COVID-19 Belum Reda, Tokoh Oposisi Kritik Pemerintah India

Program vaksinasi didesak segera diperluas 

Bengaluru, IDN Times - Melihat situasi India yang kian tenggelam dalam gelombang kedua pandemik COVID-19, Rahul Gandhi selaku pemimpin kubu oposisi mengirim surat terbuka kepada Perdana Menteri Narendra Modi pada Jumat kemarin (7/5/2021).

Dalam suratnya, ia menyebut pemerintah India menyikapi "tsunami" virus corona secara sepele dan gegabah. Cucu mendiang Indira Gandhi itu juga mengkritik klaim otoritas kesehatan nasional telah mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) yang ia anggap jadi senjata makan tuan.

"Kekurangan strategi COVID dan vaksin yang jelas dan koheren, serta kesombongan dalam mendeklarasikan kemenangan prematur atas virus yang masih menyebar luas, telah menempatkan India di posisi sangat berbahaya," tulis Gandhi dalam surat sepanjang tiga halaman yang diunggah ke situs resmi partai Indian National Congress.

1. Perdana Menteri Narendra Modi diminta segera memperluas jangkauan vaksinasi

COVID-19 Belum Reda, Tokoh Oposisi Kritik Pemerintah IndiaPerdana Menteri India Narendra Modi saat mengunjungi mausoleum Sheikh Mujibur Rahman, presiden pertama Bangladesh, pada 27 Maret 2021. (Facebook.com/Narendra Modi)

Gandhi pun mengutarakan rasa khawatir. Jika penyebaran virus ini gagal dikendalikan dalam negeri, ia menyebut dampaknya tak cuma dirasakan penduduk India sendiri. tetapi juga oleh orang-orang di seluruh dunia.

Membuka suratnya dengan kritik pedas, politikus 50 tahun tersebut meminta pemerintah India segera melakukan vaksinasi kepada seluruh warga dengan cepat dan tepat. Ada juga desakan agar penelusuran transmisi virus corona beserta variannya dilakukan dengan basis keilmuan.

"(Pemerintah juga harus) menilai secara dinamis keefektifan semua vaksin terhadap semua mutasi baru saat teridentifikasi... (dan) bersikap transparan dan terus memberi tahu seluruh dunia tentang temuan baru," ujar Gandhi.

2. Keputusan melonggarkan pembatasan sosial membuat Modi panen kritik

COVID-19 Belum Reda, Tokoh Oposisi Kritik Pemerintah IndiaPerdana Menteri India Narendra Modi saat mendapat suntikan vaksin dosis kedua di AIIMS New Delhi pada 8 April 2021. (Facebook.com/Narendra Modi)

Dilansir Reuters, PM Modi panen kritik lantaran tak segera mengambil langkah cepat untuk menekan gelombang kedua. Terlebih sejumlah festival keagamaan dan kampanye politik selama beberapa pekan terakhir dihadiri oleh puluhan ribu orang. Acara-acara tersebut disinyalir menjadi "super spreader."

Selain itu, pemerintah India juga dikecam lantaran terlalu cepat menghentikan pembatasan kegiatan sosial. Lockdown ketat sempat diberlakukan pada Maret hingga Mei 2020, sebelum dilonggarkan secara bertahap sepanjang Juni-November tahun lalu. 

Pelonggaran lockdown ditempuh seiring melandainya jumlah kasus harian, tapi dianggap terlalu dini oleh sejumlah kalangan. Terlebih program vaksinasi, yang jadi harapan publik untuk mengendalikan gelombang kedua, justru mengalami keterlambatan. Para tenaga kesehatan juga menghadapi sulitnya distribusi vaksin.

Baca Juga: Angkut WN India ke Jakarta, Bos Garuda Indonesia Buka Suara

3. Laju vaksinasi yang dilancarkan pemerintah India juga menurun tajam beberapa hari terakhir

COVID-19 Belum Reda, Tokoh Oposisi Kritik Pemerintah IndiaIlustrasi satu botol dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca yang akan digunakan. (Wikimedia Commons)

PM Modi telah meminta seluruh pemerintah negara bagian untuk tetap menjaga ritme vaksinasi. Kendati sudah mendistribusikan sekitar 157 juta dosis, laju inokulasi menukik tajam beberapa hari terakhir.

"Usai mencapai target sekitar 4 juta (dosis) per hari, kini kita turun ke 2,5 juta per hari akibat kekurangan vaksin," ungkap professor ekonomi dari Universitas British Columbia, Amartya Lahiri, kepada harian Mint edisi Jumat kemarin (7/5/2021).

Menurut Lahiri, bahkan dengan target 5 juta per hari pun, akan butuh waktu satu tahun agar seluruh penerima vaksin (yang sudah memenuhi syarat) mendapat dua suntikan. Tetapi, situasi pandemi terkini dan hambatan di lapangan membuat progres program tersebut diselimuti ketidakpastian.

Baca Juga: 3 Kasus Varian Baru COVID-19 dari India dan Inggris Ada di Banten

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya