Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu Selamatkan Korban Badai Idai

Angka korban tewas telah mencapai 217 orang

Beira, IDN Times – Bala bantuan masih berusaha keras menjangkau para korban Badai Idai yang menerjang Mozambik. Seiring status bencana nasional yang ditetapkan pemerintah, tim penyelamat masih berusaha keras mengevakuasi ribuan orang yang masih terjebak. Jumlah korban jiwa yang terdata pun diperkirakan tetap menanjak.

Dilaporkan oleh Reuters, badai telah merenggut nyawa 217 orang di Mozambik. Sementara sekitar 15.000 orang, kebanyakan tengah sakit parah, masih menunggu pertolongan. "Pertarungan terbesar kami adalah melawan waktu," ujar Menteri Lingkungan Hidup, Celso Correia mengatakan pada konferensi pers hari Rabu (20/3/2019) kemarin.

Lebih jauh, pihak berwenang disebut telah mengerahkan segala daya upaya demi menyelamatkan nyawa selama 24 jam per hari. Hingga saat ini, total ada sekitar 3.000 orang yang telah diungsikan ke tempat aman.

1. Minimnya helikopter evakuasi dan medan yang sulit menghalangi upaya penyelamatan warga

Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu Selamatkan Korban Badai IdaiAdrien Barbier/AFP/Getty Images/The Guardian

Petugas penyelamat, personil militer, dan sukarelawan telah dikerahkan untuk menyelamatkan ribuan warga sebelum banjir kian meninggi. Akan tetapi dengan empat helikopter, beberapa perahu dan medan yang sangat sulit, mereka hanya mampu menyelamatkan sekitar 413 orang sejauh ini.

"Aku bahkan tidak tahu apakah kami sudah membuat kemajuan. Ada begitu banyak orang terjebak. Skala bencana sangat besar. Kami sedang sibuk melakukan yang terbaik yang kami bisa," kata Travis Trower dari organisasi kemanusiaan Rescue South Africa, seperti dikutip dari The Guardian

"Kami terbang beberapa meter dari tanah, sehingga kami benar-benar dari dekat keadaan warga yang terjebal. Mereka lemah, lelah, lapar. Tidak ada air, makanan, serta kedinginan di malam hari. Dampak badai ini sangat parah.

Baca Juga: Terjangan Topan Idai di Mozambik dan Zimbabwe Tewaskan Ratusan Orang

2. Total ratusan ribu orang kini terjebak di atap-atap bangunan dan pohon menunggu pertolongan

Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu Selamatkan Korban Badai IdaiINGC/The Guardian

Pemandangan serupa terlihat mulai dari kota pelabuhan Beira yang diterjang angin kencang dan banjir sejak dua pekan terakhir, hingga kota Buzi di daerah Mozambik tengah dengan penduduk 200 ribu jiwa. Jurnalis AFP yang ikut serta dalam penerbangan salah satu helikopter bantuan melihat langsung pemandangan puluhan orang saling berdesakan di atap-atap rumah atau tempat yang belum terendam air.

Para warga yang selamat berlindung di tribun lapangan basket yang terendam, atap gereja hingga balkon-balkon rumah tingkat. Mereka yang terjebak sangat ingin dievakuasi, namun makanan dan air bersih dirasa lebih mendesak.

Menurut gambar satelit Uni Eropa, luas wilayah yang terendam banjir lebih dari dari 400 kilometer persegi. Di beberapa tempat, banjir diketahui sedalam enam meter. Sedang data dari UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) menyebut jika ada 600 ribu orang merasakan dampaknya Topan Idai. Mulai dari yang nyawanya terancam atau yang amat membutuhkan bantuan makanan, minum atau obat-obatan.

3. Penyaluran bantuan ke wilayah dengan dampak parah dihadang akses jalan yang terputus

Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu Selamatkan Korban Badai IdaiJosh Estey/Care International via Reuters

Dengan kekurangan makanan dan air minum, tenaga medis telah memperingatkan ancaman wabah penyakit. Di Beira, persediaan air layak konsumsi bahkan diperkirakan habis dalam waktu dua atau tiga hari.

Dengan hujan berintensitas lebat yang masih turun di wilayah itu, tinggi banjir diperkirakan masih meningkat selama beberapa hari ke depan. Dengan kata, makin banyak warga yang harus segera dievakuasi.

Akses jalan terputus, sulitnya komunikasi, serta ketiadaan aliran listrik jadi alasan utama lambannya kerja tim penyelamat. Penyaluran bantuan pun dilakukan oleh helikopter dalam jumlah terbatas. Bandara Beira sebagai pusat penyaluran bantuan sudah kembali berfungsi setelah sempat ditutup selama beberapa hari.

Sementara itu di Zimbabwe, BBC melaporkan sedikitnya 98 orang tewas dan 217 orang hilang di bagian timur dan selatan yang berbatasan langsung dengan Mozambik. Sedang di Malawi, PBB menyebut ada lebih dari 80.000 orang yang kehilangan rumah.

Baca Juga: Lebih dari 800 Pasangan Korea Selatan Direkam Diam-diam di Hotel

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya