15 Negara di Dunia Menyatakan Tidak Terjangkit Virus Corona, Kok Bisa?

Tersebar di tiga benua: Asia, Afrika, dan Oceania

Jakarta, IDN Times - Pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19 melanda ke hampir seluruh belahan dunia. Namun, ada sejumlah negara yang hingga kini melaporkan tidak ada kasus COVID-19 di negara mereka.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Johns Hopkins University’s Center for Systems Science and Engineering (CSSE), ada 15 negara yang hingga kini menyatakan belum terjangkit virus ini. CSSE yang menampilkan data penyebaran COVID-19 melalui dashboard secara real-time ini, mencatat 15 negara di berbagai benua termasuk Asia, Afrika, dan Oceania.

Virus ini juga tidak masuk ke Antartika yang tidak memiliki populasi manusia secara permanen.

Negara-negara mana saja yang tercatat bebas virus corona? Berikut laporannya:

1. Ada lima negara di Asia yang melaporkan 0 kasus

15 Negara di Dunia Menyatakan Tidak Terjangkit Virus Corona, Kok Bisa?Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri upacara peletakan batu pertama untuk Rumah Sakit Umum Pyongyang di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), pada 17 Maret 2020. ANTARA FOTO/KCNA/via REUTERS

Ada lima negara di Asia yang tidak melaporkan kasus pasien positif COVID-19 yakni Korea Utara, Tajikistan, dan Turkmenistan.

Korea Utara

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un telah melaporkan nol kasus virus corona di negara yang membatasi akses dari dunia luar tersebut. Namun, sejumlah pakar politik dan kesehatan menilai negara yang berbatasan dengan Tiongkok dan Rusia di sebelah utara dan timur serta Korea Selatan di selatan itu, tidak mungkin terbebas dari COVID-19.

Korea Utara yang diketahui tidak memiliki jaminan layanan kesehatan gratis dari pemerintah, diduga tidak memiliki sarana untuk menguji COVID-19 sama sekali. WHO telah melaporkan bahwa Korea Utara sedang melakukan pengujian dan mengarantina secara aktif, setelah menerima peralatan uji dari Tiongkok pada Januari.

Warga Korea Utara sangat rentan terhadap infeksi pernafasan, yang menyumbang lebih dari 11 persen tingkat kematian setiap tahunnya. 

Tajikistan

Tajikistan di Asia Tengah, negara yang 90 persen wilayahnya adalah pegunungan yang terkurung daratan ini juga melaporkan tidak ada kasus virus corona. Tajikistan berbatasan dengan Afghanistan, Uzbekistan, Kirgistan, dan Tiongkok.

Tajikistan awalnya memberlakukan larangan masuk wisatawan dari 35 negara yang terkena dampak pada Maret, tetapi segera membatalkan kebijakan pembatasan tersebut meski tetap memberlakukan karantina bagi penumpang yang datang.

Kirgistan

Kirgistan, negara tetangga Tajikistan ada kasus-kasus awal dari ziarah ke Mekah, yang juga dilakukan banyak orang Tajik. Tetapi Tajikistan tidak memberlakukan larangan atau larangan acara publik, dan Presiden Emomali Rahmon sendiri telah muncul di acara-acara publik hingga akhir Maret.

Tajikistan

Tajikistan juga dikenal sebagai negara otokratis yang tidak menghargai hak asasi manusia, termasuk internet, dan sensor informasi. Itu peringkat cukup rendah pada indeks kesehatan juga, dengan tingkat kematian yang tinggi.

Negara ini telah dinilai sebagai salah satu negara dengan risiko tertinggi untuk wabah epidemi, dan diberikan hibah $11 juta oleh Bank Dunia untuk menyiapkan penangananCOVID-19.

Turkmenistan

Turkmenistan yang berada di pantai Laut Kaspia juga melaporkan nol kasus. Negara yang berbatasan dengan Kazakhstan, Uzbekistan, Afghanistan, dan Iran. Ini adalah salah satu negara dengan populasi paling sedikit di Asia, hanya 5,6 juta.

Negara ini juga otokratis dan peringkatnya cukup rendah untuk hak asasi manusia, dengan Human Rights Watch menyebutnya salah satu "negara yang paling represif". Turkmenistan dikatakan memiliki kondisi kesehatan yang sangat buruk.

Mereka telah memberlakukan pembatasan wilayah yang tersebar di beberapa kota, tetapi tidak ada secara nasional. Mereka bahkan masih menggelar reli bersepeda massal pada Hari Kesehatan Dunia pekan lalu.

Banyak warga negara dan petugas layanan kesehatan telah menyatakan rasa takutnya untuk membahas virus corona baru ini, diduga karena ada “pelarangan” terhadap kata ‘coronavirus’ oleh pemerintah. Turkmenistan memiliki sejarah "menekan" fakta, terutama yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat dan wabah, termasuk wabah.

Baca Juga: 10 FOTO Suasana India Saat Lockdown yang Berujung Kekacauan

2. Dua negara di Afrika

15 Negara di Dunia Menyatakan Tidak Terjangkit Virus Corona, Kok Bisa?Ilustrasi virus corona. IDN Times/Sukma Shakti

Dua negara di Afrika yang melaporkan nol kasus adalah Lesotho dan Komoro. Alasan keduanya terbebas dari virus corona diduga karena memiliki keunggulan geografis.

Komoro

Negara kepulauan yang terletak di antara pantai timur benua Afrika dan pulau besar Madagaskar ini menerapkan lockdown di sebagian wilayahnya. Organisasi Kesehatan Dunia telah bekerja dengan pemerintah Komoro, menyaring pengunjung yang datang sejak Januari. Sekitar 250 orang dikarantina tetapi tidak ada yang dinyatakan positif. 

Lesotho

Negara yang benar-benar terkurung daratan di Afrika Selatan ini adalah salah satu dari tiga negara di dunia selain Kota Vatikan dan San Marin, yang sepenuhnya dikelilingi oleh yang lain. Lesotho adalah negara dataran tinggi; itu satu-satunya di dunia yang seluruhnya terletak lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut, dan titik terendahnya adalah 1.400 m di atas permukaan laut. 

Lesotho menerapkan lockdown hingga 21 April. Pemerintah Lesotho telah mengeluarkan intervensi ekonomi, terhadap sektor publik dan swasta serta pelajar, untuk melindungi warganya. Warga negaranya yang saat ini berada di luar negeri pun diminta tidak pulang kampung.

3. Delapan negara di Oceania

15 Negara di Dunia Menyatakan Tidak Terjangkit Virus Corona, Kok Bisa?Peta persebaran virus corona di dunia per 4 Maret (Dok. John Hopkins CSSE)

Benua yang menyumbang negara bebas virus corona terbanyak adalah Oceania. Delapan negara yang melaporkan tidak terjangkit COVID-19 di wilayah Oceania adalah negara-negara kepulauan Kiribati, Tuvalu, Tonga, Samoa, Kepulauan Marshall, Kepulauan Solomon, Nauru, Palau, Vanuatu, dan Negara Federasi Mikronesia.

Semua pulau-pulau ini memiliki populasi di bawah 700.000 dengan fasilitas layanan kesehatan yang sangat minim. Dengan jumlah populasi kecil, mereka dapat bertindak sangat cepat untuk menerapkan pembatasan.

Kebanyakan dari negara-negara ini dengan cepat mengumumkan keadaan darurat nasional. Para ahli mengatakan jika wabah terjadi di salah satu pulau ini, sebagian besar penduduk akan terdampak, karena tingkat komorbiditas di sini (penyakit jantung, kondisi dada, diabetes) sangat tinggi.

Nauru contohnya. Ini adalah negara terkecil di dunia setelah Monako, dan memiliki populasi terkecil setelah Tuvalu--hanya sekitar 10.000 orang. Hanya memiliki satu rumah sakit dan tidak ada ventilator.

Nauru menangguhkan penerbangan ke negara-negara lain serta pulau-pulau lain di dekatnya, dan mengurangi satu penerbangan yang tersisa ke Australia dari tiga kali seminggu menjadi sekali dua minggu. Hotel-hotel lokal diubah sebagai zona karantina dan setiap penduduk yang kembali dari Australia ditempatkan dalam karantina selama dua minggu.

Namun, pulau-pulau itu tidak bisa lockdown karena mereka bergantung pada impor untuk bertahan hidup. Tetapi sangat mungkin bahwa kelompok-kelompok pulau ini adalah tempat terakhir setelah Antartika yang akan tertular virus corona.

Baca Juga: [FOTO] Begini Suasana Belasan Negara dalam Lockdown karena COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya