Pemerintah Turki Mulai Memulangkan Para Milisi Asing ISIS

Langkah tersebut mendapat beragam reaksi dari negara Eropa

Ankara, IDN Times - Pemerintah Turki mulai melaksanakan proses pemulangan para warga negara asing simpatisan ISIS selama beberapa tahun terakhir. Dilansir oleh AFP, ada tiga 'jihadis' asing yang telah dideportasi pada hari Senin (11/11) kemarin. Salah satunya adalah seorang warga negara AS.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Turki, Ismail Catakil, seperti dikutip dari kantor berita nasional Anadolu, menyebut ada tujuh warga negara Jerman yang segera menyusul. "Berkas pemulangan untuk tujuh pejuang asing teroris asal Jerman di pusat deportasi telah selesai, mereka akan dideportasi pada 14 November," ujarnya.

1. Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, menegaskan negaranya bukan "hotel untuk ekstrimis"

Pemerintah Turki Mulai Memulangkan Para Milisi Asing ISISAP Photo/Burhan Ozbilici

Turki selama beberapa pekan terakhir memang getol mengkritik negara-negara Barat lantaran menolak menerima kembali warga negara yang telah bergabung dengan ISIS. Beberapa negara Eropa, seperti Inggris dan Belanda, telah melucuti status warganya yang turut membantu ISIS dalam banyak pertempuran.

Akan tetapi, Turki tetap kukuh dengan pendiriannya. Program deportasi sendiri sudah dikatakan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, pada pekan kemarin. Dirinya menegaskan Turki bukan 'hotel untuk para ekstrimis.' Namun ia tak merinci negara mana saja yang jadi tujuan pemulangan.

Menurut Al Jazeera, Soylu mengatakan ada sekitar 1.200 pejuang asing ISIS yang saat ini mendekam dalam penjara Turki. Ada 287 orang, termasuk wanita dan anak-anak, yang dibekuk dalam serangan militer Turki ke timur laut Suriah bulan lalu.

Baca Juga: ISIS Masih Bungkam Terkait Kematian Al-Baghdadi

2. Beberapa negara Eropa langsung merespons kebijakan deportasi

Pemerintah Turki Mulai Memulangkan Para Milisi Asing ISISReuters/Ali Hashisho

Langkah Turki langsung mengundang beragam reaksi dari sejumlah negara Eropa. Menteri Kehakiman Denmark, Nick Hakkerup, menyebut akan "menghukum dengan seberat mungkin" para warga negara Denmark simpatisan ISIS yang dipulangkan.

Dilansir Associated Press, pemerintah pimpinan Jerman takkan menolak deportasi. Mereka berkilah jika para warga negara Jerman yang akan dipulangkan oleh Turki sama sekali tak terlibat dengan segala aktivitas ISIS.

Bosnia-Herzegovina pada hari Senin (11/11) mengumumkan mereka tetap menerima warganya yang telah menjadi simpatisan ISIS. Sementara pada hari yang sama, pengadilan Belanda memutuskan negara pimpinan Perdana Menteri Mark Rutte tersebut harus membawa pulang anak-anak yang dibawa oleh ibunya untuk bergabung besama ISIS di Suriah.

3. Kebijakan pemulangan milisi asing ISIS mencuat di tengah serangan militer Turki ke Suriah

Pemerintah Turki Mulai Memulangkan Para Milisi Asing ISISAFP/Ozan Kose

Langkah pemulangan pejuang asing ISIS mencuat di tengah sikap negara-negara Barat yang menolak mendukung serangan militer Turki terhadap faksi militer Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces).

YPG, unit perlindungan dan perlawanan etnis Kurdi, dipandang oleh pemerintahan Recep Tayyip Erdogan sebagai "kelompok teroris" atas hubungannya dengan organisasi pemberontak PKK. Padahal merekalah unit terpenting  SDF, sekutu utama Amerika Serikat dalam perang melawan ISIS di wilayah tersebut.

SDF turut menahan ribuan simpatisan ISIS di penjara-penjara yang tersebar di timur laut Suriah. Namun, serangan Turki pada bulan lalu berujung pada pelarian nyaris seluruh tahanan.

Banyak negara khawatir jika operasi militer ini akan mengarah pada kebangkitan ISIS. Namun Turki meyakinkan publik bahwa kekhawatiran tersebut takkan terjadi serta menegaskan komitmen memerangi terorisme.

Baca Juga: Gara-gara 'Like' Twitter, Turki Panggil Dubes Amerika Serikat

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya