Menteri LHK Perjuangkan Isu Pengendalian Perubahan Iklim di Norwegia

Kerja sama 2 negara di bidang lingkungan hidup ditingkatkan

Jakarta, IDN Times -  Pada Jumat (28/6), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertolak ke Trondheim Norwegia. Di sana, Menteri LHK Siti Nurbaya akan memimpin delegasi Indonesia di acara The 9th Trondheim Conference on Biodiversity pada 2-5 Juli 2019. Sejumlah agenda disiapkan untuk memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Norwegia di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya terkait Pengendalian Perubahan Iklim dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati (biodiversity).

Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Djati Witjaksono Hadi dalam jumpa pers dengan media menyatakan bahwa Menteri Siti akan mengawali kunjungan kerjanya dengan melakukan bilateral meeting antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Norwegia.

“Pertemuan tersebut untuk meningkatkan kerja sama kedua negara di bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang telah terjalin dengan baik. Di sana, Menteri Siti akan bertemu dengan Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Norwegia, H.E. Ola Elvestuen,” tutur Djati di acara jumpa pers di Kementerian KLHK.

1. The 9th Trondheim Conference on Biodiversity sendiri menyoroti upaya-upaya pelestarian biodiversitas/keanekaragaman hayati di dunia

Menteri LHK Perjuangkan Isu Pengendalian Perubahan Iklim di NorwegiaIDN Times/KLHK

Agenda utama akan dibahas pada pertemuan bilateral kedua negara, antara lain: (1) Progress implementasi pelaksanaan Letter of Intent (LoI); (2) Kemungkinan memperluas cakupan LoI; (3) REDD+ Acceleration Facility melalui new voluntary Architecture for REDD+ Transactions; serta (4) Isu-isu terkait biodiversity yang menjadi usulan Indonesia untuk dibahas pada konferensi internasional tersebut. Pertemuan bilateral tersebut diharapkan dapat meningkatkan kerja sama kedua negara dalam mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk melaksanakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sekaligus menekan emisi gas rumah kaca.

Acara The 9th Trondheim Conference on Biodiversity sendiri menyoroti upaya-upaya pelestarian biodiversitas/keanekaragaman hayati di dunia. Hal tersebut akan dijadikan sebagai konferensi antarnegara dalam rangka persiapan menuju COP Convention on Biological Diversity (CBD) pada 2020 di Tiongkok.

 “Untuk 2020 setelah berakhirnya Aichi, di Tiongkok kita akan menetapkan target-target baru pasca 2020. Persiapannya adalah di Trondheim Norwegia ini, jadi negara-negara yang akan hadir di pertemuan ini akan mencoba membicarakan apa apa saja yang menjadi target ke depan 2030 atau 2050, biodiversity mau dibawa ke mana,” ujar Indra Exploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK dalam jumpa pers tersebut.

2. Menteri Siti pada acara The 9th Trondheim Conference on Biodiversity membawa misi besar dan strategis bagi Indonesia

Menteri LHK Perjuangkan Isu Pengendalian Perubahan Iklim di NorwegiaIDN Times/KLHK

Indra menjelaskan bahwa Indonesia telah meratifikasi CBD pada 1994. Di dalam CBD pada 2015 ditetapkan Aichi target yang disepakati setiap negara yang meratifikasi CBD. Di Indonesia sendiri Aichi target diterjemahkan menjadi Indonesian Biodiversity Strategi Action Plans (IBSAP). Aichi target akan berakhir pada 2020. Oleh karena itu, setelah 2020 harus ditetapkan target-target baru dalam pelestarian biodiversity.

Indra menekankan bahwa kehadiran Ibu Menteri Siti pada acara The 9th Trondheim Conference on Biodiversity membawa misi besar dan strategis bagi Indonesia khususnya terkait isu biodiversity

“Tujuan kehadiran Ibu Menteri LHK ialah bagaimana kita menampilkan upaya-upaya yang Indonesia lakukan sehingga kita bisa mencoba menjadi lead untuk bagaimana biodiversity itu bisa tetap lestari dengan lesson learn yang dilakukan Indonesia dan bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi semua negara. Kedua, kita bisa membuktikan bahwa kita mampu juga untuk meningkatkan populasi beberapa spesies prioritas, sehingga nanti beberapa upaya Indonesia itu selanjutnya dapat dijadikan dasar/baseline dalam menentukan target-target baru pelestarian biodiversity,” ungkap Indra.

Sejumlah anggota delegasi Indonesia akan mendampingi Menteri Siti pada The 9th Trondheim Conference on Biodiversity dan bilateral meeting, antara lain Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Industri dan Perdagangan Internasional Laksmi Dhewanti, Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Kebijakan Pengembangan Jaringan Kerja Sama Luar Negeri Sri Murniningtyas, Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Analisis Strategis, Akuntabilitas Politik dan Publikasi Eka Widodo Soegiri, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri KLHK Teguh Raharjo, Kepala Biro Perencanaan KLHK Ayu Dewi Utari, dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK Djati Witjaksono Hadi.

3. Festival Indonesia di Oslo pun akan digelar sejalan dengan pelaksanaan The 9th Trondheim Conference on Biodiversity

Menteri LHK Perjuangkan Isu Pengendalian Perubahan Iklim di NorwegiaIDN Times/KLHK

Sejalan dengan pelaksanaan The 9th Trondheim Conference on Biodiversity, pada 28- 30 Juni digelar Festival Indonesia di Oslo. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Norwegia selaku penyelenggara menjadikan Festival Indonesia tersebut untuk memperkenalkan keanekaragaman hayati Indonesia sekaligus menghadirkan baik produk-produk pangan nusantara dari hasil sumber daya alam maupun produksi masyarakat lokal dan adat yang tinggal di sekitar kawasan hutan serta gambut. 

Festival Indonesia Oslo tersebut pertama kali diadakan di Norwegia dan diharapkan akan menjadi salah satu festival Indonesia terbesar di kawasan Nordik. Terlebih lagi pada 2020, Indonesia-Norwegia akan memperingati hubungan diplomatik yang ke-70 tahun.

Festival Indonesia secara umum akan mempresentasikan kegiatan-kegiatan Indonesia terkait pengendalian perubahan iklim dan pengelolaan keanekaragaman hayati Indonesia, seperti menginformasikan produk-produk kultural, kuliner, dan ekowisata dari pengelolaan kawasan hutan dan gambut berkelanjutan sekaligus dapat mempromosikan kekayaaan alam, budaya, dan pangan yang khas dari Indonesia.

4. Festival Indonesia merupakan inisiasi Duta Besar Todung Mulya Lubis

Menteri LHK Perjuangkan Isu Pengendalian Perubahan Iklim di NorwegiaIDN Times/KLHK

Di tengah kekhawatiran dunia akan perubahan iklim dan dampaknya bagi masa depan umat manusia, belahan bumi khatulistiwa sesungguhnya menyimpan berbagai keragaman pangan yang dihasilkan dari keanekaragaman hayati yang tinggi. Keragaman pangan dan pengetahuan tentang manfaat pangan bahkan banyak disimpan ratusan tahun sebelumnya oleh nenek moyang di nusantara dan selayaknya menjadi bagian dari kekayaan varian nutrisi dunia.

Festival tersebut merupakan inisiasi Duta Besar Todung Mulya Lubis. Di festival ini akan dipaparkan beberapa materi, di antaranya dari Javara, lembaga social enterprise yang bergerak dalam produksi pangan organik nusantara. Javara berpartisipasi pada pameran Food Diversity from Tropical Forest & Peatlands. Javara akan menampilkan acara interaktif yang melibatkan kelima indra perasa, yakni “Food Culture Talk & Tasting Workshop: Biodiversity, Culture & Gastronomy” mencakup lima sesi workshop: pedas berbumbu, garam kepulauan, gula lestari, pewarna makanan alami, dan pelestarian kopi. Javara mempunyai misi besar untuk memperbaiki rantai suplai kapasitas produksi, memperbaiki keamanan lingkungan kerja, dan memasarkan produk secara nasional dan internasional dengan mengusung harga jual premium bagi petani dan produsen.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya