Duh, Novel "To Kill A Mockingbird" Dicabut dari Daftar Bacaan Wajib di AS

Alasannya karena buku tersebut mengandung banyak kata yang berkonotasi negatif.

Bagi para pecinta karya fiksi, pasti tidak asing dengan buku legendaris "To Kill A Mockingbird". Namun baru-baru ini, novel tersebut kembali menjadi bahan perdebatan.

Seperti diberitakan oleh The Guardian, novel karya Harper Lee itu dihapus dari daftar bacaan wajib siswa SMP negeri di distrik Biloxi, negara bagian Mississippi.

Alasannya karena bahasa dalam novel tersebut "membuat orang tidak nyaman" karena kata-kata yang digunakan bermakna negatif, salah satunya adalah "negro". Kebijakan itu berlaku mulai minggu ini.

"Ada keluhan tentang hal itu. Ada beberapa kata dalam buku yang membuat orang tidak nyaman. (Buku "To Kill A Mockingbird") masih bisa dibaca di perpustakaan kami. Tapi kami akan menggunakan buku lain sebagai penggantinya di daftar bacaan wajib siswa," ujar Kenny Holloway, wakil presiden Dewan Sekolah Biloxi, seperti dikutip oleh The Sun Herald.

Kontan saja netizen Amerika Serikat beramai-ramai memberi komentar pedas. Para pengguna Twitter menuduh para pembuat kebijakan tersebut sebagai orang-orang rasis. Mereka merasa pelarangan buku tersebut adalah hal konyol karena pemerintah AS malah mengabaikan kasus-kasus pelecehan rasial dan meningkatnya sentimen white-supremacist.

"Sebuah distrik melarang To Kill A Mockingbird karena membuat orang tidak nyaman, namun kita tidak bisa melarang penjualan senapan semi-otomatis dan perlengkapannya yang membuat banyak orang mati terbunuh," tulis komedian Dana Goldberg di akun Twitter pribadinya.

Lebih lanjut, seorang pembaca surat kabar The Sun Herald menulis di kolom opini pembaca : "Saya pikir ini adalah salah satu contoh penyensoran paling mengganggu yang pernah saya dengar, karena novel tersebut tentang memanusiakan semua orang terlepas dari status sosial, tingkat pendidikan, kecerdasan, dan tentu saja, ras. Cerita dalam novel tersebut justru sangat berkaitan dengan kondisi masyarakat kita akhir-akhir ini."

Pada tahun 2016, kebijakan serupa juga telah berlaku di negara bagian Virginia.

Diterbitkan pada tahun 1960, novel karya Harper Lee tersebut menceritakan masalah rasial di sebuah kota kecil di Alabama setelah terjadinya kasus perkosaan terhadap seorang wanita kulit putih, di mana seorang kulit hitam dituduh sebagai pelakunya.

Sejak dirilis, novel itu telah terjual lebih dari 40 juta kopi, memenangkan penghargaan Pulitzer tahun 1961 dan diadaptasi menjadi sebuah film pada tahun 1962 yang memenangkan tiga Piala Oscar.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya