Tanggulangi Perubahan Iklim, Wakil Ketua DPR Datangi COP 25 di Madrid

Hadir pula Wakil Menteri LHK Alue Dohong

Madrid, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, hadir bersama Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, pada pembukaan Konferensi Perubahan Iklim ke-25 (COP 25), Senin (2/12). Kedatangan perwakilan dari lembaga legislatif tersebut disambut baik oleh delegasi Indonesia. 

Kehadiran anggota legislatif pada keikutsertaan Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim diharapkan dapat membantu upaya Indonesia dalam melakukan aksi penanggulangan perubahan iklim yang lebih besar lagi khususnya dalam membangun dukungan di bidang politik.

1. Semua pihak harus terlibat mengurangi pemanasan global

Tanggulangi Perubahan Iklim, Wakil Ketua DPR Datangi COP 25 di MadridIDN Times/KLHK

Sebagai delegasi Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim, Cak Imin juga dijadwalkan akan membuka Paviliun Indonesia pada Rabu (4/12). Selain itu, Cak Imin akan menjadi keynote speaker dalam salah satu forum di Paviliun Indonesia dengan materi berjudul Collaborative Climate Action, Legislative and Executive Continuous Supports.

"Dengan pertemuan COP 25 ini kita berkewajiban membuat aksi nyata. Mau tidak mau semua terlibat mengurangi pemanasan global dengan melibatkan semua pihak," ujarnya sesaat sebelum mengikuti pembukaan COP 25 yang diikuti 197 negara.

2. Hutan Indonesia yang luas harus bisa menjadi kekuatan dalam berdiplomasi dengan negara-negara lain

Tanggulangi Perubahan Iklim, Wakil Ketua DPR Datangi COP 25 di MadridShutterstock.com/duchy

Cak Imin menambahkan, delegasi Indonesia harus lebih banyak mendorong keterlibatan politikus, tokoh-tokoh berpengaruh, dan tokoh organisasi keagamaan termasuk di DPR dalam mengawal dan membantu upaya Indonesia menanggulangi perubahan iklim.

Cak Imin pun berpesan agar partisipasi Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim harus lebih berambisi lagi karena menurutnya posisi Indonesia sangat strategis dalam upaya pengendalian persediaan iklim. Hutan Indonesia yang begitu luas harus bisa menjadi kekuatan dalam berdiplomasi dengan negara-negara lain khususnya negara maju dalam upaya pengendalian perubahan iklim.

3. Perubahan iklim menjadi ancaman dramatis bagi kesehatan dan keamanan manusia

Tanggulangi Perubahan Iklim, Wakil Ketua DPR Datangi COP 25 di Madridindependent.co.uk

Sejalan dengan itu, satu hari sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres memperingatkan dampak perubahan iklim akan semakin cepat dan meminta pemerintah negara-negara di dunia untuk menunjukkan peningkatan ambisi dan komitmen dalam penanggulangan perubahan iklim.

“Bencana alam terkait iklim menjadi lebih sering, lebih mematikan, lebih merusak, dengan meningkatnya biaya manusia dan keuangan. Kekeringan di beberapa bagian dunia berkembang dengan laju yang mengkhawatirkan, menghancurkan habitat manusia dan membahayakan keamanan pangan. Setiap tahun, polusi udara, terkait dengan perubahan iklim, membunuh tujuh juta orang. Perubahan iklim telah menjadi ancaman dramatis bagi kesehatan dan keamanan manusia," ujarnya.

4. Ancaman perubahan iklim menyebabkan krisis global

Tanggulangi Perubahan Iklim, Wakil Ketua DPR Datangi COP 25 di Madridgmanetwork.com

Guterres juga memperingatkan jika ancaman perubahan iklim bukan lagi ancaman jangka panjang, melainkan ancaman yang sudah dihadapi manusia pada saat sekarang dan menyebabkan krisis global. Arahan para peneliti untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5 derajat Celsius harus terus diusahakan bersama. Oleh karenanya, perilaku manusia harus diubah dalam memperlakukan alam.

“Hari ini, dunia akan memproduksi 120 persen lebih banyak bahan bakar fosil daripada konsisten dengan jalur 1,5 derajat. Untuk batu bara, angkanya 280 persen. Namun, komunitas ilmiah juga memberi tahu kita bahwa peta jalan untuk tetap di bawah 1,5 derajat masih dalam jangkauan” katanya.

5. Penggunaan subsidi bahan bakar fosil menunjukkan kurangnya komitmen politik sebuah negara dalam pengendalian perubahan iklim

Tanggulangi Perubahan Iklim, Wakil Ketua DPR Datangi COP 25 di MadridShutterstock.com/Kendall Anderson

Menurut Guterres, perilaku politik di sebuah negara sangat penting dalam mendorong keberhasilan upaya penanggulangan perubahan iklim. Saat ini kemauan politik dirasakan masih kurang dalam memandang penting upaya pengendalian perubahan iklim. 

Penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara dan subsidi bahan bakar fosil sedikitnya telah menunjukkan kurangnya komitmen politik sebuah negara dalam mendukung usaha global dalam pengendalian perubahan iklim.

Dengan demikian, menurutnya, penting untuk meningkatkan ambisi iklim dan untuk mencapai tujuan penurunan suhu yang lebih ambisius dari Perjanjian Paris. Hal ini untuk mengamankan komitmen nasional yang lebih ambisius, terutama dari penghasil emisi gas rumah kaca utama, agar segera mulai mengurangi emisi gas rumah kaca dengan kecepatan yang konsisten untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.

Pada hari pertama setelah acara pembukaan konferensi ini, delegasi Indonesia telah mengikuti  pembahasan tentang loss and damage, transparency and MRV, serta response and measures.

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya