Pasca Penangkapan Assange, Serangan Siber ke Ekuador Meningkat

Serangan menyasar sejumlah situs penting milik pemerintah

Pasca penyerahan Julian Assange, pendiri situs WikiLeaks, kepada Inggris, pemerintah Ekuador rupanya terkena imbas. Seperti dilaporkan kantor berita AFP, disebutkan jika negeri Amerika Latin tersebut telah mengalami 40 juta serangan siber yang menyasar situs milik lembaga-lembaga publik.

Patricio Real, wakil menteri Ekuador untuk teknologi informasi dan komunikasi, pada Senin (15/4/2019) berujar jika serangan-serangan tersebut yang mulai digencarkan pada Kamis pekan silam datang dari Amerika Serikat, Brasil, Belanda, Jerman, Rumania, Prancis, Austria, Inggris serta dalam negeri sendiri.

1. Dicabutnya suaka Julian Assange oleh presiden baru Ekuador, Lenin Moreno, berimbas pada meningkatnya serangan siber

Pasca Penangkapan Assange, Serangan Siber ke Ekuador MeningkatEcuadorian Presidency/AFP/HO

"Pada sore hari tanggal 11 April (Kamis pekan lalu), kami melompat dari peringkat ke-51 menjadi 31 dunia dalam urusan jumlah serangan siber," ujar Real.

Serangan menyasar situs milik kementerian luar negeri, bank sentral, kantor presiden, layanan pendapatan dalam negeri, sejumlah kementerian dan universitas. Meski tidak ada laporan perihal pencurian informasi atau penghapusan data, baik warga dan pegawai kesulitan mengakses laman termasuk akun mereka. 

Lebih jauh menurut Javier Jara, wakil menteri departemen pemerintah elektronik dari kementerian telekomunikasi, "serangan volumetrik" telah memblokir akses masyarakat ke internet. Pihak Ekuador sendiri rupanya sulir mengidentifikasi para penyerang, meski kelompok peretas Anonymous telah melayangkan ancaman.

Baca Juga: Serangan Siber, Hacker Tinggalkan Bendera AS di Seluruh Website Iran

2. Sang pendiri WikiLeaks kini tengah menghadapi kemungkinan ekstradisi ke Swedia dan AS

Pasca Penangkapan Assange, Serangan Siber ke Ekuador MeningkatReuters/Peter Nicholls

Sebelumnya pada hari Sabtu (13/4/2019) lalu, seorang hakim Ekuador memerintahkan penangkapan seorang warga Swedia, yang disinyalir dekat dengan Assange, atas keterlibatan dalam peretasan data pemerintah. Sementara Menteri Dalam Negeri Maria Paula Romo mengatakan pihaknya telah mengantongi identitas dua peretas Rusia yang tinggal di Ekuador, kendati mereka belum ditangkap.

Gerak cepat turut dilakukan oleh pemerintah AS. Pihak kejaksaan tinggi telah menerbitkan surat tuduhan terhadap Assange karena diduga berkonspirasi dengan mantan analis intelijen Angkatan Darat Chelsea Manning, untuk mendapat akses ilegal ke komputer pemerintah pada 2010 silam. Sejumlah rahasia pun bocor ke publik, salah satunya bukti kejahatan perang militer AS di Irak.

3. Pemerintah Ekuador sendiri menyebut Assange kerap berbuat onar dan cekcok dengan pegawai kedutaan tempatnya tinggal selama 7 tahun

Pasca Penangkapan Assange, Serangan Siber ke Ekuador MeningkatReuters/Peter Nicholls

Assange ditangkap dari Kedutaan Besar Ekuador di London pada hari Kamis (11/4/2019) setelah Presiden Lenin Moreno mencabut suaka yang sudah diperolehnya selama tujuh tahun. Dia menuduh pria asal Australia tersebut telah melakukan aktivitas mata-mata dan meretas data penting. Selain itu, Assange juga disebut kerap berbuat onar dan acapkali cekcok dengan para pegawai kedutaan.

Pihak WikiLeaks sendiri balik menuduh justru Ekuador-lah yang mengawasi setiap gerak-gerik Assange melalui kamera rahasia. Sejumlah kebutuhan ayah dua orang anak itu rupanya tidak diberikan secara penuh selama tinggal. Kini Assange tengah mendekam di HM Prison Belmarsh, penjara dengan pengamanan ketat di London tenggara.

Assange mengungsi di kedutaan pada tahun 2012 demi menghindari ekstradisi ke Swedia lantaran terseret kasus pelecehan seksual.

Baca Juga: Kian Memanas, Iran Tuduh Israel Lancarkan Serangan Siber

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya