Kementan Giatkan Pengembangan Produksi Perkebunan Sultra Siap Ekspor 

Hal tersebut demi meningkatkan devisa negara

Kendari, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian terus mendorong pengembangan produksi perkebunan siap ekspor untuk meningkatkan devisa negara. Salah satunya pengembangan komoditas ekspor asal Sulawesi Tenggara (Sultra).

"Sedikitnya ada tujuh komoditas perkebunan yang diunggulkan, yakni kakao, kopra, lada, kemiri, kacang mede, cengkih, dan jagung. Semuanya harus menjadi andalan bagi pasokan kebutuhan dalam negeri dan juga devisa negara," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Badan Karantina Ali Jamil saat penandatanganan nota kesepahaman pengembangan komoditas Sultra di Rumah Jabatan Gubernur di Kendari, Rabu (19/6).

Menurut Jamil, pemerintah daerah seharusnya mengembangkan potensi perkebunan yang ada. Langkah tersebut sesuai dan sejalan dengan apa yang sedang ditempuh Kementerian Pertanian.

"Ini sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian yang menerapkan jemput bola peluang dan potensi komoditas ekspor pertanian di seluruh daerah. Kita sangat kaya, yang diperlukan tinggal komitmen dan kerja keras bersama," kata Jamil.

1. Langkah dan kinerja Kementan dalam memacu pembangunan pertanian diapresiasi Gubernur Sultra

Kementan Giatkan Pengembangan Produksi Perkebunan Sultra Siap Ekspor IDN Times/Kementan

Ali menekankan, sedikitnya ada enam poin yang harus dikerjakan bersama. Pertama, kata dia, semua pihak harus memberi perlindungan pada sumber daya alam dan plasma nutfah (sumber daya genetik) di Sulawesi Tenggara. Kedua, penyiapan benih oleh pemerintah provinsi dan pusat.

"Berikutnya adalah penyiapan infrastruktur ekspor produk pertanian. Bimbingan teknis dalam penanganan pascapanen, pengoptimalan produktivitas lahan, dan akses pasar internasional," kata Ali.

Di tempat yang sama, Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi mengapresiasi langkah dan kinerja Kementerian Pertanian untuk memacu pembangunan pertanian yang diharapkan. Dia berharap semua potensi ekspor terus berkembang sehingga meningkatkan kesejahteraan petani, pelaku, dan masyarakat di Sulawesi Tenggara.

"Kemudian untuk para pelaku usaha bidang agribisnis, saya mengapresiasi kerja sama ini karena telah memberi nilai tambah dengan mengolah komoditas pertanian menjadi barang setengah jadi yang berdampak langsung pada lapangan pekerjaan bagi masyarakat," kata Ali.

2. Kakao asal Sultra berhasil menembus pasar ekspor Belanda dan Jerman pada 2018

Kementan Giatkan Pengembangan Produksi Perkebunan Sultra Siap Ekspor unsplash.com/Pablo Merchán Montes

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Kendari, Mastari menerangkan bahwa produk kakao asal Sultra berhasil menembus pasar ekspor Belanda pada 2018. Lebih dari itu, pasarnya juga merambah ke negara lain, yakni Jerman.

Berdasarkan data sistem otomasi perkarantinaan IQFAST, produksi kakao Butter yang dikelola PT Kalla berhasil dilepas ke Belanda sebanyak 360 ton dengan frekuensi empat kali tujuan Belanda.

"Kemudian pada periode Januari hingga pertengahan Juni 2019, PT tersebut mengirim 240 ton dengan frekuensi enam kali, tujuan Belanda dan Jerman. Ini artinya peningkatan ekspor cukup signifikan," kata Mastari.

3. Mentan Amran memberi tugas khusus berupa akselerasi ekspor produk pertanian

Kementan Giatkan Pengembangan Produksi Perkebunan Sultra Siap Ekspor ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Sekadar diketahui, Karantina Pertanian Kendari sebagai unit vertikal memiliki tugas menjaga kelestarian sumber daya alam hayati. Kini, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan negara, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberi tugas khusus berupa akselerasi ekspor produk pertanian. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan terobosan layanan percepatan ekspor dengan menggencarkan bimbingan teknis (Agro Gemilang) bagi eksportir muda.

"Makanya, uji laboratorium karantina yang dapat dipercaya negara tujuan ekspor, membuat komoditas diterima dan memiliki daya saing," tutur Mastari.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya