang demi menuntaskan masalah pengelolaan sampah baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang:

1. KSD pengurangan sampah di sumber

Ini Strategi Pemprov DKI Jakarta Tuntaskan Masalah Sampah IDN Times/Humas Pemprov DKI Jakarta

Gubernur Anies Baswedan menginisiasi program pengurangan sampah di sumber sampah dengan beberapa kegiatan, antara lain, kegiatan Sampah Tanggung Jawab Bersama “SAMTAMA” melalui RW-RW percontohan pengurangan sampah sejak di sumber sampah yang akan diduplikasi di RW se-Jakarta, pengembangan bank sampah, pengembangan TPS 3R (Recycle Center), kampanye, dan menyusun regulasi pembatasan penggunaan plastik sekali pakai, seperti menggunakan wadah daging kurban ramah lingkungan dan lain-lain.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih,mengatakan bahwa hal tersebut berangkat dari UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Perda 3/2013 tentang Pengelolaan Sampah yang mengusung paradigma baru pengurangan sampah sejak dari sumber sampah, seperti rumah tangga.

“Strategi pengurangan sampah ini yang kita kembangkan dengan berkolaborasi bersama masyarakat sehingga sampah yang dihasilkan berkurang dan minim yang harus diangkut ke TPA untuk diolah. Akibatnya, pembiayaan penanganan sampah berkurang,” tutur Andono.

Andono menambahkan bahwa kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) turut mengurangi sampah. Dengan begitu, jelas Andono, guna ulang dan daur ulang siklus daur materi dan energi dapat dicapai sehingga tercapai siklus Circular Economy.

“Selain itu, kegiatan sosialisasi, pembinaan, pendampingan, dan memfasilitasi untuk semakin membuat masif warga Jakarta mengurangi sampah merupakan outcome KSD Pengurangan Sampah,” tutur Andono.

2. KSD optimalisasi TPST Bantargebang

Ini Strategi Pemprov DKI Jakarta Tuntaskan Masalah Sampah IDN Times/Humas Pemprov DKI Jakarta

Andono juga mengatakan, dalam menanggulangi sampah, Pemprov DKI Jakarta juga bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membangun PLTSa yang sekarang sudah beroperasi dan menambang sampah lama dari landfill (landfill mining) untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif (Refused Derived Fuel) industri semen.

“Bahan bakar alternatif dari sampah ini setara dengan nilai kalor batu bara muda. Langkah-langkah tersebut dapat memperpanjang masa manfaat TPST Bantargebang. Jika langkah-langkah mitigasi ini tidak dilakukan, diperkirakan TPST Bantargebang akan penuh pada tahun 2022,” tutur Andono.

”Saat ini proses eksekusi KSD tersebut sudah berjalan. Kita dapat melihat, pengelolaan TPST Bantargebang sudah jauh lebih baik dalam 1-2 tahun terakhir,” tutur Andono.

3. KSD pembangunan ITF

Ini Strategi Pemprov DKI Jakarta Tuntaskan Masalah Sampah IDN Times/Humas Pemprov DKI Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berupaya menangani permasalahan sampah dengan membangun alternatif fasilitas pengolahan sampah di dalam kota, yakni melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau Intermediate Treatment Facility (ITF). Pembangunan PLTSa/ITF itu bertujuan untuk mereduksi sampah sebanyak 80- 90 persen dari kapasitas total jumlah sampah pada setiap fasilitas PLTSa/ITF (Kementerian ESDM RI, 2015).

Pembangunan ITF agar DKI Jakarta tidak tergantung pada TPA di luar Jakarta sehingga “Ibu Kota memiliki WC di dalam rumah sendiri”. Pemprov DKI ditargetkan memiliki empat unit ITF yang tersebar di dalam kota Jakarta.

“ITF Pertama yaitu ITF Sunter dengan kapasitas 2.200 tpd sampah. Tahun lalu sudah dilakukan ground breaking pembangunan proyek tersebut. ITF Sunter ditargetkan beroperasi tahun 2022. Nantinya, TPST Bantargebang hanya akan menampung residu pengolahan sampah di dalam kota,” tutur Andono.

Untuk diketahui, pengolahan sampah melalui ITF melalui perubahan bentuk, komposisi, dan volume sampah dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah tepat guna dan ramah lingkungan yang memenuhi persyaratan teknis, finansial, dan sosial.

Pemprov DKI berusaha mengeksekusi ketiga KSD dan program-program pengolahan sampah untuk mewujudkan “Wajah Baru Pengelolaan Sampah”. Ketiga tersebut merupakan solusi yang dirumuskan Gubernur Anies atas permasalahan pengelolaan sampah Jakarta untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Topik:

  • Ester Ajeng

Berita Terkini Lainnya