Tingkatkan Produksi, Indonesia Mencatat Surplus Perdagangan Pertanian 

Ekspor pertanian menguat sampai negara-negara di Eropa

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui berbagai unit kerjanya terus melakukan berbagai upaya peningkatan produksi. Upaya tersebut antara lain dengan membuat program kerja dan terobosan nyata untuk mendobrak pasar ekspor dunia.

Hasilnya, ekspor produk pertanian Indonesia mengalami peningkatan yang luar biasa dan menjadi andalan pertumbuhan ekonomi nasional. Lebih dari itu, pasar ekspor ini menguat sampai ke negara-negara Eropa, seperti Belanda, Spanyol, Italia, Irlandia, Belgia, Finlandia, Luxembourg, Swedia, Denmark, Prancis, dan Yunani.

"Program dan berbagai terobosan ini bisa dibuktikan saat neraca perdagangan Indonesia melemah, namun produksi pertanian dalam negeri tetap menuai hasil yang sangat membanggakan," ujar Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ketut Kariyasa, Kamis (20/6).

1. Ekspor produk pertanian ke Belanda selama empat tahun terakhir meningkat

Tingkatkan Produksi, Indonesia Mencatat Surplus Perdagangan Pertanian IDN Times/Kementan

Berdasarkan data yang dihimpun Kementan, lalu lintas ekspor produk pertanian ke Belanda selama empat tahun terakhir meningkat 1,84 persen per tahun dengan rata-rata ekspor sebesar 3,13 juta ton pertahun.

Masuk periode berikutnya, Indonesia juga mengalami surplus pada level perdagangan produk pertanian ke Belanda dengan angka rata-rata 3,07 juta per tahun atau meningkat 1,68 persen per tahun.

"Sejak 2014, Indonesia sudah mengalami surplus perdagangan produk pertanian yang berada di tingkatan level tinggi, terutama dengan Spanyol. Sebab, surplus perdagangan ke sana rata-rata 1,18 juta ton per tahun atau meningkat 6,31 persen," kata Kariyasa.

2. Indonesia mengalami surplus perdagangan produk pertanian rata-rata 10,37 juta ton per tahun

Tingkatkan Produksi, Indonesia Mencatat Surplus Perdagangan Pertanian Unsplash.com/chuttersnap

Di samping Belanda dan Spanyol, peningkatan kerja sama tersebut juga terjadi dengan negara Belgia, Swedia, Denmark, dan Yunani. Tercatat, selama periode 2014-2018, surplus perdagangan produk pertanian Indonesia dengan Belgia mencapai 43,55 persen per tahun dan Swedia mencapai 38,41 persen per tahun.

"Perlu diketahui bahwa Indonesia juga tercatat mengalami surplus perdagangan produk pertanian dengan Italia yang mencapai rata-rata 1,18 juta ton per tahun. Kemudian dengan Finlandia 22,1 ribu ton per tahun, Irlandia 16,5 ribu ton per tahun, Prancis 9,5 ribu ton per tahun, dan Luxembourg 4,1 ribu ton per tahun," kata Kariyasa.

Mengacu data periode 2013-2018, volume ekspor produk pertanian Indonesia meningkat sebesar 26,9 persen (9-10 juta ton) atau rata-rata 5,4 persen per tahun. Padahal, sebelumnya angka yang ada hanya 33,5 juta ton pada 2013 dan meningkat 42,5 juta ton pada 2018.

"Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus perdagangan produk pertanian rata-rata 10,37 juta ton per tahun," kata Kariyasa.

3. Kementan juga mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong peningkatan ekspor dan produksi dalam negeri

Tingkatkan Produksi, Indonesia Mencatat Surplus Perdagangan Pertanian pixabay.com/users/michaelgaida-652234/

Kariyasa menambahkan, Kementan juga mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong peningkatan ekspor dan produksi dalam negeri. Kebijakan tersebut antara lain mempermudah perizinan ekspor dengan waktu pengurusan singkat, yakni sekitar tiga jam. Padahal sebelumnya waktu perizinan bisa memakan waktu 312 jam.

"Terobosan lainnya adalah sistem layanan karantina jemput bola (inline inspection) yang akan membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif. Selain itu, sistem ini juga langsung mengatur registrasi kebun, sertifkasi packaging house, dan pembinaan mutu antara eksportir, petani, dan atase pertanian sebagai market intelegent," tutur Kariyasa.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya