Julian Assange Menentang Rencana Ekstradisinya ke AS di Pengadilan

AS menyeret Assange atas tuduhan pembocoran rahasia militer

Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, menentang keras upaya AS mengekstradisi dirinya. Hal tersebut dikatakannya dalam sidang pada hari Kamis (2/5/2019) kemarin, sehari setelah dipenjara karena melanggar syarat jaminan dalam kasus yang menjerat sebelumnya.

Dia menyampaikan langsung penentangan lewat fitur videocall di hadapan majelis Pengadilan Magistrat Westminster, di mana seorang pengacara untuk otoritas AS menuduhnya terlibat dalam 'bocornya' dokumen rahasia pada 2010 silam.

"Saya tidak ingin menyerahkan diri untuk ekstradisi, karena melakukan peliputan yang memenangkan banyak penghargaan serta melindungi banyak orang," ujar Assange mengatakan kepada hakim, seperti dikutip dari kantor berita AFP. Hakim sendiri menentukan sidang berikutnya yakni pada 30 Mei.

1. Julian Assange bersikeras jika langkah membocorkan rahasia negara AS telah menyelamatkan banyak orang

Julian Assange Menentang Rencana Ekstradisinya ke AS di PengadilanReuters/Henry Nicholls

Pria kelahiran Australia tersebut dijatuhkan hukuman penjara selama 50 pekan pada hari Rabu (1/5/2019) lalu, karena melanggar persyaratan jaminan kasus pada 2012. Saat itu, ia melarikan diri ke Kedutaan Besar Ekuador di London demi menghindari ekstradisi ke Swedia.

Dia dituduh melakukan pelecehan seksual kepada dua wanita. Namun ia membantah laporan tersebut, dan menyatakan tuduhan itu terkait dengan pekerjaannya di WikiLeaks. Assange takut jika tuduhan tersebut adalah bagian dari rencana penahanan dan ekstradisi yang dilancarkan Amerika Serikat, di mana Pentagon turut menuntutnya.

Setelah tujuh tahun, Assange diseret keluar dari Kedubes Ekuador dan ditangkap oleh kepolisian Inggris pada 11 April silam, tak lama setelah pemerintah Ekuador mencabut suakanya. Tuduhan dari pengadilan Swedia sebenarnya telah dibatalkan, namun kembali mencuat setelah ia memilih tak melakukan syarat-syarat jaminan pembebasan.

Baca Juga: Pendiri WikiLeaks Julian Assange Akhirnya Ditangkap 

2. Assange tengah diburu oleh pemerintah AS atas perbuatan yang dilakukannya tahun 2010 silam

Julian Assange Menentang Rencana Ekstradisinya ke AS di PengadilanReuters/Simon Dawson

Pria 47 tahun itu menjadi berita utama seluruh dunia pada awal tahun 2010 saat WikiLeaks merilis video rahasia militer AS. Video tersebut merekam serangan helikopter Apache di Baghdad yang menewaskan belasan orang warga sipil, termasuk dua staf Reuters, pada tahun 2007.

Beberapa jam setelah penangkapannya bulan lalu, pihak pengadilan tinggi AS telah menjatuhkan tuduhan konspirasi kepada Assange lantaran mengakses data dari server komputer pemerintah AS yang selama ini dirahasiakan.

"Tuduhan ini berkaitan dengan salah satu bocoran informasi rahasia terbesar dalam sejarah Amerika Serikat," ujar Ben Brandon, pengacara yang mewakili pemerintah Amerika Serikat, seperti dilansir oleh Reuters. Assange menghadapi tuntutan penjara maksimal 5 tahun.

Brandon mengatakan jika pada Maret 2010, mantan analis intelijen Angkatan Darat AS Chelsea Manning mengunduh 90 ribu laporan yang berkaitan dengan perang Afghanistan, 400 ribu berkaitan dengan konflik di Irak, 800 berkas tahanan Teluk Guantanamo dan 250 ribu kabel komunikasi diplomatik AS. Sebagian besarnya kemudian rilis di WikiLeaks.

3. Bagi pihak WikiLeaks, Assange tengah dihadapkan pada urusan hidup-mati

Julian Assange Menentang Rencana Ekstradisinya ke AS di PengadilanReuters/Henry Nicholls

Dalam sidang pada Kamis (2/5/2019) kemarin, pengadilan turut menampilkan rekaman chat antara Assange dan Manning saat keduanya tengah berusaha membobol sandi keamanan seluruh dokumen. "Terlepas dari apa yang Anda dengar dari jaksa di ruang sidang hari ini, kasus ini sama sekali bukan soal peretasan," ujar pengacara Assange Jennifer Robinson di luar pengadilan.

"Kasus ini adalah tentang seorang jurnalis dan penerbit yang berbicara dengan sumber tentang mengakses materi, mendorong sumber itu untuk menyediakan materi dan berbicara dengan sumber itu tentang bagaimana melindungi identitas mereka. Ini adalah aktivitas terlindungi yang dilakukan oleh jurnalis sepanjang waktu."

Pendukung Assange, yang melakukan demonstrasi di luar gedung pengadilan, percaya jika tuntutan yang lebih serius dapat diajukan pada ayah dua anak tersebut jika ia dipindahkan ke AS.

Hal senada turut meluncur dari pemimpin redaksi WikiLeaks, Kristinn Hrafnsson, pada hari Rabu (1/5/2019) lalu. Pihaknya tengah berupaya mencegah ekstradisi Assange oleh administrasi Trump. "Ini akan menjadi masalah hidup dan mati," tegasnya.

Baca Juga: Alasan Ekuador Akhirnya Menyerahkan Julian Assange untuk Ditangkap

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya