Tibalah Tahap Penjurian, Kompetisi BAAA#3 Kantongi 263 Karya Seni

Melibatkan lima pengamat seni sebagai dewan juri

Jakarta, IDN Times – Sebagai bentuk menghargai karya seni Basoeki Abdullah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Museum Basoeki Abdullah menggelar Kompetisi Basoeki Abdullah Art Award yang ketiga (BAAA#3) dengan tema Re-Mitologisasi. Kegiatan tiga tahunan ini menjadi bagian penting dalam agenda Museum Basoeki Abdullah untuk menghargai peran pelukis Basoeki Abdullah dalam memperjuangkan seni lukis Indonesia di pergaulan seni budaya Indonesia.

Tepat pada tanggal 31 Juli 2019, batas pengiriman karya para peserta ditutup. Selanjutnya, masuk pada tahap seleksi yang dibagi menjadi dua gelombang, yang menjaring 40 karya yang masuk. Lantas, bagaimana antusiasme peserta (seniman) mengekspresikan jiwanya melalui karya seni dan siapakah di balik dewan juri Kompetisi BAAA#3?

1. Ratusan peserta saling menunjukkan kebolehan karya seninya

Tibalah Tahap Penjurian, Kompetisi BAAA#3 Kantongi 263 Karya SeniIDN Times/Kemendikbud

Di luar dugaan, Kompetisi BAAA#3 punya peminat yang cukup banyak dilirik seniman-seniman muda. Nyatanya, kompetisi ini diikuti 219 peserta dengan jumlah karya ada 263 buah. Kisaran usia peserta yakni 17-30 tahun yang berasal dari sejumlah provinsi di Indonesia.

Menariknya dalam kegiatan ini, medium yang dipakai sejumlah peserta bervariasi, mulai dari karya lukisan, patung, fotografi, hingga instalasi. Perbedaan medium inilah disebut-sebut menjadi tantangan tersendiri bagi para juri.

“Berangkat dari kegemaran Basoeki Abdullah tersebut, maka tema Re-Mitologisasi sebagai sarana pemicu kreativitas para peserta untuk menggali lebih dalam tentang mitologi yang dekat dengan lingkungan diri mereka masing-masing. Dan salah satu cara kepada generasi muda untuk tidak melupakan serta selalu menghargai apa yang telah mereka punya untuk lebih dikembangkan sehingga budaya bangsa Indonesia semakin besar,” ungkap Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Hilmar Farid.

2. Tim dewan juri yang turut andil menyeleksi karya peserta

Tibalah Tahap Penjurian, Kompetisi BAAA#3 Kantongi 263 Karya SeniIDN Times/Kemendikbud

Pada 1 Agustus 2019, mulai dilakukannya penjurian karya oleh dewan juri yang telah menetapkan 40 karya lolos ke tahap selanjutnya. Setelah terseleksi 40 judul karya, maka dipilihlah lima karya terbaik versi juri. Berikut jajaran juri yang ikut serta, antara lain:

  • Amir Sidharta (Pengamat seni dan pendidik di UPH)
  • Djuli Djatiprambudi (Kurator dan dosen UNESA Surabaya)
  • Irawan Karseno (Ketua Dewan Kesian Jakarta (DKJ))
  • Mikke Susanto (Kurator dan staf pengajar ISI Yogyakarta)
  • Rikrik Kusmara (Dosen FSRD ITB)

3. Hadiahnya mencapai Rp125 juta, apakah kamu salah satu pemenangnya?

Tibalah Tahap Penjurian, Kompetisi BAAA#3 Kantongi 263 Karya SeniIDN Times/Kemendikbud

Sebelumnya, hasil seleksi tahap pertama telah diumumkan pada tanggal 23 Juli 2019. Kini, saatnya seleksi tahap kedua yang perlu disimak peserta pada tanggal 25 September 2019, bisa dicek melalui website www.museumbasoekiabdullah.or.id.

Karya peserta yang masuk nominasi akan dipamerkan selama satu bulan penuh dari tanggal 25 September s.d 25 Oktober 2019. Lima karya terbaik pilihan juri akan mendapatkan piagam penghargaan, trofi, dan dana pembinaan dengan total 125 juta rupiah.

“Ke depannya, agenda ini diharapkan menjadi bagian penting dalam perkembangan seni Indonesia dengan melahirkan para seniman-seniman muda yang berkualitas. Kompetisi ini merupakan wadah penyebaran informasi yang dilaksanakan oleh Museum Basoeki Abdullah untuk menempatkan Basoeki Abdullah tetap menjadi sumber inspirasi bagi para pelukis Indonesia secara umum, khususnya generasi pelukis muda,” pungkas Kepala Museum Basoeki Abdullah, Dra.Maeva Salmah, M.Si.

Kompetisi Basoeki Abdullah Art Award rangkaian kegiatan apresiasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewakili Pemerintah Indonesia terhadap pelukis Basoeki Abdullah yang telah memberikan kehidupannya dengan membawa nama baik bangsa ini melalui bidang seni dan budaya. Melalui kompetisi inilah diharapkan perjuangan beliau dapat dikenang serta dihargai oleh generasi berikutnya.

Topik:

  • Ajeng

Berita Terkini Lainnya