5 Pijakan Politik AS di Timur Tengah hingga Selalu Setia Dukung Israel

Kenapa AS, siapa pun presidennya, selalu mendukung Israel?

Jakarta, IDN Times - Sudah menjadi rahasia umum bagi dunia bahwa Amerika Serikat (AS) dan Israel memiliki hubungan yang dekat. Hal tersebut terlihat dari campur tangan Amerika selama ini, dalam mendukung kemerdekaan Israel. 

Hal itu semakin terlihat saat Amerika dipimpin oleh Donald Trump, yang bahkan mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Meski kebijakan Trump itu telah menjadi kecaman dunia internasional, belum ada tanda-tanda bahwa AS akan mengubah arah kebijakannya dalam menyikapi konflik Israel-Palestina.

Lalu, apa sebenarnya yang menjadi alasan AS untuk selalu mendukung Israel, tidak peduli siapa pun presidennya? Simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: Ketiga Kalinya, AS Veto Resolusi DK PBB terkait Israel-Palestina

1. Pengaruh politik Amerika di Timur Tengah

5 Pijakan Politik AS di Timur Tengah hingga Selalu Setia Dukung IsraelANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Duta Besar Indonesia di Lebanon, Hajriyanto Y Thohari menyebut ada lima landasan berpijak politik Amerika Serikat di Timur Tengah. “Itu platform politik Amerika di Timur Tengah, khususnya di Arab, lebih khusus lagi di Israel dan Palestina."

"Ya, mungkin saya bisa menyebutnya sebagai “Pancasila” politik Amerika di Timur Tengah,” ujar Hajriyanto dalam program Ambassador's Talk by IDN Times, Selasa (18/5/2021).

Dia menyebut landasan pertama adalah terjaminnya akses Amerika Serikat terhadap minyak. Kedua, perlindungan terhadap keamanan Israel. Lalu, perlindungan kepada rezim-rezim Arab yang menjadi aliansi utama AS.

Tak hanya itu, landasan lainnya adalah soal terjaminnya pangkalan militer Amerika di Timur Tengah. Lalu yang terakhir adalah pencegahan dan pemberantasan terhadap terorisme Islam. "Ini merupakan tambahan pascaterjadinya tragedi 9/11," imbunya. 

Baca Juga: Mampukah Suara Indonesia dan OKI Hentikan Konflik Palestina-Israel?

2. Siapa pun pemimpinnya, 5 hal itu tetap jadi landasan kebijakan politik AS

5 Pijakan Politik AS di Timur Tengah hingga Selalu Setia Dukung IsraelAmerika dan Israel (il.usembassy.gov)

Kelima landasan tersebut, menurut Hajriyanto, tidak bisa bergeser dan merupakan satu kesatuan. Siapa pun presiden yang menjabat di AS, kebijakannya tidak ada bergeser dari landasan tersebut.

"Yang membedakan hanya dinyatakan secara eksplisit atau tidak. Dalam hal ini Presiden Trump sangat eksplisit," tuturnya. 

Sebelum berdirinya Israel, kata dia, Amerika adalah sahabat negara-negara Arab. Amerika dahulu pendukung kemerdekaan negara-negara Arab dari penjajahan kolonialisme barat.

Bahkan, Amerika yang mengirimkan bantuan obat-obatan, insiyur, ahli minyak, para pengajar dan mendirikan sekolah-sekolah di Arab, Lebanon, Suria, dan Palestina "Membangun sekolah-sekolah, termasuk sekarang perguruan tinggi terhebat di Timur Tengah, namanya AUB, American University of Beirut (di Lebanon),” sambung dia. 

Namun, setelah ada Israel kepentingan melindungi Israel adalah yang utama. Hajriyanto menyebut pada dasarnya, yang menjadi inti dari kelima landasan politik AS adalah landasan kedua, yaitu perlindungan terhadap Israel.

“Apapun yang mengganggu keamanan Israel, itu sudah cukup mencemaskan Amerika,” kata Hajriyanto.

2. Biden yang diharapkan membawa kedamaian Palestina ternyata antiklimaks

5 Pijakan Politik AS di Timur Tengah hingga Selalu Setia Dukung IsraelPresiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden mengunjungi Barrio Cafe saat tur bus usaha kecil sambil berkampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Saat ini, posisi Amerika menjadi negara adidaya tunggal yang tidak memiliki pesaing di dunia. Dalam proses perdamaian pun, Amerika menjadi aktor satu-satunya. Bahkan, langkah AS melebihi intensitas negara-negara Arab dan Israel sekalipun dalam hal menyusun draf proposal perdamaian atau melakukan negosiasi.

"Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, simpati atau antipati, itu lah Amerika sekarang ini karena tidak pesaingnya lagi di dunia ini,” sambunganya. 

Presiden AS saat ini, Joe Biden, juga menyatakan dukungannya kepada Israel, bahkan sejak dia masih menjadi senator muda. Bahkan, dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Minggu (16/5/2021), AS menggunakan hak vetonya memblokir pernyataan bersama yang menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dengan Hamas.

Ini ketiga kalinya dalam dua pekan, AS menggunakan hak vetonya sehingga pertemuan DK PBB berakhir tanpa hasil konkret, tidak dapat mengusahakan pertikaian yang kian memanas itu dihentikan.

3. AS satu-satunya penentu dalam konflik Palestina-Israel

5 Pijakan Politik AS di Timur Tengah hingga Selalu Setia Dukung IsraelPalestina (Pixabay/Hosny_salah)

Satu-satunya harapan untuk mendamaikan persoalan Palestina dan Israel ada di tangan AS. Dia menyebut negara-negara Liga Arab tidak bisa diharapkan berbuat banyak. "Yang akan bisa menekan ini Amerika. Jadi, kalau Amerika gak mau, ya berarti memang Amerika sama dengan Israel menghendaki tidak akan menurunkan eskalasi.” kata dia.

"Jadi, Amerika dalam hal ini banyak melakukan sounding ke negara-negara Arab dengan melakukan konferensi di Bahrain, yaitu Manama Conference. Selain itu, juga melakukan negosiasi terhadap pemimpin-pemimpin dunia."

Hajriyanto pun menuturkan peristiwa ketika perjanjian Abraham Accords--pernyataan bersama perjanjian perdamaian, hubungan diplomatik dan normalisasi penuh antara Arab dan Israel--akan ditandatangani di Gedung Putih pada 2020. Saat itu, Palestina sebetulnya mendapatkan giliran menjadi ketua Liga Arab.

"Palestina meminta untuk mengambil keputusan, mengecam negara yang menandatangani Abraham Accords, tetapi hal tersebut ditentang oleh Liga Arab. Oleh itu, Palestina mundur dari keketuaan."

“Dengan pahit, harus dikatakan bahwa yang bisa membikin ini reda ya Amerika,” ujarnya.

Baca Juga: Desak Akhiri Kekerasan Israel di Gaza, Menlu Retno Terbang ke New York

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya