Australia Siap Berikan Kompensasi untuk Para Korban Pelecehan Seksual

Ini dilakukan demi mengurangi rasa trauma para korban

Pemerintah Australia mulai hari ini (Minggu, 1/6) secara resmi telah memulai program pemberian kompensasi terhadap para warganya yang menjadi korban pelecehan seksual semasa masih kanak-kanak dan remaja. Diperkirakan, jumlahnya mencapai hampir 60 ribu orang.

Angka tersebut diperoleh dari penyelidikan yang dilakukan selama lima tahun di institusi milik pemerintah yang bergerak di bidang keagamaan, sekolah-sekolah, badan amal, klub-klub olahraga dan militer. Selain itu, banyak pula korban yang mengalami perlakuan buruk tersebut semasa masih tinggal di rumah tampung.

1. Program ini adalah hasil dari penyelidikan pemerintah Australia selama lima tahun

Australia Siap Berikan Kompensasi untuk Para Korban Pelecehan SeksualMuckracker

Program yang disebut "National Redress Scheme" itu mengalokasikan dana sekitar 4 miliar Dollar Australia (Rp 42 triliun) atau rata-rata 67 ribu Dollar Australia perorang (Rp 714 juta). Pemerintah Australia sendiri berharap kompensasi uang tersebut bisa meringankan rasa trauma para korban.

"Kami di sini bersatu sebagai bentuk dukungan kami untuk hampir 60 ribu orang yang mendapat tindakan pelecehan dari organisasi-organisasi tepercaya yang harusnya melindungi mereka," ujar Menteri Pelayanan Masyarakat Australia, Dan Tehan, seperti dikutip dari laman BBC.

Pada awal bulan Juni kemarin, Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan bahwa pemerintahannya telah menyetujui 104 dari 122 rekomendasi resmi awal. Terlebih wacana kompensasi kian menguat bak bola salju yang bergulir pasca terkuaknya ratusan kasus pelecehan di institusi keagamaan.

2. Program ini masih menjadi bahan perdebatan terutama di kalangan para pengacara korban

Australia Siap Berikan Kompensasi untuk Para Korban Pelecehan SeksualBBC

"Para korban sudah bersuara, dan kita harus menghormati mereka. Harus dipastikan bahwa penderitaan mereka, terlepas dari rasa sakit yang diterima, datang sebuah perubahan agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan," kata PM Turnbull.

Berdasarkan peraturan, seorang korban yang ingin mengikuti program ini harus merelakan haknya untuk menuntut para pelaku pelecehan dicabut. Beberapa pengacara korban berpendapat bahwa poin tersebut malah memberi kerugian.

Bagi mereka, kompensasi dari pemerintah adalah pilihan terakhir di saat jumlah ganti rugi yang diperoleh dari menuntut institusi bersangkutan berpotensi berjumlah lebih besar. Namun tentu saja proses yang ditempuh melalui jalur peradilan memakan waktu lebih lama.

3. Salah satu korban yang mengikuti program ini adalah Doug Goulter

Australia Siap Berikan Kompensasi untuk Para Korban Pelecehan SeksualABC News

Salah satu dari orang-orang pertama yang mengikuti program kompensasi pemerintah ini adalah Doug Goulter, seorang pria yang kini berumur 69 tahun. Berbicara kepada ABC News, Goulter mengaku telah mendapatkan pelecehan sejak masih anak-anak semasa tinggal dalam sebuah rumah tampung di kota Melbourne.

Penderitaan selama bertahun-tahun kini membuatnya agak menjaga jarak dengan masyarakat. Goulter bahkan ragu-ragu melakukan kontak fisik seperti berjabat tangan. Trauma berat diakuinya mengikis rasa percaya terhadap orang lain.

Namun, dirinya berpendapat bahwa jumlah rata-rata kompensasi tak akan banyak membantu pengobatan penyakit yang dia derita. "Coba jelaskan padaku apa yang disebut sebagai rata-rata. Hidupku tidak seperti itu. Saya ingin jumlah maksimal dari apapun yang mereka tawarkan. Dan jika saya tidak mampu berbicara dengan seseorang, bagaimana saya memintanya?", pungkas Goulter.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya